oleh: MU’MINAH SPd
Lamongan (15/1/2025), Warga digegerkan dengan penemuan seorang mayat yang telah membusuk di sebuah warkop yang telah lama tutup. Mayat yang ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan terungkap sebagai korban pembunuhan. Dan pelakunya adalah teman korban sendiri. Setelah penyelidikan lebih lanjut dan hasil optopsi, terungkap bahwa korban adalah seorang pelajar berusia 16 tahun warga lamongan. Dan pelaku adalah teman korban berusia 16 warga lamongan juga.
Terkuak motif pembunuhan adalah karena cinta pelaku ditolak oleh korban. Menurut keterangan kepolisian, motif pembunuhan ini telah direncanakan dan terjadi di tempat mayat korban ditemukan.
“Pelaku membunuh korban dengan cara menjeret kerudung milik korban ke lehernya. Selain itu pelaku juga memukul korban beberapa kali pada bagian perut dan mata bagian kanan. Lalu membenturkan kepala korban ke tembok dan terjadi pendarahan,” ungkap AKBP Bobby (17/1/2025).
Adapun peristiwa ini disebabkan banyak faktor, mulai dari lemahnya kontrol emosi, minimnya pendidikan moral, dan pengabaian kesehatan mental di kalangan remaja saat ini. Bisa dikatakan pula lingkungan sosial yang kurang suportif yang berkontribusi memperburuk kondisi saat ini.
Pun demikian halnya media yang hari seolah menjadi ‘guru’ bagi generasi yang rendah pula dari segi literasi. Berbagai kondisi yang melingkupi ini adalah buah dari kehidupan yang diatur dengan sistem sekuler kapitalisme.
Sekulerisme membuat jauh dari agama, sehingga membuat lalai terhadap hukum syara’; halal dan haram semakin ditinggalkan. Di sisi lain, Kapitalisme membuat ukuran kebahagiaan menjadi sempit, yakni hanya dari materi atau terpenuhinya keinginan seseorang. Sehingga akhirnya tujuan tersebut menghalalkan berbagai cara, demikian pula dalam hal emosi di lampiaskan berdasarkan hawa nafsu.
Berbagai persoalan generasi saat ini jelas membutuhkan sistem yang mampu memberikan solusi yang komprehensif. Yakni sistem yang dimaksud di sini adalah sistem Islam.
Berbeda halnya dengan kapitalisme sekuler yang telah kita bahas di atas tadi, Islam menjadikan pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan akhlak yang mulia, pengendalian diri, dan pemahaman yang benar terhadap hubungan antar manusia, atau dengan kata lain membentuk kepribadian islam.
Islam juga memiliki aturan yang jelas terkait pergaulan laki-laki dan perempuan untuk mencegah timbulnya fitnah dan perilaku yang melampaui batas. Sistem sosial Islam akan menjaga pergaulan sesuai dengan tuntutan hukum syara’. Tentunya dengan aturan ini, maka hubungan antara remaja laki-laki dan perempuan akan diarahkan agar tetap dalam batas yang wajar, sehingga mencegah terjadinya hubungan yang merusak moral atau memicu terhadap konflik emosional.
Dengan dukungan penerapan syariat Islam dalam berbagai bidang yang lainnya(secara keseluruhan) kasus tragis seperti ini dapat dicegah sejak dari akar permasalahannya. Tentunya pula, para pelajar atau remaja dapat mengoptimalkan potensinya pada kebaikan dan aman shalih, sehingga akan menjadi generasi yang hebat dan taat syariat serta paham akan ilmu yang dipelajari. Wallahu’alam bisshawab