BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Harga bawang merah kembali bergerak naik di salah satu pasar tradisional di Banjarmasin. Setelah sempat turun ke kisaran Rp25.000 per kilogram, kini harga kembali menembus di atas Rp30.000. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen, terutama menjelang akhir tahun ketika kebutuhan dapur biasanya meningkat.
Menurut salah satu narasumber yang enggan disebutkan namanya, lonjakan harga bawang merah kali ini tidak lepas dari siklus panen yang panjang dan kondisi cuaca yang kurang bersahabat. “Panen bawang biasanya hanya enam bulan sekali, kalau curah hujan tinggi, hasil panen jadi berkurang dan kualitasnya menurun,” ujarnya saat ditemui di Pasar Lama, Rabu (15/10).
Berdasarkan pantauan di lapangan, harga bawang merah biasa kini berada di kisaran Rp24.000 hingga Rp32.000 per kilogram, tergantung ukuran dan kualitas. Sementara bawang merah besar dijual lebih murah di kisaran Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram. Untuk bawang putih, harganya relatif stabil di angka Rp34.000 per kilogram, sedangkan bawang bombay masih bertahan di kisaran Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram.
Kenaikan harga bawang merah disebut cukup drastis dibandingkan komoditas lain. Dalam beberapa bulan terakhir, harga sempat menyentuh angka Rp80.000 per kilogram sebelum turun dan kemudian kembali naik. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasokan bawang merah di pasar belum benar-benar stabil.
Berbeda dengan bawang merah, harga bawang putih justru masih tergolong aman meskipun sedikit naik. Narasumber menilai kenaikan tersebut masih wajar dan tidak terlalu membebani pedagang. “Kalau bawang putih masih bisa dibilang aman, pasokannya memang berkurang sedikit, tapi tidak separah bawang merah,” katanya.
Faktor cuaca dan pasokan disebut menjadi kunci utama yang memengaruhi harga kedua komoditas ini. Musim hujan yang datang lebih awal membuat proses panen terganggu dan hasilnya tidak sebanyak biasanya. Selain itu, adanya bawang impor dari Vietnam dan Surabaya yang harganya relatif tinggi turut memberi tekanan pada harga di pasar lokal.
Meski begitu, sebagian pedagang berharap harga bawang merah bisa segera turun agar daya beli masyarakat tidak melemah. Bawang merupakan bahan dasar utama hampir semua masakan rumah tangga, sehingga fluktuasi harga sekecil apa pun langsung berdampak pada pengeluaran harian.
“Pedagang juga kesulitan menyesuaikan harga jual, kalau terlalu mahal, pembeli berkurang, tapi kalau tetap dijual murah, kami bisa rugi,” tutur narasumber yang sama, menggambarkan dilema yang dihadapi pelaku pasar tradisional saat ini.
Pemerintah daerah diharapkan dapat turun tangan untuk menstabilkan harga, terutama dengan memastikan distribusi bawang dari daerah pemasok berjalan lancar. Tanpa langkah cepat, lonjakan harga bawang merah dikhawatirkan bisa berlanjut hingga akhir tahun dan memicu efek domino terhadap harga bahan pokok lainnya. (nug/KPO-3)