oleh: Tumpal Andani Aritonang
Pemerhati Pangan
SUDIANI mulai beranjak dari tempat tidur untuk memacu kendaraan roda dua miliknya sesaat sebelum mentari menghampiri cakrawala. Lelaki yang sudah puluhan tahun bertani itu adalah tokoh masyarakat di Desa Pengambau Hilir Luar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Tak seperti biasanya, Sudiani hanya butuh sekitar 5 menit hingga tiba di jalan lintas perkotaan. Sebelumnya, untuk ke tempat yang sama, dia harus melalui kabupaten tetangga dengan jarak 10 kilometer lebih.
Berkat adanya jalan baru di desanya, bahkan menuju lahan pertanian pun kini lebih leluasa. Dengan memarkir kendaraan di pinggir jalan, Sudiani sudah bisa memandang hamparan sawah di desa itu.
Wajah baru jalan itu tampak kokoh dengan panjang sekitar 1,030 kilometer dengan lebar 3 meter. Beberapa bulan sebelumnya, jalan itu masih berupa jalan setapak yang tidak bisa dilalui kendaraan.
Berkat sentuhan tangan prajurit dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 Kodim 1002/Hulu Sungai Tengah (HST), jalan setapak itu diubah menjadi jalan yang lebar dan leluasa dilalui berbagai jenis kendaraan.
Sudiani dan penduduk desa jadi lebih leluasa mengangkut hasil tani dan kebun melintasi jalan itu. Karenanya, kerja keras prajurit itu pantas mendapatkan pujian.
“Sudah 45 tahun saya tinggal di desa ini. Ini pertama kalinya jalan bisa terhubung langsung ke pusat perkotaan dan lebih mudah ke ladang. Dulu kami seperti anak tiri yang jauh dari pusat kota karena minim infrastruktur,” ujar Sudiani.
Meski belum memasuki usia senja, Sudiani bukanlah pemula karena sudah turun temurun diajarkan bercocok tanam sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
Sudiani berkisah, dulu, karena tidak ada akses jalan, petani harus menempuh jalan ke luar daerah untuk mengangkut hasil tani dan kebun dari desa itu. Bahkan seluruh anak-anak desa itu melanjutkan sekolah di luar daerah. Masyarakat Desa Pengambau Hilir Luar bergantung dengan infrastruktur kabupaten tetangga.
Pengambau Hilir Luar sebenarnya menyimpan potensi sebagai desa lumbung pangan. Desa itu memiliki luas sawah sekitar 450 hektare, mampu menghasilkan 3.600-5.400 ton gabah dalam setahun jika panen 2-3 kali.
Namun, banjir bandang empat tahun silam sempat menciutkan harapan petani desa setempat. Bendungan irigasi yang mengairi lahan petani tak lagi berfungsi akibat diterjang bencana itu. Karena kekurangan sumber air, petani hanya mampu panen sekali setahun, sekitar 1.800 ton gabah.
Akses jalan dan air menjadi ancaman besar kala musim kemarau melanda daerah itu, yang biasanya terjadi rentang waktu pertengahan hingga akhir tahun.
“Namun, sekarang kami cukup lega. Jalan ini membantu untuk segala keperluan. Selain padi, kami juga lebih mudah bercocok tanam buah-buahan dan sayuran, lebih mudah untuk menjual hasilnya karena sudah ada jalan baru,” kata Sudiani.
Gotong royong
Pada 6 Mei-4 Juni 2025, 100 lebih anggota Satgas TMMD ke-124 Kodim 1002/HST bersama pemerintah daerah bahu membahu menyelesaikan persoalan di desa itu.
Bergotong royong, para prajurit mengambil perkakas menuju Desa Pengambau Hilir Luar. Mereka, dibantu penduduk desa, mulai membuka jalan baru yang membelah sawah dekat dengan sungai kecil sumber air bagi lahan pertanian.
Baca juga: Melebarkan akses ekonomi dan pendidikan melalui TMMD di Desa Gumbil
Tidak mudah, karena kerja keras mereka diuji panas teriknya matahari siang. Bahkan ketika senja tiba, prajurit tetap menghabiskan malam untuk mempercepat pembangunan di desa itu.
Apalagi, pekerjaan ini bukanlah profesi utama mereka. Tentu menjadi pujian ketika seorang prajurit mampu melaksanakan pembangunan infrastruktur di tengah tugas mereka sebagai alat pertahanan negara.
Tangan-tangan ulet mereka membangun tembok batu kuat di kiri dan kanan jalan menggunakan alat berat. Agar jalan dapat dilintasi berbagai macam kendaraan, mereka memasang batu khusus di sepanjang jalan.
Para prajurit juga membangun dan memperbaiki beberapa sarana dan prasarana penunjang aktivitas warga seperti jembatan, tempat ibadah, MCK, rumah layak huni, pelayanan kesehatan, sosialisasi dan edukasi, terutama sarana air bersih dalam program TNI Manunggal Air Bersih (TMAB).
Meski akses jalan adalah persoalan utama, sumber air pun mengambil peran penting untuk mengembalikan potensi pertanian di desa ini. Prajurit membangun lima titik sumur bor di tengah pengerjaan jalan utama, masing-masing dengan kedalaman lebih dari 60 meter.
“Selain jalan, masyarakat kesulitan air. Dulu mereka harus menggunakan air sungai yang keruh untuk pertanian dan air diendapkan dulu agar lebih aman dikonsumsi. Berkat TMMD, sekarang air bersih melimpah untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Kepala Desa Pengambau Hilir Luar Husni Naparin.
Lima titik sumur bor yang dilengkapi tandon air berkapasitas ribuan liter itu kini mampu memenuhi kebutuhan air di desa itu. Masyarakat tidak lagi bergantung pada air keruh dari sungai.
Menghubungkan akses desa terluar
Hampir tiga pekan TMMD berlangsung, jalan utama sudah dinikmati masyarakat, beberapa di antaranya yang masih menggunakan transportasi sederhana, mengayuh sepeda menuju kebun dan sawah. Tidak ketinggalan, anak-anak desa juga terlihat riang mengayuh sepeda mengelilingi perkampungan itu.
Jalan baru ini kian menyulutkan semangat anak-anak desa untuk bersekolah di daerah sendiri, karena selama ini mereka menempuh pendidikan ke luar daerah akibat tidak adanya akses jalan ke ibu kota kabupaten setempat.
Puluhan tahun mereka terpaksa memanfaatkan infrastruktur kabupaten tetangga untuk segala urusan. Kini, mereka tidak lagi merasakan seolah sebagai desa tiri yang tercampakkan akibat kesenjangan infrastruktur di daerah.
Masyarakat Desa Pengambau Hilir Luar kinilega. Jika sebelumnya hanya mampu panen padi sekali setahun, jalan dan fasilitas air tersebut setidaknya menjadi semangat untuk meningkatkan produksi padi agar dapat panen 2-3 kali dalam setahun.
Mereka yang tinggal di perbatasan sebagai desa terluar akan tetap merawat serta menjaga fasilitas jalan dan air bersih demi kesejahteraan masyarakat setempat hingga masa mendatang.
“Apa yang telah kami bangun ini sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Kami harap masyarakat dapat merawat infrastruktur yang dibangun melalui TMMD, kata Komandan Satgas TMMD ke-124 Kodim 1002/HST Letkol Inf Fery Perbawa.
Bupati HST Samsul Rizal mengharapkan program TMMD yang telah dilaksanakan TNI AD ini dapat menyentuh kebutuhan dasar masyarakat setempat dalam bidang pertanian, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup penduduk desa.