Banjarbaru, Kalimantanpost.com – Beberapa wilayah di Banjarbaru masih dilanda banjir, meski upaya normalisasi sungai dan pembangunan kawasan resapan air di Gunung Kupang telah dilakukan. Daerah terdampak meliputi Pengayuan, Landasan Ulin, dan Guntung Manggis.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Banjarbaru, Deny Pramudji, menjelaskan bahwa penanganan banjir di wilayah ini masih mengikuti master plan yang baru rampung pada 2023. “Master plan ini dibagi dalam tiga tahap: jangka pendek lima tahun, jangka menengah 6–20 tahun, dan jangka panjang di atas 20 tahun,” ujar Deny.
Ia menyebutkan, tahap jangka pendek sudah mulai dijalankan, namun terdapat kendala dalam pelaksanaan. “Hingga kini, kami masih mengevaluasi, termasuk titik banjir baru dan efektivitas konsep penanganan yang sudah dilakukan,” ungkapnya.
Salah satu rekomendasi dalam master plan adalah pembangunan penampang sungai ideal di beberapa lokasi. Namun, beberapa wilayah seperti Kertak Baru Cempaka yang kerap menjadi langganan banjir, masih membutuhkan perhatian lebih.
Deny memastikan bahwa evaluasi ini bukan merupakan revisi total, melainkan penyempurnaan untuk meningkatkan efektivitas penanganan banjir. “Kami ingin memastikan hasil yang lebih maksimal,” jelasnya.
Saat ini, Tim PUPR bersama konsultan terus mengumpulkan data terbaru terkait banjir. Data tersebut akan dibandingkan dengan master plan untuk memastikan apakah penanganan di lokasi terdampak sudah sesuai atau belum.
Menurut Deny, banjir yang masih terjadi di beberapa titik menunjukkan bahwa banyak kegiatan yang belum terlaksana dalam kurun satu tahun ini. “Master plan ini memang masih dalam tahap awal, jadi kami terus berupaya untuk menyesuaikan pelaksanaan dengan kebutuhan di lapangan,” ujarnya.
Ke depan, Dinas PUPR akan melakukan analisis lebih lanjut terhadap hasil evaluasi. “Kami akan memastikan apakah penanganan di lokasi-lokasi tersebut sudah sesuai dengan perencanaan atau masih membutuhkan langkah tambahan,” pungkas Deny. (Dev/K-3)