Oleh : HASANUDDIN& NORLIAN
Dalam sejarahnya, Islam pernah menjadi pusat peradaban yang gemilang dengan kontribusi besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, di era digital ini, umat menghadapi tantangan baru: bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam dunia yang terus berkembang secara teknologi. Jika tidak, ada risiko besar bahwa cara beragama menjadi ketinggalan zaman dan terputus dari realitas kehidupan sehari-hari.
Masalah ini bukan sekadar wacana akademik, melainkan kenyataan yang semakin terlihat. Ketika umat gagal membangun narasi Islam dalam perkembangan teknologi, maka teknologi itu sendiri akan berkembang dengan cara yang tidak mempertimbangkan nilai-nilai Islam. Hal ini menciptakan celah yang memungkinkan sekularisme semakin mendominasi ruang publik, karena umat sendiri tidak memiliki daya saing untuk menawarkan solusi berbasis Islam terhadap tantangan zaman.
Industri dan inovasi saat ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi tinggi. Dari kecerdasan buatan hingga revolusi industri 4.0, semua sektor kehidupan telah mengalami transformasi besar. Jika umat Islam tidak mampu menyesuaikan diri, mereka akan semakin terpinggirkan, bukan karena ajaran Islam tidak relevan, tetapi karena tidak ada upaya serius untuk menjadikannya bagian dari arus perubahan.
Oleh karena itu, tugas umat bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta. Islam harus diejawantahkan dalam sistem ekonomi digital, kecerdasan buatan, pengelolaan data, hingga kebijakan teknologi global. Umat harus mampu mengembangkan teknologi yang tidak hanya maju secara teknis, tetapi juga berlandaskan etika Islam. Dengan demikian, mereka yang bergerak dalam dunia teknologi tidak harus memilih antara keberagamaan dan profesionalisme, tetapi justru melihat keduanya sebagai bagian yang saling melengkapi.
Integrasi Islam dan teknologi bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Jika tidak, umat akan selalu menjadi konsumen dalam arus perubahan, tanpa pernah menjadi pihak yang menentukan arah. Saatnya membangun peradaban digital yang tidak hanya maju dalam inovasi, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai Islam.