Banjarbaru, KP – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalsel belum sepenuhnya reda.
Meski kadang turun hujan, nyatanya titik api masih sering muncul.
Saat ini Kalsel masih berstatus siaga darurat karhutla.
Yang akan berakhir pada 30 September 2025.
Jika karhutla masih terjadi maka status bisa diperpanjang.
“Tidak menutup kemungkinan status ini diperpanjang jika kondisi di lapangan masih mengkhawatirkan,” jelas Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi.
Berdasarkan data sipongi Kementerian Lingkungan Hidup mencatat sejak Minggu (23/9) hingga Selasa (23/9), total 104,24 hektare lahan terbakar dari 80 kejadian karhutla di sejumlah kabupaten/kota.
Kabupaten Banjar menjadi salah satu daerah terdampak cukup besar, dengan 24 kejadian karhutla yang membakar 16,5 hektare lahan.
Sementara itu, Kotabaru mencatat luas lahan terbakar terbesar, yakni 19 hektare dari 10 kejadian.
Bambang menyebut sejak Januari hingga 23 September 2025, total 1.257,09 hektare hutan dan lahan di Kalsel sudah terbakar akibat 563 kejadian karhutla.
Ia katakan, penanganan telah dilakukan melalui darat dan udara secara maksimal
Termasuk dalam pengoperasionalan dua heli patroli dan heli water bombing yang rutin terbang untuk memantau dan memadamkan api.
Data kejadian karhutla dalam dua hari terakhir meliputi Banjarbaru 0,8 hektare (1 kejadian), Banjar 16,5 hektare (24 kejadian), Tapin 13,1 hektare (9 kejadian), Hulu Sungai Selatan 2,5 hektare (2 kejadian), dan Hulu Sungai Tengah 13,5 hektare (4 kejadian).
Kemudian Tabalong 5,36 hektare (5 kejadian), Barito Kuala 2 hektare (1 kejadian), Tanah Laut 10,5 hektare (4 kejadian), Tanah Bumbu 12,5 hektare (9 kejadian), serta Kotabaru 19 hektare (10 kejadian).
Adapun Banjarmasin dan Balangan tidak terdapat kejadian karhutla, namun masih terpantau titik panas atau hotspot. (mns/K-2)