Pelatihan yang diberikan seharusnya tidak bersifat seremonial, tetapi berkelanjutan dan berbasis kebutuhan lapangan, seperti pelatihan literasi keuangan, strategi digital marketing, pengelolaan stok, hingga sertifikasi halal dan legalitas usaha
BANJARMASIN, KP – DPRD Kota Banjarmasin mendorong Pemerintah Kota untuk mengalokasikan anggaran khusus bagi pelatihan dan pendampingan berkala terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha kecil di tengah ketatnya persaingan pasar dan perkembangan ekonomi digital.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin, Hilyah Aulia, menjelaskan bahwa banyak pelaku UMKM di kota ini memiliki produk potensial, namun masih tertinggal dalam hal manajemen keuangan, pemasaran digital, serta inovasi produk.
Karena itu, pembinaan berkelanjutan dinilai jauh lebih strategis dibandingkan hanya memberi bantuan modal.
“Kita sering temui pelaku UMKM yang produknya bagus, tapi tidak tahu cara mengemas atau memasarkan dengan baik. Tanpa pendampingan rutin, mereka akan kesulitan berkembang,” ujar Hilyah kepada wartawan baru-baru ini.
Menurutnya, pelatihan yang diberikan seharusnya tidak bersifat seremonial, tetapi berkelanjutan dan berbasis kebutuhan lapangan, seperti pelatihan literasi keuangan, strategi digital marketing, pengelolaan stok, hingga sertifikasi halal dan legalitas usaha. Dengan demikian, UMKM di Banjarmasin tidak hanya tumbuh secara kuantitas, tetapi juga kualitas dan profesionalisme.
DPRD juga mendorong agar Pemerintah Kota melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Tenaga Kerja dapat menggandeng perguruan tinggi, pelaku industri, serta lembaga keuangan digital dalam penyusunan kurikulum pelatihan yang lebih adaptif terhadap era industri 4.0.
“Pendampingan ini penting supaya UMKM Banjarmasin bisa go digital, punya akses ke pasar nasional bahkan internasional. Pemerintah harus hadir lewat anggaran yang jelas dan terukur,” tambahnya.
Dengan adanya pelatihan rutin, diharapkan para pelaku UMKM di Banjarmasin dapat tumbuh lebih mandiri, tangguh, dan inovatif, sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat lokal yang berkelanjutan. (Sfr/K-3)