Oleh: Nor Hasanah, S.Ag, MI.Kom
Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin
Pada 24 Agustus 2025, Televisi Republik Indonesia (TVRI) genap berusia 63 tahun. Di era digital yang didominasi oleh platform streaming dan media sosial, televisi kerap dianggap sebagai medium yang mulai usang. Namun, justru dalam momen Hari Televisi Nasional (HTN) ini, kita perlu merefleksikan potensi besar televisi sebagai mitra strategis perpustakaan dalam membangun literasi bangsa. Sebagai institusi yang telah menjadi saksi sejarah Indonesia selama lebih dari enam dekade, TVRI memiliki jangkauan dan kredibilitas untuk mentransformasi layar kaca menjadi “pustaka digital” yang hidup dan accessible bagi seluruh masyarakat, dari kota hingga pelosok desa.
Dalam memperingati HTN ini, kita dihadapkan pada pertanyaan besar: bagaimana televisi dan pustaka dapat berperan dalam meningkatkan literasi bangsa? Jawabannya terletak pada sinergi antara televisi dan pustaka dalam menyebarkan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat. Dalam era digital ini, televisi dan pustaka dapat menjadi kombinasi yang kuat untuk meningkatkan kesadaran dan minat baca masyarakat.
Televisi dan pustaka dapat berperan penting dalam meningkatkan literasi bangsa melalui sinergi yang kuat. Dengan menyajikan program-program yang berbasis pustaka, televisi dapat meningkatkan kesadaran dan minat baca masyarakat, serta menyediakan akses ke pengetahuan dan informasi yang berkualitas. Sementara itu, pustaka dapat menjadi sumber pengetahuan dan informasi yang kaya, sehingga meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami dan menganalisis informasi.
Penelitian menunjukkan bahwa televisi dan pustaka dapat memiliki dampak signifikan pada literasi bangsa. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), masyarakat yang memiliki akses ke televisi dan pustaka yang berkualitas cenderung memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi (OECD, 2019). Selain itu, televisi dan pustaka juga dapat menyediakan akses ke pengetahuan dan informasi yang berkualitas, sehingga meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami dan menganalisis informasi.
Contoh keberhasilan sinergi antara televisi dan pustaka dapat dilihat pada program-program edukasi yang disiarkan oleh TVRI. Program-program seperti “Buku Pintar” dan “Sahabat Pena” telah berhasil meningkatkan kesadaran dan minat baca masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Selain itu, perpustakaan digital yang dikembangkan oleh TVRI juga dapat menyediakan akses ke pengetahuan dan informasi yang berkualitas, sehingga meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami dan menganalisis informasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, TVRI telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi bangsa melalui sinergi antara televisi dan pustaka. Salah satu contoh adalah program “Literasi Digital” yang disiarkan oleh TVRI, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan minat baca masyarakat dalam era digital. Program ini telah berhasil meningkatkan kesadaran dan minat baca masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.
Selain itu, TVRI juga telah bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan dan perpustakaan untuk meningkatkan literasi bangsa. Contohnya adalah kerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) untuk mengembangkan perpustakaan digital yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Dengan demikian, masyarakat dapat memiliki akses ke pengetahuan dan informasi yang berkualitas, sehingga meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami dan menganalisis informasi.
Sinergi antara televisi dan pustaka bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga penyiaran, dan masyarakat, kita dapat menciptakan televisi dan pustaka yang lebih edukatif dan informatif, sehingga meningkatkan kesadaran dan minat baca masyarakat.
Televisi bukanlah rival perpustakaan, melainkan mitra yang dapat memperkuat misi literasi bangsa. Dengan jangkauannya yang masif dan kemampuan adaptasinya terhadap teknologi digital, TVRI dapat menjadi platform yang menghidupkan kembali khazanah pengetahuan yang selama ini “terkunci” di rak-rak perpustakaan. Sinergi ini adalah langkah strategis untuk menciptakan masyarakat yang melek informasi, kritis, dan mencintai ilmu pengetahuan. Oleh karenanya kita harus terus meningkatkan kualitas program-program televisi yang berbasis pustaka, serta mengembangkan perpustakaan digital yang dapat menyediakan akses ke pengetahuan dan informasi yang berkualitas.
Dalam memperingati HTN dan HUT TVRI ke-63 tahun, mari kita melihat televisi sebagai bagian dari solusi literasi bangsa dan kita harus ingat bahwa televisi dan pustaka dapat berperan penting dalam meningkatkan literasi bangsa melalui sinergi yang kuat. Untuk mewujudkan sinergi ini, diperlukan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak, seperti halnya TVRI perlu mengalokasikan kanal dan waktu tayang untuk konten literasi. Perpustakaan Nasional dan Daerah harus terbuka dalam berbagi konten dan sumber daya. Pemerintah perlu mendukung melalui regulasi dan anggaran yang memadai, dan Masyarakat diajak untuk aktif mengonsumsi dan menghasilkan konten literasi.
Dengan sinergi antara televisi dan pustaka, televisi tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga pustaka bangsa yang menyala di setiap layar kaca. Mari kita bekerja sama untuk menciptakan televisi dan pustaka yang lebih edukatif dan informatif, sehingga mampu meningkatkan literasi bangsa dan menciptakan masyarakat yang lebih berpengetahuan melalui peningkatkan kualitas program-program televisi yang berbasis pustaka dan mengembangkan perpustakaan digital yang menyediakan akses ke pengetahuan dan informasi yang berkualitas. Selamat Hari Televisi Nasional 2025.