BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas agar tetap terjaga, termasuk makanan bergizi.
Menunjang program Presiden tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel melakukan berbagai terobosan daerah ini bisa menjadi salah satu ketahanan pangan nasional.
“Dulu kita pernah swasembada pangan di zaman pak Soeharto. Ketika itu begitu mudahnya kita untuk meraih pangan kita berdikari berdiri di atas kaki sendiri tidak perlu impor beras,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Syamsir Rahman di acara Podcast Cloteh Sukro, Selasa (11/2/2025) sore.
Namun, beberapa periode pemerintahan selanjutnya Indonesia bukan lagi sebagai lumbung pangan.
“Padahal dulu para petani tidak mengenal yang namanya pupuk Urea dan lain-lainya. Pupuk yang dipakai menanam hanya alami, tapi kita berhasil dalam swasembada pangan,” paparnya.
Nah, lanjut dia, berdasarkan pengalaman tersebut, di masa sekarang ini Indonesia bisa kembali menjadi swasembada beras, asalkan dalam melaksanakan program kegiatan benar-benar untuk kepentingan rakyat dan tak ada muatan politis.
Ditambahkan Syamsir, pihaknya pun berupaya Kalsel menjadi salah salah satu provinsi di Indonesia sebagai daerah ketahanan pangan.
Alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru ini pun terus mengembangkan lumbung pertanian di Kalsel yang dulunya hanya tiga daerah yakni Barito Kuala, Tapin dan Tanah Laut saja.
“Saya pun berusaha agar penghasil pertanian bisa berkembang ke seluruh daerah di Kalsel. Alhamdulillah, sekarang bisa berkembang di 11 Kabupaten dan hanya dua daerah yang tak punya lahan pertanian yakni Banjarmasin dan Banjarbaru,” paparnya.
Namun, lanjut dia, yang paling banyak mengkonsumsi beras adalah Banjarmasin dan Banjarbaru . Karena itu, dirinya berusaha meminta Banjarmasin dan Banjarbaru melakukan kontrak kerjasama membeli beras di kabupaten tetangga terdekat dan tak perlu lagi mendatangkan beras dari Jawa.
“Kalau ada kontrak kerjasama itu akan membantu petani di Banua, sehingga kesejahteraan mereka pun meningkat,” paparnya.
Terobosan lain yang dilakukan Syamsir menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian Kalsel yang tadinya masa musim tanam hanya sekali menjadi dua sampai tiga kali dalam setahun di daerah Tanah Laut dan Tapin.
Apalagi pertanian sekarang ini semakin berkurang dengan si petani punya anak, persawahan pun dibagi. Belum lagi dulunya daerah persawahan menjadi perumahan dan tak mungkin musim tanam padi hanya sekali saja.
“Alhamdulillah masa musin tanam petani di tempat kita tersebut berhasil dilakukan dua sampai tiga kali dalam setahun,” ungkapnya.
Beberapa terobosan yang dilakukan membuat Kalsel yang sebelumnya menempati peringkat 15 provinsi di Indonesia penyangga pangan nasional, terus naik tiap tahun ke peringkat 12 dan sekarang di posisi 11 nasional.
Lalu, Syamsir pun bercerita di masa musim banjir membuat persawahan teredam sehingga aktivitas pertanian bisa berjalan.
“Para petani pun ‘menangis’ dan saya Kepala Dinas Pertanian pun ikut juga menangis memikirkan nasib mereka,” ujarnya.
Mantan Plh Bupati Tanah Laut selama 1,5 tahun ini pun kembali terobosan menanam padi apung di daerah yang rentan terendam banjir seperti di Sungai Tabuk dan beberapa daerah lainnya.
Menurut dia, panen padi apung telah dilaksanakan di beberapa kabupaten seperti HSS, Barito Kuala, Balangan, HST, HSU, Banjar, dan Tanah Bumbu. Terakhir panen padi apung di desa Sungai Tabuk karena di sana terdapat banyak lahan yang sering terendam akibat musim hujan, sehingga cocok untuk penanaman padi apung.
“Padi apung tidak hanya ditanam pada musim banjir tapi juga dapat menjadi alternatif pengganti lahan pertanian yang sempit dan membantu produksi pangan di daerah yang terkendala kekurangan lahan penanaman padi seperti Banjarmasin,” ucapnya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan menggelar panen perdana padi apung di Desa Sungai Pinang lama Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, Selasa (20/8/2024).
Hasil dari panen perdana tersebut membuktikan bahwa padi apung dapat diterapkan di wilayah Kalimantan Selatan, khususnya di daerah rawa dan air pasang surut.
Menurut Plh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel Imam Subarkah, program padi apung ini menjadi solusi bagi para petani yang terkendala kekurangan lahan penanaman padi.
“Panen padi apung telah dilaksanakan di beberapa kabupaten seperti HSS, Barito Kuala, Balangan, HST, HSU, Banjar, dan Tanah Bumbu. Kali ini panen padi apung dilakukan di desa Sungai Tabuk karena di sana terdapat banyak lahan yang sering terendam akibat musim hujan, sehingga cocok untuk penanaman padi apung,” ungkapnya.
Oleh karena itu, padi apung yang ditanam di kabupaten Banjar pada program panen perdana ini mencapai 5,3 ton dengan luas lahan 0,1 hektare.
Dia menambahkan padi apung ini pun mendapat apreasi berbagai pihak, pemerintah pusat. (ful/KPO-3)