Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Harga LPG 3 Kg Mahal di Eceran, Ini Kata Hiswana Migas Kalsel

×

Harga LPG 3 Kg Mahal di Eceran, Ini Kata Hiswana Migas Kalsel

Sebarkan artikel ini
IMG 20250225 210000
Warga mengantre LPG 3 kg saat dilakukan operasi pasar di Kota Banjarmasin. (Kalimantanpost.com/Opiq)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalimantan Selatan (Kalsel), menjamin ketersediaan stok LPG 3 kg bersubsidi dalam kondisi aman dan terkendali.

Wakil Ketua Hiswana Migas Kalsel, HM Irfani menyampaikan, ketersediaan LPG 3 kilogram (kg) di Kalsel, khususnya Kota Banjarmasin cukup melimpah.

Baca Koran

“Persediaan LPG saat ini tidak kurang dari 2.500 metrik ton (mt). Artinya dalam seminggu ke depan stok cukup aman. Bahkan nanti kapal masuk lagi secara bergantian membawa LPG,” ungkap HM Irfani, Senin (7/7/2025).

Sedangkan untuk harga LPG 3 kg, menurut Irfani sampai saat ini tidak ada perubahan, di seluruh kabupaten/kota di Kalsel harga eceran tertinggi (HET) tetap Rp18.500.

“Saat ini, jumlah pangkalan gas di Kota Banjarmasin tidak kurang dari 800. Sementara se-Kalsel jumlahnya lebih dari 3.000 pangkalan. Kalau jumlah agen di Banjarmasin saat ini ada 19. Sedangkan di seluruh wilayah Kalsel jumlahnya ada 110 agen yang terdaftar di kantor kita,” bebernya.

Irfani juga menjelaskan, untuk pendistribusian LPG 3 kg di Banjarmasin tidak kurang 20.000 tabung dalam sehari.
Artinya dalam 1 bulan mencapai 500.000 tabung. Sedangkan untuk penyaluran se-Kalsel mencapai 100.000 tabung per hari atau sekitar 300.000 metrik ton.

“Beberapa hari terakhir ini kami dapat info harga LPG 3 kg di tingkat eceran sangat tinggi. Mencapai Rp35.000 hingga Rp45.000. Dan ini cukup dikeluhkan oleh masyarakat,” katanya.

Menurut Irfani, ada beberapa alasan jadi penyebabnya. Pertama, dalam bulan Juni tadi ada terdapat beberapa hari tanggal merah alias hari libur yang mempengaruhi dalam penyaluran LPG 3 kg ke masyarakat.

Kedua, kata dia, dalam 2 minggu terakhir ada aturan baru di mana penyaluran gas ke pangkalan maksimal hanya 200 tabung untuk sekali pengiriman. Ia mencontohkan,
jika ada pangkalan yang jatahnya 250 sampai 300 tabung, sekarang dibatasi hanya maksimal 200 tabung dalam sekali pengantaran.

Baca Juga :  Ini Langkah Pengawasan OJK terhadap PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia dan Industri Pindar
IMG 20250707 180743 1
Wakil Ketua Hiswana Migas Kalsel, HM Irfani saat memberikan keterangan kepada awak media. (Kalimantanpost.com/Opiq)

“Misalnya, dalam seminggu pangkalan dapat jatah 300 sekali antar, atau 1.200 tabung dalam 4 minggu. Sekarang dalam aturan baru hanya boleh 200 tabung saja sekali antar. Atau jatah 1.200 tabung dalam 6 minggu,” jelasnya.

Selanjutnya, yang ketiga menurut Irfani adalah karena momentum tahun ajaran baru. Di mana masyarakat perlu biaya untuk anak masuk sekolah, seragam dan alat tulis. Sehingga masyarakat yang biasa menggunakan LPG 5,5 dan 12 kg beralih ke LPG 3 kg untuk penghematan pengeluaran.

Ia, menilai ketiga poin ini yang menyebabkan terganggunya stok elpiji di masyarakat, yaitu karena adanya libur tanggal merah, aturan 200 tabung sekali pengantaran ke pangkalan dan biaya pendidikan tahun ajaran baru.

Tapi Irfani meyakini, dalam beberapa hari ke depan masalah ini akan bisa diatasi oleh agen dan pangkalan untuk merapikan masalah penyaluran LPG ini ke masyarakat.

“Mudah-mudahan cepat normal kembali dalam minggu-minggu ini,” harapnya.

Irfani juga mengatakan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh stakeholder agar harga LPG 3 kg ini tetap stabil di tingkat eceran dan peruntukannya pun tepat sasaran, yakni LPG bersubsidi hanya untuk masyarakat miskin.

“Solusinya yang pertama, Pertamina bisa memberikan extra droping untuk alokasi LPG 3 kg ini. Dan kami sangat berterima kasih kepada Pertamina yang telah menambah pasokan elpiji 3 kg, walaupun tidak semaksimal yang diharapkan. Tapi alhmdulillah ada,” ujarnya.

Kemudian, yang kedua menurut Irfani adalah sinergitas antara Pemko Banjarmasin dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Satpol PP, bersama-sama Pertamina dah Hiswana Migas Kalsel melakukan monitoring ke pangkalan-pangkalan setiap minggunya untuk memantau harga tidak melebihi HET dan tidak ada penimbunan LPG 3 kg.

“Solusi yang ketiga, dan ini sangat penting, adalah masyarakat mampu jangan menggunakan LPG 3 kg ini. Masyarakat yang berpenghasilan di atas UMR dalam sebulan, atau di atas Rp3,6 juta harus memakai LPG non subsidi,” ucapnya.

Baca Juga :  Handover Ceremony Meriah, 30 Unit Pertama Suzuki Fronx Diserahkan ke Konsumen

“Bila masyarakat mampu menggunakan LPG non subsidi 5,5 kg atau 12 kg ini, insyaAllah aman dan harga di luaran tidak melonjak seperti sekarang,” imbuhnya lagi. (Opq/KPO-1)

Iklan
Iklan