Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Kelaparan Sistematik: Cara Baru Genosida Gaza, Solusi Hakiki Harus Terus Disuarakan

×

Kelaparan Sistematik: Cara Baru Genosida Gaza, Solusi Hakiki Harus Terus Disuarakan

Sebarkan artikel ini

Oleh: Zahida Ar-Rosyida
Aktivis Muslimah Banua

Gaza bukan sekadar tempat yang menyimpan kisah sedih bagi dunia. Ia adalah saksi bisu kejahatan kemanusiaan terbesar di abad ini. Sejak blokade total diberlakukan kembali oleh Israel pada Maret 2025, rakyat Gaza menghadapi bencana kelaparan yang disengaja. Lebih dari 1.000 truk bantuan dihancurkan, ribuan anak meninggal karena kekurangan gizi, dan para pemimpin Zionis terang-terangan menyatakan ingin menghabisi Gaza dan menjadikannya wilayah Yahudi sepenuhnya (Republika, 22/07/2025)

Kalimantan Post

Namun dunia tetap diam. Amerika Serikat memveto setiap upaya penghentian agresi. PBB lumpuh. Negara-negara Arab hanya mengirim doa dan selimut. Bahkan Mesir menutup pintu Rafah yang seharusnya menjadi saluran terakhir bantuan bagi mereka yang kelaparan. Bantuan yang masuk pun tak lebih dari serpihan sandiwara, tak mampu mengubah kenyataan genosida sistemik yang sedang berlangsung.

Mengapa kondisi ini terus terjadi?Karena dunia Islam saat ini hidup tanpa pelindung politik. Negara-negara Muslim terpecah-belah, masing-masing tunduk pada kepentingan nasional sempit dan terikat dalam perjanjian keamanan serta ekonomi dengan negara penjajah. Mereka tidak bisa berbicara lantang, apalagi mengirim pasukan, karena takut kehilangan legitimasi dan sokongan dari Barat. Bahkan kata “jihad” saja dianggap tabu dan berbahaya.

Kelumpuhan ini berakar dari satu hal: hilangnya kepemimpinan Islam yang menyatukan umat dan menerapkan syariat secara kaffah. Sejak Khilafah diruntuhkan pada 1924, umat Islam kehilangan perisai yang menjaga kehormatan, darah, dan wilayah mereka. Kini, kita hanya bisa berharap pada bantuan LSM dan pernyataan diplomasi, sementara penjajahan terus berlangsung tanpa perlawanan berarti.

Padahal umat ini bukan umat yang lemah. Allah telah menjanjikan kemenangan bagi mereka yang berpegang teguh pada agama-Nya. Sejarah telah membuktikan bahwa ketika Islam dijadikan satu-satunya asas kehidupan, umat Islam mampu membebaskan Baitul Maqdis, menaklukkan Konstantinopel, dan melindungi kaum tertindas di berbagai penjuru dunia.

Baca Juga :  HUKUMAN BAGI PELANGGAR HUKUM

Namun kemenangan tidak datang dari jalan yang salah. Bukan dari meja-meja diplomasi PBB, bukan dari resolusi yang selalu diveto, dan bukan dari ilusi “perdamaian” yang dikendalikan penjajah. Kemenangan hanya akan datang saat umat ini kembali kepada Islam sebagai ideologi hidup, saat mereka memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah Islamiyah.

“Sesungguhnya Imam itu adalah perisai; di belakangnya umat berperang dan dengannya mereka berlindung”. (HR. Muslim)

Khilafah bukan mimpi utopis. Ia adalah kewajiban syar’i yang menjadi syarat terwujudnya hukum Islam secara menyeluruh. Hanya Khilafah yang dapat menghapus batas nasionalisme buatan penjajah, menyatukan kekuatan militer umat, dan menyerukan jihad sebagai kewajiban negara untuk membebaskan wilayah yang dijajah.

Jihad pun bukan sekadar semangat, tapi aturan syariat yang dilakukan dalam bingkai negara. Maka perjuangan hari ini bukan hanya menyuarakan pembelaan untuk Gaza, tapi menyadarkan umat bahwa selama Khilafah belum tegak, selama itu pula umat Islam tidak memiliki kekuatan politik untuk melindungi darah dan kehormatannya.

Sudah saatnya kita berhenti menaruh harapan pada dunia yang telah mati rasa. Bangkitkan kembali kesadaran umat. Bentuk komunitas dakwah yang kokoh dan konsisten menyeru Islam kaffah. Edukasi umat tentang pentingnya syariat dan kepemimpinan Islam. Jangan lelah menyampaikan bahwa hanya Islam, hanya jihad, hanya Khilafah yang akan membebaskan Palestina secara hakiki.

Karena ketika doa tak cukup, seruan jihad adalah panggilan iman. Dan iman yang sejati, menuntut perjuangan yang nyata.

Kini, tugas kita bukan hanya berdonasi, melangitkan doa dan menyumbang makanan, tapi menyumbangkan diri kita untuk dakwah Islam kaffah. Bangkitkan kembali kesadaran umat tentang urgensi akidah dalam kehidupan, tentang pentingnya jihad, dan kewajiban berkontribusi dalam penegakan Khilafah. Bukan karena eksistensi diri, sekedar rasa kemanusiaan, dan semangat menegakkan nilai Pancasila, tapi karena iman kita kepada Allah, karena ketaatan pada Rasul-Nya, dan karena kita tidak ingin menjadi umat yang mati hatinya saat saudara-saudara kita dibantai tanpa pelindung.

Baca Juga :  Gen Z Sadar Politik, Malah Diusik?

“Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan) pembelaan agama, maka kamu wajib menolong mereka…” (QS. Al-Anfal: 72).

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah:193)

Wahai kaum Muslim, wahai para ulama, wahai para penguasa dan siapapun yang masih memiliki iman di dada..serukanlah jihad untuk kaum yang mengoyak-ngoyak saudara kami di Gaza.

Siapapun kita dan apapun profesi kita, seyogianya menyambut panggilan iman untuk melaksanakan kewajiban bersuara lantang tentang Islam kaffah adalah solusi untuk semua persoalan hidup manusia, dan Jihad adalah solusi yang diperintahkan oleh Allah Rabb semesta alam untuk mengakhiri krisis Gaza. Wallahu’alam bi-showwab.

Iklan
Iklan