Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Lifestyle

Ini Tips Pencegahan dan Penanganan Komplikasi Diabetes Saat Puasa

×

Ini Tips Pencegahan dan Penanganan Komplikasi Diabetes Saat Puasa

Sebarkan artikel ini
IMG 20250307 WA0008 e1741319437801
dr Mia Yulia Fitrianti, Sp.FM, MH. (Kalimantanpost.com/Repro pribad

Oleh : dr Mia Yulia Fitrianti, Sp.FM, M.H (IDI Cabang Banjarmasin)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Berdasarkan data statistik 2024 semester I penduduk Indonesia 87,08 persen beragama islam dengan jumlah 245.973.915 jiwa. Berdasarkan Data Kementerian Kesehatan menunjukkan angka pengidap diabetes di Indonesia saat ini telah mencapai 19,5 juta jiwa.
Jumlah tersebut diprediksi akan melonjak mencapai 28,5 juta penduduk pada 2045. Usia rata- rata penderita 20-79 tahun.

Baca Koran

Agama dan kesehatan saling berkaitan, terdapat tiga cara agama mempengaruhi kesehatan. Pertama pandangan suatu agama terhadap penyakit serta cara menginterpretasikan rasa sakit.

Kedua pandangan komunitas suatu agama terhadap suatu penyakit tertentu dan apa penyebab para tetuah terdahulu menderita penyakit

Ketiga pandangan agama sebagai mediator konflik yang terjadi pada penerapan pengobatan klinik.

Menurut Rukun Islam, yang salah satunya puasa pada bulan Ramadhan yang sifatnya wajib, tetapi diperbolehkan untuk berbuka apabila terjadi hal yang buruk pada kesehatannya.

Berpuasa pada bulan Ramadhan merupakan kegiatan yang dipercaya memiliki berbagai macam manfaat pada kesehatan fisik dan kesehatan jiwa.

Sebelum membahas tentang sesorang menderita penyakit diabetes dengan melaksanakan puasa, perlu dulu apa itu diabetes.

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah kronis atau menahun (Punthakee, Goldenberg, & Katz, 2018). Diabetes terjadi karena pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang sudah produksi secara efektif (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Terdapat pulau Langerhans pada pankreas, salah satunya tersusun atas sel beta yang dapat menghasilkan hormon insulin (Hall, 2016). Insulin merupakan hormon yang menstimulasi penyerapan glukosa ke dalam otot dan lemak (Lanfranco, Ghigo, & Strasburger, 2016).

Puasa dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh, disebabkan karena terjadi perubahan jumlah karbohidrat ataupun lemak yang dikonsumsi.

Salah satu kondisi yang paling dipengaruhi adalah apabila seseorang menderita diabetes mellitus tipe 2. Penderita diabetes mellitus tipe 2 kadar gula darah dapat mengalami penurunan dengan baik. Tetapi juga beresiko terjadi hipoglikemia.

Oleh karena itu, pada penderita diabetes mellitus tipe 2 yang ingin berpuasa pada bulan Ramadhan disarankan untuk melakukan konseling mengenai kondisi kesehatan, nutrisi, dan aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes mellitus tipe 2 ketika sedang berpuasa Ramadhan.

Baca Juga :  Hukum Puasa Bagi Pekerja Berat

Pada penderita diabeter tipe 2 tidak terkontrol komplikasi yang sering terjadi pada saat pasien berpuasa adalah hipoglikemia. Risiko terjadi hipoglikemia penderita diabetes mellitus tipe 2 mencapai 7,5 kali lipat lebih besar.

Hal ini disebabkan karena kondisi penyakit yang tidak terkontrol, waktu puasa yang sangat panjang pada beberapa negara, tidak melakukan sahur atau bangun di bangun hari untuk makan sebelum memulai untuk berpuasa dan tidak mengonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan dosis ataupun waktu yang telah ditetapkan.

Komplikasi kedua yang sering terjadi adalah hiperglikemia. Resiko mengalami hiperglikemia pada saat berpuasa lima kali lebih meningkat. Hal ini disebabkan oleh porsi berbuka yang terlalu banyak dan inisiatif sendiri untuk mengurangi konsumsi obat atau mengurangi dosis obat diabeter karena ketakutan mengalami hipoglikemia.

Komplikasi ketiga adalah keadaan ketoasidosis diabetik. Hal ini terjadi pada saat pasien berbuka tidak mengonsumsi makanan dengan porsi seharusnya atau kurang dari kebutuhan tubuh, mengalami stress akut ataupun infeksi akibat penyakit lainnya.

Dengan penanganan yang baik, puasa pada penderita diabeter, terutama diabeter tipe 2 dapat tetap dilakukan dengan melakukan managemen diri, melakukan pemeriksaan glukoasa secara teratur dapat dilakukan dengan selfmonitoring of blood glucose (SMBG) atau dengan cara continuous glucose monitoring (CGM).

Pemeriksaan ini berfungsi untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi penyakit diabetes mellitus (Patton, 2015). Pemeriksaan ini juga diharapkan mampu mengidentifikasi dengan cepat apabila terjadi hipoglikemia pada tubuh seorang penderita diabetes mellitus.

Melakukan pola diet yang baik. Permasalahan pada saat berpuasa adalah asupan nutrisi dengan porsi berlebihan dan waktu tidur yang berkurang. Nutrisi yang dikonsumsi juga sebaiknya merupakan karbohidrat kompleks dan akan lebih baik apabila dikonsumsi ketika sahur.

Pada saat waktu diperbolehkan untuk makan, penderita diabetes mellitus juga harus meningkatkan asupan cairan untuk memastikan agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.

Rekomendasi diet lainnya adalah dengan meningkatkan asupan buah dan sayur, sehingga menurunkan jumlah asupan lemah dan gula simpleks yang dikonsumsi.

Selain itu latihan fisik dalam mencegah terjadinya komplikasi diabetes seperti yang dijelaskan diatas pada penderita diabetes tipe 2 harus melakukan aktivitas fisik kurang lebih 2 jam setelah berbuka puasa.

Aktivitas sedang berat sebaiknya dilakukan pada saat malam hari ketika diperbolehkan makan ataupun minum.

Baca Juga :  Hal Perlu Diperhatikan Saat Minum Obat Antibiotika Selama Puasa

Penderita diabeter harus tahu kapan dirinya harus berbuka puasa. Penderita diabetes sebaiknya berbuka puasa apabila tubuh mengalami hipoglikemia dengan kadar gula darah sewaktu 70 mg/dl. atau kurang dari 3,9mmol/L.

Selain itu, seseorang sebaiknya berbuka puasa juga apabila tubuhnya mengalami hiperglikemia dengan kadar gula darah mencapai lebih dari 300mg/dL atau lebih dari 16,6mmol/L.

Apabila tidak memungkinkan melakukan pemeriksaan kadar gula darah, maka kondisi hipoglikemia atau hiperglikemia dapatdiketahui dengan melihat gejala yang timbul pada seseorang, khususnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Gejala hipoglikemia, kurangnya kadar glukosa dalam darah diantaranya adalah bergetar, kedinginan atau berkeringat, palpitasi atau berdebar, merasa sangat kelaparan, status mental mengalami perubahan seperti kebingungan atau penurunan kesadaran, serta nyeri kepala.

Sementara pada keadaan hiperglikemia atau kadar glukosa berlebih dalam darah yang dapat terjadi adalah munculnya rasa haus yang ekstrem, rasa lapar, seringnya buang air kecil, merasa kelelahan, kebingungan, mual atau muntah, serta nyeri perut.

Terapi yang bisa dilakukan pada penderita hipoglikemia ringan-sedang adalah pemberian makanan tinggi glukosa (karbohidrat), pemberian glukosa 15 gram (2-3 sendok makan) dilarutkan dalam air diberikan pada pasien yang masih sadar.

Lakukan pemeriksaan gula darah setiap lima belas menit ulangi pemberian sampai gula darah mencapai 70 mg/dl. Setelah gula darah kembali normal pasien diminta untu makan atau mengkonsumsi scnak untuk mencegah berulangnya hipglikemia. Bila tidak sadar bawa penderita diabetes tersebut ke rumah sakit terdekat.

Hipoglikemia dapat dialami baik oleh pasien DM tipe 1 maupun pasien DM tipe 2. Hipoglikemia dapat terjadi secara akut, tiba-tiba dan dapat mengancam nyawa. Maka dari itu, pengetahuan tentang hipoglikemia, baik terhadap pencegahan, terapi dan monitoring harus diperhatikan jika terjadi hipoglikemia terutama pada saat menjalani puasa.

Penderita diabetes mellitus tipe 2 dan tipe 1 harus mengetahui cara melakukan manajemen diabetes mellitus ketika berpuasa Ramadhan. Manajemen yang dilakukan berkaitan dengan keinginan dari dalam diri sendiri, pemeriksaan glukosa secara teratur, asupan nutrisi yang adekuat dan seimbang, aktivitas fisik sesuai, dan mengetahui waktu penderita diabetes mellitus harus berbuka puasa sebelum tiba waktunya.

Selain itu, manajemen diabetes mellitus juga termasuk mengonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan kebutuhan dan anjuran tenaga kesehatan. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan