Banjarmasin, KP – Sore itu, udara Kelayan A terasa lebih hidup dari biasanya. Deru air Sungai Kelayan bercampur dengan riuh tawa para pemuda dan warga yang sibuk mengangkut sampah dari tepian sungai. Di antara mereka, tampak Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, ikut berjibaku, tangannya tak segan mengangkat kotoran plastik yang menyangkut di aliran sungai.
“Alhamdulillah sore ini bersama kawan-kawan Kampung Pemuda kita kerja bersama membersihkan Sungai Kelayan dan lingkungan sekitarnya,” ucap Yamin dengan senyum, keringat membasahi pelipisnya.
Kegiatan Babarasih Sungai yang digagas Sentra Pemberdayaan Pemuda Banjarmasin itu memang berbeda. Bukan hanya ajang membersihkan lingkungan, tetapi juga menghadirkan kebersamaan yang hangat. Pemuda, lurah, hingga masyarakat sekitar, semuanya turun tangan tanpa sekat.
Menurut Yamin, inilah bukti bahwa kepedulian bisa tumbuh jika semua pihak mau bahu membahu. “Gerakan semacam ini harus kita contoh dan galakkan bersama. Jangan berhenti di sini saja. Sungai-sungai lain di Banjarmasin pun perlu perhatian,” tegasnya.
Ia lalu mengenang masa kecilnya. “Dulu, 20–30 tahun lalu, sungai-sungai di sini masih jadi denyut nadi kehidupan warga. Airnya jernih, orang mandi, mencuci, bahkan bermain di sini. Sekarang kondisinya jauh berbeda, tercemar,” ujarnya lirih.
Bagi Yamin, menjaga sungai bukan sekadar soal kebersihan, tapi juga warisan. “Revitalisasi dan normalisasi sungai harus jadi perhatian. Karena sungai bukan hanya untuk kita sekarang, tapi juga untuk masa depan anak cucu kita,” tutupnya.
Di tepi sungai yang mulai bersih itu, tampak anak-anak berlarian sambil tertawa. Senja perlahan turun, memantulkan cahaya keemasan di permukaan air. Sore itu, Sungai Kelayan bukan hanya saksi gotong royong, tapi juga pengingat: bahwa sungai yang indah adalah milik bersama. (Sfr/K-3)