BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Suriansyah melakukan terobosan baru pengelolaan sampah dengan membuat sistem Biopori sebanyak 11 titik yang tersebar di sejumlah titik ruas bangunan rumah sakit.
Setidaknya upaya ini diklaim mampu menyelesaikan sampah organik di RSUD Sultan Suriansyah dari sumbernya. Bahkan terbaru akan ada penambahan biopori untuk menambah volume pengolah sampah organik di rumah sakit plat merah milik Pemko Banjarmasin tersebut.
Direktur RSUD Sultan Suriansyah, dr H Muhammad Syaukani mengungkapkan secara garis besar sampah di RSUD terbagi dua yakni sampah medis dan non medis.
Menurutnya sampah medis sudah ditangani dengan kerjasama pihak ketiga dan sesuai aturan yang mengikatnya.
Kemudian dijelaskannya sampah non medis, meliputi sampah organik dan anorganik.
Syaukani menjelaskan untuk sampah organik ditangani dengan biopori-biopori yang kemudian diproses untuk lebih lanjut menjadi kompos.
“Saat ini sudah ada 11 biopori, dan rencananya kita akan menambah mungkin sampai 20 titik ya,” kata Syaukani saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (14/5/2025).
Dirincikannya, untuk pengolahan sampah organik dari sisa makanan, sayuran, kemudian diolah menjadi kompos lewat Biopori tersebut mampu melakukan pengelolaan sebanyak 15 kg perhari.
“Sampah organik ini dimasukkan kedalam biopori, ditambahkan enzym, kemudian dimanfaatkan untuk tanaman-tanaman di sekitar rumah sakit ini,” kata Syaukani
Lebih lanjut, ia menegaskan untuk sampah organik, RSUD Sultan Suriansyah tidak membuang ke TPA seperti sebelumnya, karena sudah dilakukan pengolahan sampah khususnya jenis organik.
“Kalau organik, tidak buang lagi kita ke TPA, kalau untuk sampah lainnya, kita juga buat menjadi ekomomis dengan berbagai macam cara seperti menjual sampah platik,” ucapnya
Syaukani mengimbau kepada para pegunjungR RSUD Sultan Suriansyah agar sama-sama dapat menjag kebersihan lingkungan rumah sakit, demi terwujudnya pelayanan yang prima di rumah sakit tersebut.
“Kami mengimbau kepada para pengunjung, buanglah sampah pada tempatnya, misal yang organik buang ditempat sampah organik, kemudian anorganik, atau sampah B3 juga ada tempat sampahnya masing-masing,” tutupnya. (sfr/KPO-4)