BANJARMASIN, Kalimantanpost.com — Menjelang akhir tahun, harga telur di salah satu pasar tradisional di Kota Banjarmasin mulai menunjukkan tren kenaikan. Dari ketiga jenis telur yang beredar, telur ayam menjadi komoditas yang paling terasa kenaikannya, sementara telur itik dan puyuh masih tergolong stabil.
Kenaikan harga telur ayam ini menjadi perhatian banyak pihak karena komoditas tersebut termasuk bahan pangan utama masyarakat. Harga di pasaran kini berada di Rp29.000 per kilogram, kenaikan ini terbilang bertahap dari harga Rp26.000-29.000 per kilogramnya. Kondisi ini turut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan di berbagai sektor, terutama menjelang musim libur dan kegiatan akhir tahun.
Menurut Muhammad Suryani, Selasa (14/10/2025), salah satu pelaku usaha telur di Banjarmasin, lonjakan harga ini tidak lepas dari dampak meningkatnya kebutuhan telur akibat program pemerintah “Makan Bergizi Gratis (MBG)” yang menggunakan telur ayam sebagai menu utama. Ia menjelaskan permintaan tinggi tersebut memberi tekanan pada pasokan di tingkat pedagang dan distributor.
Meski harga telur ayam naik cukup tajam, Suryani menegaskan kondisi pasokan di Banjarmasin masih tergolong aman karena sebagian besar berasal dari peternak lokal. Pasokan lokal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi daerah dalam menjaga ketersediaan stok. Namun, ia mengakui bahwa ketika permintaan meningkat secara mendadak, ketersediaan di lapangan dapat menurun sementara waktu.
Berbeda dengan telur ayam, harga telur itik menunjukkan kestabilan yang relatif baik. Kenaikan yang terjadi pada telur itik hanya bersifat ringan dan tidak berdampak besar terhadap harga eceran. Suryani menyebut bahwa permintaan terhadap telur itik juga tidak mengalami lonjakan berarti sehingga pergerakan harganya lebih tenang dibandingkan telur ayam.
Sementara itu, telur puyuh juga masih dalam kondisi harga normal. Menurut Suryani, pasar telur puyuh di Banjarmasin cenderung stabil karena segmentasi konsumennya lebih terbatas. “Harga telur puyuh tidak terlalu terpengaruh oleh situasi pasar akhir tahun, permintaan stabil, dan pasokan juga cukup lancar dari peternak lokal,” ujarnya.
Kestabilan harga telur itik dan puyuh menjadi penyeimbang di tengah kenaikan harga telur ayam yang cukup tinggi. Masyarakat pun mulai beralih pada dua jenis telur tersebut sebagai alternatif sementara. Namun, karena telur ayam tetap menjadi kebutuhan pokok utama, tekanan terhadap harga komoditas ini masih sulit dihindari dalam jangka pendek.
Suryani memperkirakan bahwa harga telur ayam masih akan bergerak naik secara bertahap hingga akhir tahun sebelum kembali stabil. Ia menilai koordinasi antara pemerintah, peternak, dan pelaku distribusi menjadi kunci dalam menjaga kestabilan pasokan dan mencegah lonjakan harga yang lebih tinggi di pasar lokal. (nug/KPO-3)