WASHINGTON, Kalimantanpost.com –
Donald Trump resmi menjabat sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat setelah mengambil sumpah jabatan pada pukul 12:02 siang waktu setempat di Capitol Rotunda, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Trump mengambil sumpah jabatan dengan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts, yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pidato pelantikan oleh Trump sebagai Presiden AS periode 2025-2029.
Sebelumnya Trump dan Joe Biden tiba di Capitol Rotunda pada pukul 10:48 pagi waktu Washington DC untuk acara pelantikan presiden AS.
Trump dan Biden bersama-sama menumpangi satu mobil bersama konvoi mobil lainnya dari Gedung Putih ke Capitol Rotunda.
Dari kumpulan para tamu undangan, terlihat Elon Musk, Jeff Bezos, Mark Zuckerberg, Bill dan Hillary Clinton, Mike Pence, George W and Laura Bush, serta Barack Obama hadir di Capitol Rotunda.
Acara pelantikan dimulai dengan perkenalan para mantan presiden dan wakil presiden beserta pasangan mereka yang turut hadir dalam acara pelantikan tersebut.
Acara dilanjutkan dengan penampilan dari penyanyi opera Christopher Dean Macchio yang menyanyikan lagu berjudul “O, America”, yang diikuti dengan perkenalan Joe Biden dan Kamala Harris pada acara pelantikan.
Setelah Donald Trump diperkenalkan dalam acara pelantikan tersebut, acara kemudian berlanjut dengan pidato dari Ketua JCCIC Senator Amy Klobuchar dan pidato dari Senator Deb Fischer, serta doa bersama.
Presiden AS Donald Trump, saat menyampaikan pidato pelantikannya di Capitol Rotunda, Washington DC, berharap agar bisa dikenang sebagai pembawa perdamaian dan pemersatu.
Dalam pidatonya yang dipantau secara daring pada Selasa dini hari, Trump mengatakan keberhasilan AS dalam membawa perdamaian tidak hanya diukur dari perang yang AS menangkan tetapi juga perang yang AS akhiri.
“Mungkin yang terpenting, perang yang tidak pernah kita ikuti. Warisan yang paling membanggakan adalah warisan seorang pembawa perdamaian dan pemersatu. Itulah yang saya inginkan,” lanjut Trump.
Salah satu warisannya, menurut Trump, adalah berhasil melepaskan para sandera di Timur Tengah sehari sebelum dia menjabat sebagai Presiden AS.
Dia menilai warisan perdamaian seperti itu dapat membuat AS kembali dihormati oleh negara lain dan membangkitkan rasa kagum dari seluruh dunia kepada AS.
Sebelumnya, perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Minggu (19/1) dengan sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, menyerahkan tiga tawanan Israel dan 90 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel diharapkan akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata sebagai bagian dari perjanjian tersebut.
Perjanjian kesepakatan gencatan senjata antara Palestina dan Israel di Gaza dimediasi oleh Qatar, Mesir dan AS. (Ant/KPO-3)