PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Minimnya permintaan masyarakat dan turunnya tarif listrik berdampak pada penurunan indek harga konsumen pada Januari 2025, sehingga Kalteng mengalami deflasi -0,54 persen.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Agnes Widiasturi, didampingi Plt Sekdaprov Kalteng yang diwakili Asisten II, Sri Widanarni, pada rilis bulanan, di Palangka Raya, Senin (3/2/2025).
Agnes Widiastuti mengungkapkan, dari empat daerah sebagai sampel perkembangan harga, tiga daerah mengalami deflasi, dan hanya satu daerah yang mengalami inflasi.
Daerah yang mengalami deflasi itu, diantaranya Palangka Raya -0,15 persen, sebagai terendah dan tertinggi inflasi Kota Kapuas 0,97 persen.
Selain turunnya tarif listrik hingga 50 persen, dengan andil mencapai 1,52 persen, penyebab deflasi di Kota Palangka Raya, beberapa komoditas mengalami penurunan cukup signifikan, diantaranya bawang merah dengan andil -0,03 persen.
Penyebab deflasi lainnya dikarenakan penurunan harga tomat -0,02 persen, bahan bakar, dan lain-lain. Meski demikian, ada saja komoditas yang mengalami kenaikan seperti di Kota Kapuas, dimana harga ayam ras naik hingga Rp40 ribu per kg, yang disebabkan kurangnya pasokan saat peringatan haul Guru Sekumpul.
Lebih lanjut diungkapkan, perkembangan hunian hotel, jumlah kunjungan penerbangan, ekspor-impor melemah dan negara perdagangan yang masih surplus. (drt/KPO-4).