Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Setiap Hari, Hari Raya Syahid di Palestina?

×

Setiap Hari, Hari Raya Syahid di Palestina?

Sebarkan artikel ini

Oleh : Airin Elkhanza
Gen-Z dan Aktivis Dakwah

“Menghabiskan sepanjang pagi dan siang hari memotong pakaian baru Idulfitri dari tubuh anak-anak yang telah meninggal,” dikutip dari kata-kata dokter relawan di Gaza, 30/03/25. (Gazamedicvoices)

Kalimantan Post

Keadaan memilukan yang mencoreng nilai kemanusiaan masih terus berlanjut di Palestina. Genosida dan penjajahan brutal Zionis Israel yang terus terjadi bahkan di hari raya kemarin, sampai rasa-rasanya hari ini masih ‘hari raya’ syahid di Palestina.

Kabar terbaru yang sampai pada kita, dipaparkan oleh CNBCIndonesia.com (03/04/2025), sekarang Zionis Israel mulai menguasai daerah Gaza. Pemerintah Zionis mengumumkan pada Rabu kemarin, perluasan besar operasi militer di Gaza akan dilakukan lalu sebagian besar wilayah akan direbut dan ditambahkan ke zona aman mereka.

Menurut kelompok hak asasi manusia Israel Gisha, Zionis Israel kini telah menguasai kurang lebih 62 kilometer persegi atau 17% dari wilayah Gaza. Dan dari berlanjutnya genosida yang dilakukan pemerintah Zionis ini tercatat 1.042 orang tewas di Gaza. Ditotal dengan jumlah keseluruhannya, maka sedikitnya 50.399 jiwa telah menjadi korban sejak perang dimulai Oktober 2023, 1 tahun 5 bulan yang lalu.

Wajib Peduli Palestina

Walau di negeri kita hari ini juga penuh gebrakan-gebrakan permasalahan, tetapi jangan sampai kita acuh dengan permasalahan yang menyangkut akidah sebagai muslim. Ini tentang bagaimana kita juga harus bahkan wajib memperhatikan Palestina.

Kenapa harus peduli sebagai muslim?Karena Palestina punya ikatan yang luar biasa sebagai muslim. Pertama, ini merupakan tempat peristiwa Isra Mi’raj yang dilakukan Rasulullah SAW.

Allah berfirman, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al Isra : 1).

Kedua, Masjidil Aqsha ialah salah satu tempat yang dianjurkan untuk dikunjungi paling tidak sekali dalam seumur hidup. Ini disampaikan oleh sabda Rasulullah bagaimana istimewanya tempat ini untuk ibadah, maka ini menunjukkan secara tidak langsung pada kita bahwa wajib kita peduli dan berusaha menjaganya.

“Janganlah kalian menempuh perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid: masjidku ini (Masjid Nabawi, Madinah), masjid Al Haram (Mekah), dan masjid Al Aqsha (Palestina)” (HR. Bukhari no. 1115 dan Muslim no. 1397).

Baca Juga :  Perlawanan untuk Membebaskan Palestina

Ketiga, wilayah Palestina / Baitul Maqdis merupakan kiblat pertama kaum muslimin. Dahulu pertama kali kaum muslimin beribadah sholat diperintahkan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Lalu, setelah beberapa bulan peristiwa hijrah ke Madinah, barulah diubah, Allah memerintahkan untuk mengganti kiblat ke Masjidil Haram, Ka’bah, di Mekah. Jika dihitung berdasarkan masa kenabian Rasulullah, sekitar belasan tahun lamanya kaum muslimin saat itu berkiblat ke arah Masjidil Aqsha.

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram…” (QS. Al-Baqarah: 144)

Nah, dari ketiga poin di atas, apa lagi yang menghalangi kita sebagai muslim untuk peduli terhadap kondisi di Palestina? Harusnya tidak ada. Secara dalil Al-Qur’an maupun As-Sunnah harusnya kita bisa dengan mudah terkoneksi dengan Palestina.

Terikat Historis dan Kemanusiaan

Kenapa harus peduli pada Palestina? Untuk orang-orang yang lebih umum yang berada di Indonesia, seharusnya alasan tentang kesamaan historis dengan Palestina mampu menjadikan kita bisa lebih peduli dengan apa yang terjadi pada mereka. Kita pernah dijajah ratusan tahun dan itu kondisi yang benar-benar tidak nyaman sama sekali. Harusnya kita punya empati lebih ke mereka karena kita pernah jadi bangsa yang merasakan penjajahan.

Sudah sampaikah kepada cerita-cerita tentang kondisi penjajahan di zaman dulu?

Tentang cerita di buku sejarah atau cerita yang pernah disampaikan nenek kakek bahkan keluarga kita yang sudah sepuh bahwa penjajahan itu sangat mengerikan. Makanan yang terbatas, kesulitan dalam berkehidupan, ketakutan yang terus menghantui. Ini kondisi yang benar-benar tidak nyaman dan semua manusia tidak berhak merasakan hal tersebut.

Jika pun belum terkoneksi, standar minimal ini harusnya bisa bikin kita peduli Palestina, yaitu ini tidak manusiawi, maka jadilah manusia! Karena seperti yang ada dalam Pembukaan UUD, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Solusi untuk Palestina

Pertama, kita harus edukasi diri sendiri dan optimal dengan yang bisa kita lakukan hari ini. Harus melek terkait info tentang Palestina mulai dari sejarahnya, berita terbaru, sampai bagaimana solusi nyatanya dalam Islam yang benar-benar detail. Intinya menuntut ilmu.

Baca Juga :  Menjaga Akal Sehat Demokrasi: Kiprah Strategis PKB dalam Politik Nasional

Kedua, edukasi orang lain. Kita harus mendakwahkannya, yakni menyebarkan informasi dan berita valid tentang Palestina. Sadarkan banyak orang di sekitar kita ataupun di media sosial kalau masalah ini bukan sekedar konflik atau penjajahan biasa tapi genosida. Dimana bisa terlihat dari banyaknya korban itu rakyat sipil, terutama wanita dan anak-anak.

Lalu paparkan juga bagaimana data-data tentang banyaknya fasilitas publik yang dihancurkan, seperti rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan sebagainya. Intinya membongkar kejahatan-kejahatan mereka berbasis data.

Pastinya selanjutnya adalah edukasi juga orang-orang tentang pentingnya persatuan dan bagaimana Islam mensolusikannya. Karena bagi kita yang muslim, ini adalah permasalahan akidah.

Ketiga, melakukan jihad fi sabilillah yang mana di dalam Islam ini adalah pembebasan Palestina secara militer. Solusi utama dan penting diketahui semua muslim di seluruh dunia.

Hari ini kita baru bisa melaksanakan boikot, bantuan kemanusiaan, dan menyebarluaskan tentang genosida di Palestina. Sangat-sangat berharap kita bisa ke langkah berikutnya yaitu jihad fi sabilillah.

Sampai sekarang jihad fi sabilillah belum bisa diwujudkan, karena ini baru bisa dilaksanakan ketika hati dan pemikiran kita semua bersatu sampai kepada penegakan syari’at Islam dalam naungan sistem pemerintahan Islam, Khilafah. Dimana nanti pemimpin kaum muslimin seluruh dunia di dalam institusi tersebut (Khalifah), memerintahkan untuk berperang melawan Zionis Yahudi dan mengusir mereka dari tanah Palestina.

Terakhir, terus menerus langitkan doa-doa terbaik kita untuk mereka. Jangan lupa juga untuk kita berdoa agar Allah menyatukan hati dan pikiran kita semua, kaum muslim seluruh dunia. Karena tanpa persatuan kaum muslim, maka masih jauh kita dari pembebasan Palestina.yang sesungguhnya. Tentu, kita harus bersatu dan menyegerakannya!

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa jahiliyah) kamu bermusuh-musuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan nikmat-Nya kamu menjadi bersaudara…” (QS. Ali Imran: 103). Wallahu a’lam bishawab.

Iklan
Iklan