Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Dari Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

×

Dari Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

Sebarkan artikel ini
Hal 5 3 Klm Jelantah
PELATIHAN- Foto bersama Kader PKK pada pembukaan kegiatan pelatihan pembuatan aromaterapi dari minyak jelantah. (KP/Medcent)

Banjarmasin, KP – Di sebuah meja panjang di Aula Banjarmasin Creative Hub, Kamis (04/09), puluhan ibu-ibu PKK tampak serius menuang cairan berwarna ke dalam cetakan. Sesekali terdengar tawa kecil ketika tangan mereka belepotan bahan lilin. Siang itu, minyak jelantah yang biasanya dibuang begitu saja, berubah menjadi lilin aromaterapi yang cantik dan wangi.

“Biasanya minyak goreng bekas langsung saya buang, nggak kepikiran bisa jadi barang bagus begini,” kata Siti, salah seorang kader PKK sambil menunjukkan lilin mungil hasil karyanya. Wajahnya tampak puas, seperti menemukan sesuatu yang baru.

Kalimantan Post

Pelatihan ini digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Banjarmasin sebagai bagian dari program Literasi Berbasis Inklusi Sosial. Acara dibuka oleh Plt Asisten III Administrasi Umum Setdako Banjarmasin, Iwan Fitriadi, yang menekankan bahwa literasi tidak sebatas membaca dan menulis. “Literasi juga tentang keterampilan hidup, partisipasi sosial, dan kepedulian lingkungan,” ujarnya.

Ia menilai pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi adalah contoh nyata bagaimana literasi bisa berubah menjadi gerakan produktif dan berkelanjutan.

Di ruangan itu, sekitar seratus peserta kebanyakan ibu PKK dari berbagai kecamatan dan kelurahan tidak hanya mendengar penjelasan, tetapi juga langsung praktek. Aroma harum mulai memenuhi aula ketika minyak jelantah yang sudah diolah dicampur dengan pewangi. Beberapa peserta tampak antusias mendokumentasikan prosesnya dengan ponsel, seakan tak sabar membagikan pengalaman baru ini kepada tetangga dan keluarga.

Sekretaris Dispersip Kota Banjarmasin, Taufiq Adi Rahmanie, menyebut kegiatan ini sebagai cara untuk menularkan keterampilan sederhana yang bisa berdampak luas. “Kami berharap ilmu ini bisa dibawa pulang, dipraktikkan lagi, bahkan dikembangkan menjadi usaha. Kalau serius, ini bisa memberi manfaat ekonomi, baik untuk keluarga maupun kota,” jelasnya.

Baca Juga :  Paska Demo, DLH Kerahkan Petugas Kebersihan dan Armada Pengangkut Sampah

Bagi sebagian ibu PKK, ide menjadikan minyak bekas sebagai barang bernilai jual membuka imajinasi baru. “Kalau dikemas bagus, lilin ini bisa laku di pasaran. Lumayan buat tambahan penghasilan,” kata Nuraini, peserta dari Banjarmasin Utara. Senyumnya lebar, seolah sudah membayangkan peluang usaha di depan mata.

Pelatihan sehari itu meninggalkan kesan mendalam. Dari bahan sederhana yang sering dianggap kotor, tercipta produk yang wangi dan indah. Lebih dari sekadar belajar membuat lilin, kegiatan ini memberi pesan bahwa literasi bisa hidup di dapur, di rumah, bahkan di pasar. Ia bukan hanya soal buku, tapi juga keterampilan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

Dan ketika lilin-lilin kecil hasil karya para ibu PKK itu dinyalakan, bukan hanya aromanya yang menyebar, tetapi juga harapan baru—bahwa kreativitas bisa lahir dari hal-hal sederhana, dan kesejahteraan bisa berawal dari sesuatu yang dulu dianggap sampah. (Sfr/K-3)

Iklan
Iklan