Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Mendulang Berkah Abah Guru Sekumpul

×

Mendulang Berkah Abah Guru Sekumpul

Sebarkan artikel ini

Oleh : Salasiah, S.Pd
Pemerhati Sosial Keagamaan

Sebelum terbangunnya barisan persatuan kaum muslim yang merapat dalam barisan 212 terbentuk. Di Kalimantan Selatan sudah merapatkan barisan persatuannya di setiap tahun pada acara haulan Guru Sekumpul dengan titik pusat di Martapura. Persatuan itu juga sudah ada jauh semasa beliau masih hidup. Masyarakat muslim berbondong hadir, tidak hanya yang berasal dari Kalimantan Selatan saja, banyak yang berasal dari luar Kalimantan, bahkan luar neger, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Karamah yang beliau miliki sebagai seorang Wali pewaris Nabi Muhammad, menyentuh hati masyarakat muslim untuk bersama mendekat kepada kemulian dan keberkahan hidup yang mereka yakini akan mereka dapatkan ketika merapat bersama karamah beliau.

Baca Koran

Abah Guru Sekumpul Pemimpin Umat

Guru sekumpul yang bernama lengkap Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, sebagai ulama yang diyakini kedudukan beliau adalah sebagai Wali AllaH. Beliau adalah pemimpin umat yang menjadi rujukan dalam membantu mengatasi gelombang persoalan hidup yang dirasa masyarakat. Kedekatan dalam rujukan itulah sehingga beliau dipanggil Abah, karena beliau tidak hanya didekati masyarakat saat mengalami kegundahan hidup secara ruhiyah. Bahkan kesulitan ekonomi pun mereka adukan kepada abah guru sekumpul.

Tidak hanya muslim, mereka yang di luar Islam pun mendapat porsi yang tidak berbeda ketika beliau memberikan bantuan. Meminta petunjuk beliau supaya penyelesaian hidup yang mereka ambil tidak menyalahi aturan Allah, agar tetap mendapatkan keberkahan. Abah guru sekumpul adalah rujukan secara aqidah dan syariah masyarakat muslim Kalimantan khususnya.

Begitulah sejatinya pemimpin, menjadi rujukan karena adab dan amanah melayani rakyat, layaknya seorang ayah yang mendamaikan. Pemimpin yang memahami hakikat pelaksanaan urusan umat. Pemimpin yang memahami hakikat penciptaan bahwa segalanya harus bersandar kepada aqidah. Segala sesuatu sudah dalam aturan Allah SWT. Sehingga pemecahan masalahnya pun tidak boleh menjauh dari Allah. Abah guru sekumpul selalu mengingatkan untuk tidak berlepas diri dari Allah. Itulah yang menjadi kekuatan beliau yang menjadi magnet pengikat beliau di hati masyarakat,

Baca Juga :  SEKOLAH MAHAL ATAU PRESTASI

Terlepas dari kepanitiaan, H-7 dari kegiatan haul Guru Sekumpul ke-20 yang dilaksanakan pada hari Ahad (5/1/2025) ba’da shalat Isya. Dengan semangat cinta, Masyarakat juga ikut menyiapkan dan menyediakan rest area, yang dikelola atas nama pribadi dan kelompok masyarakat, di sepanjang perjalanan menuju tempat haul Sekumpul di Martapura dari berbagai arah. Rest area adalah contoh pelayanan yang pernah di berikan oleh pemerintah khilafah kepada ummat yang akan melakukan ibadah haji dari berbagai penjuru, pada masa kekhalifahan Utsman.

Rest area yang disiapkan atas inisiatif masyarakat menyambut, melayani, dan memfasilitasi jamaah haul guru sekumpul, tentu memerlukan dana yang tidak kecil. Hanya saja, sandaran kuat keimanan yang diwariskan guru sekumpul, meyakinkan setiap jiwa bahwa perbuatan baik akan mendapatkan kebaikan yang berlipat dari Allah, itulah keberkahan yang diharapkan masyarakat. Sederhananya keberkahan dengan tentramnya jiawa akan jaminan hidup oleh Allah.

Perjalanan menuju haul pun dianggap sebagai perjalanan menuju jihad untuk menggapai kemuliaan dihadapan Allah. Ada jamaah yang rela berjalan kaki dari provinsi tetangga, Palangkaraya menuju Martapura. Perjalanan yang ditempuh satu minggu itu ditempuh dengan keikhlasan. Dua orang telah jauh hari menabung dan rela hanya dengan mengayuh sepeda dari Medan menembus provinsi untuk bisa langsung berhadir. Perjalanan yang ditempuh tak terasa berat ketika dalam perjalanan merasa dikawal oleh keimanan kepada Allah dan disokong oleh masyarakat yang juga beriman.

Pemerintah Menjaga Keberkahan

Pemerintah daerah pun tidak ketinggalan memberi sokongan dan kemudahan. Pemkab menyediakan sarana transportasi bis gratis untu keberangkatan warganya. ada juga yang secara pribadi menyediakan armada travel dan ojeknya untuk mempermudah perjalanan jamaah haul.

Pihak kepolisian bersama relawan juga memberikan pengamanan dan pengawalan dalam memperlancar jalur perjalanan menuju tempat haul. Pemerintah menjaga suasana keimanan itu terus berjalan tanpa menghambat apalagi menghalangi. Terlepas dari nama besar Abah guru sekumpul sebagai ikon kebanggan pemerintah daerah atau indikasi lainnya untuk keberlangsungan pemerintahan. Namun dalam pelaksanaan haul guru sekumpul, pemerintah sungguh telah menjadi pelayan umat dalam pelaksanaan pemerintahannya. Tidak ada jamaah sebagai warga yang terlantar, pun mereka dari wilayah yang jauh dan tidak dikenal. Pada momen haul yang dirasa hanyalah persaudaraan muslim atas dasar iman dalam menyambut berkah.

Baca Juga :  Hukum Rimba Jalan Raya

Suasana masyarakat yang dipenuhi keimanan ini lah yang menjadi pembelajaran politik secara praktis oleh Rasulullah kepada kaum dan kabilah di luar Madinah. Praktik praktis pelaksaan hukum dan aturan Islam yang dijalankan oleh khalifah menjadi adab dan adat. Hal itu membuat kaum kafir berbondong-bondong untuk hidup dalam tata aturan Islam. Aturan Allah yang tidak membawa kepentingan apapaun dan siapapapun. Sehingga adab antara pemimpin dan masyarakat berdasarkan adab keimanan. Tidak ada kebohongan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Human interest yang dibangun oleh Abah guru KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani adalah dari Allah, untuk Allah, dan kembali kepada Allah. Maka semua cinta dan keinginan akan didapat dalam keberkahan.

Politik dalam Islam dipahami secara sederhana sebagai pengaturan urusan ummat. Perjalanan para jamaah haul guru Sekumpul menjadi rule model pengurusan masyarakat dalam Islam. Rasulullah sebagai pememimpin pemerintahan di Madinah menegakkan keimanan sebagai tonggak dasar bangunan masyarakatnya.

Aturan dijalankan berdasarkan atas sandaran Al-Qur’an berupa larangan dan perintah Allah dalam ketaatan syariah. Bukti kecintaan kita kepada Abah guru Sekumpul, tentu kita mentatati warisan petuahnya, apalagi beliau dipercaya sebagai salah satu wali Allah.

Semoga sekembalinya kita dari haul Abah guru Sekumpul, kita mendulang berkah Abah Guru Sekumpul. Menjadikan ruhiyah keimanan kita menjadi kaya, menuntun kita untuk kembali berpegang kepada jalan Allah, bertaat kepada setiapa aturan dan larangan Allah. Tidak hanya sebatas pribadi, tapi penerapan aturan yang membawa keberkahan dalam setiap pengurusan urusan, keluarga sampai rakyat sebagai masyarakat. Aturan Allah yang rahmatan lil ‘alamin tidak terputus sampai ke tataran aturan negara yang dicontohkan Rasulullah. Wallahu’alam Bisshawab.

Iklan
Iklan