Pelaihari, Kalimantanpost.com – Bupati Tanah Laut (Tala), H Rahmat Trianto menerima bibit tanaman dari Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Republik Indonesia (RI), dr Sulaiman Umar Siddiq, pada acara Kunjungan Kerja (Kunker) ke Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kegiatan tersebut bertempat di Persemaian permanen Landasan Ulin Tengah, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Minggu (4/5/2025).
Kunjungan Kerja (Kunker) Wamenhut RI dalam rangka program rehabilitasi hutan untuk mendukung ketahanan pangan, dengan rangkaian kegiatan penyerahan bibit tanaman kepada pemangku kepentingan di daerah/kota Provinsi Kalsel seperti Walikota Banjarmasin, Bupati Tanah Laut, Bupati Tanah Bumbu, Bupati Kotabaru, Bupati Balangan dan Bupati Tapin
Tujuan penyerahan bibit tanaman tersebut untuk mendukung program rehabilitasi lahan dan hutan di wilayah tersebut, serta untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan perekonomian masyarakat. Bibit gratis ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk menanam pohon dan meningkatkan pendapatan, misalnya dengan menanam pohon buah-buahan dalam konsep hutan serba guna.
Salah satu agenda utama dalam kegiatan ini adalah penyerahan 3.500 batang bibit tanaman produktif kepada Bupati dan Walikota di Kalimantan Selatan. Setiap daerah menerima 500 batang bibit, yang terdiri dari berbagai tanaman bernilai ekonomi tinggi, yaitu:
Alpukat: 1.200 batang, Jengkol 1.500 batang, Kelengkeng 100 batang, Durian 100 batang, Pinang: 200 batang, Kasturi, 100 batang, Pampakin:200 batang
Bibit-bibit tersebut diserahkan kepada tujuh daerah, yaitu Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Balangan, Tapin, dan Tabalong.
Dalam hal ini, Kabupaten Tanah Laut menerima langsung bantuan bibit tersebut yang secara simbolis diserahkan oleh Wamenhut Sulaiman Umar kepada Bupati Tanah Laut, H Rahmat Trianto.
Kabupaten Tanah Laut juga memperoleh alokasi penuh sebanyak 500 bibit untuk dibawa pulang, terdiri dari berbagai jenis tanaman produktif.
Posisi geografis Tanah Laut, yang strategis menjadi salah satu alasan utama dipilihnya daerah ini sebagai penerima bantuan, mengingat potensinya dalam pengembangan kawasan hutan produktif berbasis agroforestry. Antara pelestarian lingkungan, peningkatan ketahanan pangan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Dalam sambutannya, Wamenhut Sulaiman Umar Siddiq menekankan pentingnya integrasi antara rehabilitasi hutan dan penguatan swasembada pangan nasional.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bapak Menteri, karena kami melihat ketahanan pangan di Indonesia saat ini sedang menurun. Maka dari itu, kami ingin mengajak masyarakat yang berada di kawasan hutan agar turut berkontribusi dalam swasembada pangan nasional,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa kawasan hutan bisa menjadi sumber pangan, energi, dan ekonomi jika dikelola secara berkelanjutan.
Menurutnya, pihaknya ingin masyarakat tidak hanya menjaga hutan, tetapi juga mendapatkan manfaat nyata dari hutan. Misalnya dengan menanam komoditi seperti jengkol, cabai, alpukat, dan lainnya yang bisa dijual bahkan diekspor.
Wamenhut Sulaiman Umar juga mencontohkan keberhasilan ekspor jengkol ke Jepang oleh warga Indonesia, sebagai bukti adanya peluang pasar luar negeri bagi hasil hutan bukan kayu.
“Pelestarian hutan bukan hanya slogan, melainkan bagian dari solusi nyata atas krisis pangan dan energi. Pembangunan boleh terus berjalan, tetapi kelestarian hutan harus tetap dijaga. Masyarakat juga harus ikut sejahtera bersama alam,”pungkasnya.
Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan sinergi nyata antara pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang produktif, lestari, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat. (rzk/K-6)