Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Jelang HUT RI, Pedagang Bendera Raup Rezeki

×

Jelang HUT RI, Pedagang Bendera Raup Rezeki

Sebarkan artikel ini
IMG 20250812 WA0042
Syahrani sedang berjualan bendera di pinggir jalan Veteran Selasa (12/8/2025). (Kalimantanpost.com/Nugie)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 pada 17 Agustus, penjualan bendera musiman mulai terasa di berbagai sudut kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Di kawasan Jalan Veteran Banjarmasin terlihat beberapa pedagang menjual beberapa bendera merah putih di pinggir jalan untuk warga yang ingin mempersiapkan perayaan kemerdekaan.

Kalimantan Post

“Saya menjual bendera Merah Putih ini sejak 27 Juli lalu hingga 17 Agustus mendatang,” papar Syahrani yang ditemui, Selasa (12/8/2025).

Ditambahkannya, bendera merah putih yang ditawarkannya berbagai ukuran dari yang kecil hingga dalam bentuk umbul-umbul dengan panjang 5 meter dan 10 meter.

“Kalau bendera panjang berukuran sepuluh meter dibanderol Rp450.000, sementara versi lima meter dengan gambar Garuda dijual Rp300.000, dan yang polos tanpa Garuda dihargai Rp250.000,” ujarnya.

Ditambahkan lelaki berusia 65 tahun ini, untuk bendera kantor berbahan halus, harga berkisar Rp15.000 hingga Rp25.000, tergantung kualitas kain.

Ada pula bendera kapal seharga Rp15.000, bendera ukuran sedang Rp25.000 yang menjadi primadona pembeli, hingga bendera termurah berbahan halus seharga Rp10.000.

Tak hanya bendera, Sahrani juga menjual umbul-umbul hias vertikal yang kerap dipasang di halaman rumah atau pinggir jalan. Harga umbul-umbul bervariasi, mulai dari Rp35.000 untuk yang bergambar Garuda hingga Rp50.000 untuk yang polos. Salah satu yang cukup diminati pembeli adalah umbul-umbul pendek dengan harga Rp40.000, yang dianggap praktis namun tetap mempercantik suasana perayaan kemerdekaan.

“Yang paling laku itu bendera ukuran sedang buat rumah, sekitar Rp25.000. Hampir setiap hari ada saja yang beli, walau jumlahnya nggak tentu, kadang sehari cuma selembar, kadang bisa lebih.” ujar Sahrani.

Meski begitu, ia mengakui omzet dari penjualan ini lumayan, bisa mencapai rata-rata Rp2,5 juta selama musim penjualan.

Baca Juga :  Pertashop Hadir di Pelosok, Jawab Kebutuhan BBM Masyarakat Desa Anjir Pasar

Penjualan bendera bagi Sahrani bukanlah pekerjaan utama. Di luar musim perayaan hari besar, ia bekerja sebagai tukang.

“Biasanya jual bendera cuma setahun sekali, pas dekat 17 Agustus atau ada acara besar. selebihnya saya kerja menukang.” tuturnya.

Usaha ini telah ia jalani rutin selama dua tahun terakhir, meski ia mengakui bahwa penjualan tahun ini terasa lebih sepi dibanding tahun sebelumnya.

Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit, sehingga sebagian warga menunda atau mengurangi pembelian perlengkapan dekorasi kemerdekaan. “Tahun lalu lebih ramai, sekarang orang banyak yang mikir dua kali buat beli.” ujarnya.

Meski begitu, beberapa jenis bendera tetap laku meski harganya relatif tinggi. Bendera panjang sepuluh meter seharga Rp450.000 dan bendera lima meter bergambar Garuda seharga Rp300.000 masih memiliki peminat setia, terutama dari kantor atau komunitas yang ingin merayakan kemerdekaan dengan dekorasi besar.

“Yang kecil-kecil ini yang cepat habis, kalau ekonomi membaik, insyaallah jualan lebih ramai lagi.” ujarnya dengan senyum optimis.

Di tengah semarak merah putih yang mulai menghiasi jalanan, cerita Sahrani menjadi potret kecil semangat pedagang musiman yang memanfaatkan momen nasional untuk menambah penghasilan. Bagi warga Kuripan, kehadirannya bukan sekadar menjual bendera, tetapi juga menghidupkan suasana jelang perayaan kemerdekaan yang penuh makna. (nug/KPO-3)

Iklan
Iklan