Penutupan TPA oleh KLH tidak hanya di Banjarmasin,tetapi tidak menutup kemungkinan bakal dialami sejumlah daerah di Kalsel yang kini sudah diberikan peringatan
BANJARMAISN, Kalimantanpost.com – DPRD Kota Banjarmasin menilai, bahwa rekomendasi penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan sampah.
Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Muhammad Isnaini mengatakan, menutup TPA Basirih justru berpotensi memunculkan masalah baru yang akan lebih kompleks.
“ Saat ini saja pasca ditutupnya TPA Basirih, Kota Banjarmasin sedang menghadapi darurat sampah,” kata Isnaini.
Kepada [KP] Senin (10/2/2025) Isnani berharap, menyusul penutupan TPA ini agar menjadi perhatian serius secara totalitas dan komprehensif bagi Pemko Banjarmasin melalui upaya kongret dalam menyikapi masalah tersebut secepatnya.
Untuk jangka pendek Isnani meminta, pihak Pemko Banjarmasin dengan dukungan Pemprov Kalsel agar melakukan lobi kepada Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) agar memberikan kelonggaran terkait penutupan TPA Basirih.
Masalahnya tandas Isnani, penutupan TPA oleh KLH tidak hanya di Banjarmasin,tapi tidak menutup kemungkinan bakal dialami juga oleh sejumlah daerah di Kalsel yang kini terancam juga ditutup.
Disebutkan unsur pimpinan dewan dari Partai Gerindra ini, tidak kurang 300 lebih TPA sejumlah daerah di Indonesia oleh KLH ditutup karena dinilai tidak memenuhi persyaratan.
Terkait program jangka panjang Isnaini meminta, Pemko Banjarmasin menyiapkan perencanaan yang matang dalam pembenahan dan pengelolaan sampah di Kota Banjarmasin ini.
Menurutnya, perencanaan yang matang sangat dibutuhkan dan harus diikuti dengan implementasi yang baik agar dapat mengatasi permasalahan sampah secara efektif sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
“Pihak dewan sendiri baik dari segi regulasi dan pendanaan akan terus memberikan dukungan kepada Pemko Banjarmasin terkait upaya pengelolaan sampah di kota ini,” katanya.
Lebih jauh Isnaini berharap, untuk solusi jangka panjang, penggunaan teknologi insinerator untuk mengelola sampah dapat segera direalisasikan.
Diungkapkannya, teknologi yang sudah lama diwacakan Pemko Banjarmasin kiranya bisa diwujudkan. Masalahnya, karena melalui teknologi ramah lungkungan ini sampah dapat diolah menjadi pembangkit listrik.
Kembali Isnaini yang tercatat lima periode menjadi DPRD Banjarmasin ini menyampaikan harapannya, Pemko Banjarmasin pasca ditutupnya TPA Basirih dalam waktu dekat menemukan solusi terbaik dan lebih efektif dalam mengelola sampah di kota ini.
“ Meski disadari tugas itu menjadi tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup , namun SKPD terkait lainnya dan masyarakat juga punya tanggung jawab yang sama dalam dalam penanganan masalah sampah di kota ini,” tutup Isnaini. (nid/K-3)