Oleh : ANDI NURDIN LAMUDIN
Mengenal diri sendiri juga dapat dikatakan merupakan dasar untuk membela diri. Untuk mengenal diri sendiri maka segala apa yang ada berhubungan dengan ilmu apa saja,pasti ada berhubungan dengan diri sendiri atau struktur tubuh manusia itu. Manusia dan tubuhnya adalah makhluk sempurna. Sehingga dengan demikian dunia ini adalah bagian daripada fisik manusia, yang mana untuk melayani tubuh manusia. Dengan demikian, apa yang ada di dunia ini sebenarnya berhubungan dengan sistim tubuh manusia. Sedangkan rohaninya berhubungan dengan alam semesta. Maka tidak mustahil ada pribahasa yang mengatakan jika tubuh manusia adalah “alam kecil” sedang semesta alam adalah “alam besar besar”. Maka semua ilmu yang ada di dunia ini tidak lain hanyalah untuk “memecahkan rahasia yang ada pada sistim tubuh manusia”.
Tidak mustahil, jika sejak dahulu di kalangan Islam telah dikenal, “Jika mengenal diri sendiri, maka akan mengenal Tuhannya”. Dapat dikatakan semua manusia tidak akan pernah mengenal dirinya sendiri. Hanya mungkin Nabi Muhammad SAW saja yang mengenal dirinya sendiri, karena memang dijelaskan di dalam Al-Qur’an, jika Al-Qur’an itu sendiri adalah Nabi Muhammad SAW. Sangat jelas, jika Nabi Muhammad SAW mengenal dirinya sendiri, karena telah diberikan pengetahuan oleh Tuhan. Selain itu, cerita Isra Mi’raj yang telah dijelaskan pada surat Al-Isra, jelas sekali jika diri Muhammad SAW serta tugas-tugasnya telah dipastikan oleh Tuhan dan diketahui juga oleh Muhammad SAW.
Muhammad SAW adalah Al-Qur’an,alam semesta dan tubuh manusia adalah satu penciptaan, atau mempunyai kesamaan sistim. Untuk melahirkan satu manusia, maka tidak terlepas dari ayah ibunya secara sistim yang umum. Maka mempelajari manusia, akan melibatkan semua unsur. Termasuk unsur malaikat atau setan. Untuk mempelajari struktur tubuh manusia dengan segala evolusinya serta sejarahnya,akan melibatkan kepada di mana ada Tuhan yang menciptakan manusia. Karena itu sangatlah merugi jika hanya mempelajari tentang materi saja, yang berhubungan dengan tubuh manusia, namun tidak mempelajari struktur rohnya,atau rohaninya.
Jika menyimak “rumeksa ing wengi” syair yang merupakan doa daripada Sunan Kalijaga, yang menjadikan kuat selamat terbebas daripada semua penyakit. Terbebas dari segala petaka.Jin dan setan pun tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat. Guna-guna tersingkir. Api menjadi air.Pencuri pun menjauh dariku. Segala bahaya akan lenyap. Semua penyakit pulang ke tempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih.
Semua senjata tidak mengena, bagaikan kapuk jatuh di besi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.
Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua selamat, dikelilingi bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul, dalam lindungan Tuhan. Hatiku Adam dan otakku Nabi Sis. Ucapanku ialah Nabi Musa.
Napasku Nabi Isa yang amat mulia. Nabi Yakub pendengaranku. Nanti Nabi Daud menjadi suaraku. (Serta semua nabi yang belum selesai dituliskan). Apakah ini juga merupakan refleksi daripada jika tubuh manusia adalah alam kecil, yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga?