Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Inovasi Pengembangan Benih, Jadi Senjata Baru Banjarmasin Atasi Keterbatasan Lahan

×

Inovasi Pengembangan Benih, Jadi Senjata Baru Banjarmasin Atasi Keterbatasan Lahan

Sebarkan artikel ini
IMG 20250822 204651
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Yulianysah Effendi. (Kalimantanpost.com/Nugie)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Keterbatasan lahan tidak membuat pemerintah Kota Banjarmasin menyerah dalam menjaga ketahanan pangan. Alih-alih berfokus pada produksi gabah konsumsi yang terbatas, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarmasin kini mengarahkan inovasi ke pengembangan benih padi bernilai ekonomi tinggi.

“Langkah ini dinilai lebih strategis, mengingat kondisi geografis kota yang menyulitkan untuk penanaman dua kali setahun. Permukaan lahan yang sering tergenang air membuat upaya memperluas panen padi konsumsi tidak berjalan optimal,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Yulianysah Effendi, Jumat (22/8/2025).

Kalimantan Post

Merealisasikan inovasi tersebut, kata Yuliansyah,
pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Balai Riset dan Monitoring Pertanian (BRMP) Provinsi Kalimantan Selatan untuk melakukan uji coba demplot benih padi di lahan seluas 7 hektare

“Kami mencoba mengubah pola tanam menjadi produksi benih. Dari sisi ekonomi, harganya bisa dua kali lipat dibandingkan menjual gabah konsumsi. Inilah yang akan kami edukasikan kepada petani,” ujarnya.

Benih padi yang dihasilkan nantinya tidak untuk konsumsi masyarakat Kota Banjarmasin, melainkan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah Kalimantan Selatan. Dengan begitu, meskipun produksi beras lokal masih terbatas, petani tetap memiliki peluang meningkatkan pendapatan dari hasil tanamnya.

“Misalnya petani menanam varietas siam madu untuk benih, hasil jualnya jauh lebih tinggi dibandingkan gabah biasa. Inovasi ini kami harap bisa menjadi solusi jangka panjang,” tambahnya.

Selain memberikan keuntungan ekonomi, strategi ini juga memberi nilai tambah bagi petani yang selama ini hanya mengandalkan hasil panen gabah. Dengan harga benih yang lebih mahal, peluang meningkatkan kesejahteraan terbuka lebih lebar.

Namun demikian, program ini masih dalam tahap uji coba. Pemerintah ingin memastikan dari sisi teknis, produksi benih benar-benar menguntungkan dan dapat diterapkan secara luas.

Baca Juga :  Irup HUT ke-80 RI di Balaikota, Yamin Sebut Jadi Energi Baru Membangun Banjarmasin

“Kami sedang menghitung usaha taninya, apakah benar-benar beruntung atau justru ada kendala. Nantinya, hasil uji coba ini akan kami rekomendasikan kepada petani,” ujar Yulianysah.

Menurutnya, inovasi ini jauh lebih realistis dibandingkan wacana pengembangan padi apung yang sulit diterapkan di Kota Banjarmasin.

“Kondisi genangan air di kota ini tidak konstan, sehingga padi apung tidak cocok, lebih baik fokus pada inovasi yang bisa benar-benar berjalan.” jelasnya.

Dengan strategi pengembangan benih, pemerintah berharap petani Kota Banjarmasin tidak hanya bertahan di tengah keterbatasan lahan, tetapi juga mampu membuka peluang ekonomi baru. Jika berhasil, model ini dapat menjadi contoh bagi kota lain yang menghadapi masalah serupa. (nug/KPO-3)

Iklan
Iklan