Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

RAMADAN BULAN ISTIMEWA

×

RAMADAN BULAN ISTIMEWA

Sebarkan artikel ini
Ahmad Barjie B
Ahmad Barjie B

Oleh : AHMAD BARJIE B

Ramadan adalah bulan yang sangat mulia di antara 12 bulan Hijriah. Itu sebabnya para ulama memberi nama Ramadan dengan banyak nama, sesuai dengan keistimewaan yang ada di dalamnya.

Baca Koran

Pertama, Ramadan disebut syahrullah, bulan Allah, maksudnya Allah sendiri yang akan memberi pahala ibadah hamba-Nya sesuai yang dikehendaki-Nya. Kedua, syahrul ‘ala-i, bulan yang penuh kenikmatan dan lumpahan karunia, baik karunia pahala ibadah maupun rezeki makan minum malam hari juga banyak di bulan Ramadan. Ketiga, syahrun quran, bulan di dalamnya diturunkan Al Quran di malam Qadar, jadi alangkah baiknya di bulan ini kita perbanyak tadarus Al Quran, membaca dengan baik dan benar sekaligus mempelajari isi kandungannya, sehingga bulan ini juga disebut syahrut tilawah. Keempat, syahrun najah, bulan pelepasan dari azab neraka, karena Allah akan membuka pintu sorga dan menutup pintu neraka. Kelima, syahrun jud, bukan keikhlasan manusia menolong sesamanya, khususnya fakir miskin, karena itu perbanyaklah menolong sesama di bulan itu, baik berupa zakat, infaq maupun sedekah. Keenam, syahrul muwasah atau syahrur rahmah, bulan Allah memberi pertolongan dan rahmat kepada orang yang berhajat, maksudnya orang-orang lemah dan butuh pertolongan sering terbantu di bulan ini lewat kemurahan orang-orang kaya dan semua orang akan mendapatkan rahmat-Nya. Ketujuh, syahrus shabri, bulan melatuh kita untuk sabar, menahan makan, minum dan segala hal yang membatalkan puasa. Juga disebut syahrul ‘ied, sebab menutup Ramadhan kita akan merayakan Idul fitri dengan penuh kebahagiaan dan kegembiraan. Tegasnya Rasul bersabda: (Tidak ada bulan yang lebih baik bagi kaum muslimin daripada bulan Ramadan).

Banyaknya keistimewaan dan kemuliaan Ramadan ini tentu tidak dapat diuraikan satu persatu. Oleh karena itu, hanya dikupas sedikit saja di antaranya. Pertama, Ramadan sebagai bulan Allah dan bulan penuh rahmat. Allah selalu memberikan rahmat-Nya yang tidak terhingga kepada hamba-hamba-Nya yang memohon kepada-Nya. Karena itu mari kita sambut dan jalani Ramadhan dengan suka cita dan lapang dana. Kita perbanyak amal yang akan mengundang rahmat Allah dan balasan surga, dan kita jauhi maksiat yang mengundang laknat dan ancaman neraka. Dan kita perbanyak istighfar untuk bertaubat dari segala dosa. Oleh sebab itu selama Ramadan dianjurkan banyak berdoa memohon rahmat, pengampunan dari dosa, diberikan sorga dan dijauhkan dari siksa neraka. Dalam sebuah hadits diterangkan: (Apabila sudah masuk bulan Ramadan, dibukalah semua pintu surga dan ditutup rapat semua pintu neraka, dan dibelenggu semua syeitan).

Baca Juga :  Stunting, Mampukah Diselesaikan?

Biasanya di bulan Ramadan kaum muslimin ramai dengan aktivitas ibadah tarawih, tadarus Al Quran, kuliah subuh, pengajian, amal saleh, sedekah, dll. Semua ini dapat dimaknai sebagai jalan-jalan menuju pintu surga. Karena itu mari kita libatkan diri secara maksimal di dalamnya dengan penuh ikhlas. Nabi bersabda, “Barang siapa melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka Allah akan ampuni dosanya yang telah lalu”.

Puasa dengan baik tentu bukan sekadar menahan makan, minum dan bergaul suami istri, tetapi juga aktif dalam perbuatan terpuji dan menjauhi perbuatan tercela. Kalau kita tidak bisa menjaga semua itu dikhawatirkan ibadah puasa akan sia-sia. Sebagaimana diperingatkan Nabi kita, “Berapa banyak orang berpuasa, tetapi tidak diperoleh apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan haus saja”.

Sebaliknya, di bulan Ramadan banyak ditutup tempat-tempat maksiat seperti tempat hiburan malam, diskotek, karaoke, pelacuran, warung sekedup dsb, yang dapat mengundang orang melanggar hukum Allah dan hukum negara, dan menjadi tempat berkembangnya penyakit masyarakat; miras, narkoba, perjudian dsb. Oleh karena itu mari kita jauhi, tidak hanya selama Ramadhan, tetapi juga sebelum dan sesudahnya. Bagi daerah yang memiliki Perda Ramadan, hendaknya ditaati dengan sebaik-baiknya demi terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat. Bagi kaum muslimin, Ramadan pada dasarnya merupakan bulan pendidikan untuk membangun ketaatan dan kesadaran hukum yang sebenarnya. Bila kaum muslimin menjalankan hakikat Ramadhan dengan baik, kesadaran hukum akan tinggi dan pelanggaran hukum akan rendah. Tingginya angka kriminalitas selama ini, walaupun banyak penyebabnya, tidak sedikit juga karena ibadah yang kita jalankan belum memberi bekas.

Kedua, Ramadan adalah bulan latihan kesabaran dan pembinaan mental menuju kemenangan. Bila mengamati sejarah, di bulan Ramadan tahun ke-2 H kaum muslimin memenangkan Perang Badar padahal jumlah kaum muslimin itu sedikit dan persenjataannya sangat sederhana. Sejak itu kaum muslimin terus bangkit menuju kejayaannya, walaupun dengan segala pengorbanannya. Di bulan Ramadan tahun ke-8 H, kaum muslimin juga berhasil menaklukkah kota Mekkah, menghancurkan berhala di dalamnya dan membuka pintu semakin berduyunnya kaum Musyrikin masuk Islam, tanpa perlu pertumpahan darah, karena Rasulullah memaafkan semua musuh-musuhnya.

Baca Juga :  Manfaat dan Hikmah Puasa dalam Islam

Dua peristiwa ini dapat dijadikan bukti bahwa kemenangan tidak mesti diperoleh dalam keadaan kenyang dan kuat secara fisik, tetapi juga dalam keadaan lapar. Asalkan kuat secara mental kita bisa beroleh kemenangan yang gilang gembilang. Bagi kita sekarang ini, kekuatan mental perlu terus dipupuk, sebab kita menghadapi banyak musuh baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan. Musuh yang tidak kelihatan ialah hawa nafsu, maka mari kita kendalikan agar jangan sampai ia menguasai kita. Nafsu itu suka menggunakan godaan harta, wanita dan kedudukan untuk menjerumuskan kita, maka mari kita lebih hati-hati. Kita juga perlu banyak bersabar, sebab berbagai musibah sering menimpa masyarakat kita berupa kebanjiran, kekeringan, kebakaran dan bencana alam alam lainnya. Kalau tidak sabar kita bisa jadi putus asa dan menyalahkan Allah. Sedangkan musuh yang kelihatan, seperti kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan di sebagian masyarakat kita. Maka marilah kita tolong dan bantu mereka sesuai kemampuan yanga ada pasda kita, baik pikiran, tenaga maupun harta, dengan menyingkirkan sifat-sifat egois dan sombong yang ada pada diri kita. Kalau kita mau saling tolong menolong, Insya Allah hidup ini akan harmonis, damai dan bahagian

Akhirnya semoga Ramadan tahun ini membawa rahmat dan maghfirah bagi kita semua dan semoga hidayah Allah selalu menyertai kita untuk mampu menjalani Ramadhan dan meraih buahnya dengan sebaik-baiknya, Amin.

Iklan
Iklan