BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Guna mendukung misi Bank Indonesia (BI) dalam program Ekspedisi Rupiah Berdaulat yang menyasar daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di wilayah Kalimantan Selatan, Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) Lanal Banjarmasin menerjunkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Hiu beserta puluhan personelnya, Rabu (6/8/2025).
Kapal perang milik TNI AL itu diberangkatkan dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin untuk mengawal pengedaran uang rupiah, serta mendukung digitalisasi sistem pembayaran melalui QRIS di pulau-pulau terpencil.
Komandan Lanal Banjarmasin, Kolonel Laut (P) Ahmad Ahsan, menegaskan, pengamanan dan pengawalan ini merupakan bagian dari tugas pertahanan negara sekaligus bentuk dukungan terhadap stabilitas ekonomi nasional.
“KRI Hiu mendapat tugas mengawal dan mendukung kegiatan Bank Indonesia dalam penyebaran rupiah. Ini bukan sekedar distribusi uang, tapi juga simbol kedaulatan negara,” ujar Kolonel Laut (P) Ahmad Ahsan.
Sebanyak 56 personel TNI AL diturunkan dalam ekspedisi ini. Mereka akan membantu proses distribusi uang mulai dari mengoperasikan sekoci untuk menjangkau pulau-pulau kecil hingga memastikan keamanan selama kegiatan berlangsung.
“Personel kami akan bertugas menurunkan sekoci, menjaga keamanan distribusi, hingga memastikan kegiatan ini berjalan lancar. Ini bagian dari pengabdian TNI AL untuk mendukung ekonomi masyarakat di wilayah perairan Kalsel,” tegasnya.
Ekspedisi ini merupakan kerjasama antara Bank Indonesia Perwakilan Kalsel dan TNI AL, dengan tiga misi utama yakni penukaran uang tidak layak edar, edukasi cinta rupiah, serta digitalisasi transaksi melalui QRIS.
Kepala Perwakilan BI Kalsel, Fadjar Majardi menyebut, sekitar Rp6 miliar uang baru dibawa dalam misi ini.
“Kami membawa uang sesuai estimasi kebutuhan ekonomi masyarakat di sana. Uang yang lusuh ditarik, diganti dengan yang baru. Sekaligus kami edukasi pentingnya menggunakan rupiah dan mengenalkan sistem QRIS,” jelas Fadjar.
Sementara itu, Gubernur Kalsel, Muhidin menekankan pentingnya memperhatikan kesiapan infrastruktur digital di daerah tujuan.
“Saya minta dicek jaringan dan Wifi-nya. Kalau belum lancar, laporkan. Kita minta instansi terkait bangun jaringan supaya masyarakat tidak tertinggal dari sisi digital,” tegasnya. (fik/KPO-1)