Diera kepemimpinan HM Yamin dan Ananda Program 100 hari kerja tidaj termasuk Banjarmasin darurat sampah, namun masalah ini, mau tdk mau menjadi persoalan yang di hadapi dan dipecahkan bersama, makan item pembenahan TPA terus dilakukan tanpa kenal menyerah demi mengatasi banjarmasin darurat sampah.
BANJARMASIN tak hanya dikenal sebagai Kota Seribu Sungai tapi juga memiliki slogan sebagai kota yang bersih dan nyaman, atau bahasa banjar Barasih wan Nyaman.
Slogan itu sebagai ungkapan Urang Banjar ini mampu terus menjaga kebersihan kota, termasuk dengan pembersihan sungai seperti Sungai Kemuning, Sungai Martapura, Sungai Bilu, Sungai Lulur dan lain.
Adanya slogan ini membuat Kota Banjarmasin meraih penghargaan Adipura sebanyak empat kali berturut-turut, dari tahun 2015 hingga 2018.
Sejak tahun 2015 sampai 2018, Banjarmasin meraih Adipura kategori Kirana. Lalu pada tahun 2018 meraih Banjarmasin Adipura Kencana.
Sayangnya setelah itu slogan bersih dan nyaman itu menurun, sehingga Banjarmasin belum bisa kembali merain Piala Adipura. Di tahun 2022 dan 2023 Banjarmasin hanya mendapatkan sertifikat Adipura.
Ini merupakan suatu kemunduran bagi Kota yang paling tua di Kalimantan, terutama dalam pengelolaan sampah yang merupakan barometer utama untuk meraih Adipura.
Kondisi Kota Banjarmasin semakin diperparah dengan keluarnya sangsi administrasi berdasarkan SK Menteri LH/Kepala BPLH nomor 350 Tahun 2025 berupa paksaan pemerintah menghentikan pengelolaan sampah sistem pembuangan sampah terbuka (over Dumping) pada Tempa Pembuangan Akhir Basirih pada 24 Desember 2024. SK sangsi dari Kementerian keluar pada 23 Januari 2025 dan sebulan kemudian atau tepatnya 1 Februari 2025 ditutuplah TPA Basirih ini.
Ditutupnya TPA Basirih terkait ada 22 poin temuan yang didapat Kementerian LH dan harus segera diperbaiki.
Dampak dari penutupan TPA Basirih membuat melubernya sampah di TPS-TPS yang ada di Kota Banjarmasin seperti di kawasan Teluk Dalam, Jalan Veteran dan jalan-jalan lainnya sebagian tak terangkut.
Karena tak bisa lagi diangkut ke TPA Basirih, sampah-sampah itu harus dibawah ke Banjarbakula yang jatahnya yang jatahnya 105 ton, sedangkan jumlah total sampah di Banjarmasin sekitar 350 ton. Belum lagi mengambil sampah dari TPS ke Bakula, jarak tempuh 60 km, cukup wajar menumpuk.
Akibat sampah meluber dimana-mana, arus lalu lintas pun terganggu, bau tak sedap melintas kawasan ada TPS-nya serta kemungkinan penyakit bakal menyebar.
Kota Banjarmasin yang tadinya dikenal sebagai Kota Barasih dan nyaman, dan kota Seribu Sungai berubah gelar menjadi Kota Sampah.
Bersamaan darurat sampah, terjadi peralihan puncuk pimpinan dari Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina – Arifin kepada H Muhammad Yamin – Hj Ananda Krista Algani pada 20 Februari 2025.
Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin – Ananda yang mendapat ‘warisan’ darurat sampah langsung kaget mengingat masalah ini tak masuk dalam program 100 hari kerjanya.
Namun, Yamin – Ananda tak mau berpangku tangan dengan adanya julukan baru ‘Kota Sampah’. Usai dilantik, keduanya langsung bergerak mengatasi darurat sampah.
Walikota Banjarmasin H Muhammad Yamin bersama kepala daerah seluruh Indonesia lainnya usai dilantik mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, sehingga membenahi sampah diserahkan ke Wakil Wali Kota Hj Ananda Krista Algani. Hampir tiap hari memantau dan mengatasi permasalahan sampah membuat fisiknya drop. Puncaknya saat mengikuti retreat di Magelang pada 27 Februari jatuh sakit.
Usai mengikuti retreat, Wali Kota dan Wakil Walikota Banjarmasin terus berupaya mengatasi masalah sampah di perkotaan dengan melakukan edukasi ke masyarakat maupun instansi pemerintah, swasta serta sekolah-sekolah.
Wali Kota H Muhammad Yamin pun secara rutin datang ke TPA Basirih untuk menjalankan 22 item yang diminta Kementerian LH perlu dibenahi.
Akibat terlalu bekerja keras mengatasi sampah giliran Muhammad Yamin jatuh sakit dan harus menginap di rumah sakit.
Dukungan dari berbagai pihak membuat Walikota Banjarmasin bisa ‘bangkit’ hingga pelan-pelan mampu mengatasi masalah sampah yang tak lagi meluber hingga ke jalan.
Sewaktu Kalimantan Post menyusuri jalan Veteran pada Senin (19/5) terlihat di TPS di depan SDN Pengambangan 9 sampahnya tak meluber ke jalan dan simpun di dalam, sedangkan depan Pasar Kuripan hanya masih ada sedikit belum terangkut.
Begitu saat menyusuri jalan Soetoyo S terlihat ada sisa sampah belum terangkut di TPS dekat Pasar Teluk Dalam, Seberang Bank BRI, Seberang SMKN 5, seberang LP Teluk Dalam Banjarmasin, di muka Akbid Kesdam dan di depan Kompleks A Rahman.
Lalu, di beberapa TPS Jalan Pangeran Muhammad Noor Banjarmasin masih ada sisa sampah dan perhatian ekstra dari Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin untuk mengangkut sampah.
Ini agar upaya dan kerja keras dari Wali Kota Banjarmasin, H Muhammad Yamin mengatasi masalah sampah bisa teratasi dengan dukungan instansi terkait dibawah.
Tak hanya pembenahan masalah pengelolaan sampah, Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin disela-sela kesibukannya selalu menyempatkan diri memantau perkembangan pembenahan TPA Basirih secara rutin.
“Alhamdulillah dari 22 poin yang direkomendasikan untuk diperbaiki, sudah 19 point kami penuhi. Tinggal tiga poin masih proses dibenahi agar bisa sesuai kriteria Kementerian LH,” ujar Wali Kota Banjarmasin, H Muhammad Yamin saat ditemui meninjau TPA Basirih beberapa waktu lalu.
Ada pun 19 item yang merupakan jangka pendek sudah diperbaiki diantaranya pembenahan sudah dilakukan yaitu memperbaiki BPT yaitu dinding penahan air lindi dan timbunan, ada yang merembes sudah diperbaiki bertahap sesuai rekomendasi.
Lalu, pipa-pipa bocor sudah ditutup semua dan IPL yang retak-retak ditutup sesuai dengan anjuran Kementerian LH.
Ada pun tiga poin yang masih dalam tahap perbaikan yakni sistem pengelolaan air lindi zona 15 dan 16, pengurasan kolam pit collector serta pemisahan drainase air hujan dengan air lindi.
Kendala pertama yang dialami tim, karena topografi Kota Banjarmasin di bawah air laut yaitu 0,16 meter dan terjadinya pasang surut air laut.
Kalau petugas menguras kolam Pit Collector sampai kering, tetapi jika hujan turun kolam pit colletor akan penuh lagi dengan air lindi yang bercampur air hujan dan sering sekali meluber sampai menggenang dan disedot lagi.
Lalu, pengelolaan zona 15 dan 16 sudah dilakukan dengan normalisasi membuka sumbatan disaluran air lindi tersebut dan dibersihkan dan airnya mengalir ke UPL.
Namun, sering sekali sampah yang berada di bawah permukaan naik ke atas, sehingga saluran drainase selalu terisi sampah. Tim pun minta arahan dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
Kementerian LH pun memberi waktu 120 hari sampai 18 Agustus untuk pembenahan tiga item tersebut.
Diharapkan dengan kerja keras pemerintahan Wali Kota Muhammad Yamin – Ananda bisa terwujud menjadikan Banjarmasin bersih dari tumpukan sampah memberikan pelajaran bagi masyarakat penting pemilahan sampah dari rumah tangga. Ini lah yang selalu di sosialisasikan wali kotadan wakil wali kota kepada masyarakat. (Tim/K-3)