Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalsel

Ratusan Paket MBG Ditarik

×

Ratusan Paket MBG Ditarik

Sebarkan artikel ini
ils
Foto Ilustrasi Paket MBG

Banjarbaru, KP –Ada sebanyak 544 paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan di SD Negeri 1 Loktabat Utara, Kota Banjarbaru, diduga tak layak konsumsi dan terpaksa ditarik kembali sejak Kamis (16/10).

Menu terdiri dari mie kuning, telur, dan stik tempe tersebut dilaporkan telah berbau tidak sedap dan berlendir. 

Kalimantan Post

Ini memicu kekecewaan di kalangan orang tua siswa.

Salah seorang orang tua murid kelas IV, Tati, mengonfirmasi bahwa sebagian besar makanan yang diterima anaknya dalam keadaan basi.

“Tim investigasi juga sempat datang dan mendapati sekitar 50 persen makanan memang sudah basi.

Jadi bukan karena kami mengada-ngada, tapi sesuai kondisi di lapangan,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap pihak penyedia dan dapur produksi MBG.

“Kalau memang makanan seperti itu tidak bisa bertahan lama, sebaiknya jangan tergesa-gesa.

Waktu masaknya harus disesuaikan agar tidak basi,” ucapnya.

Menurutnya, mie kuning merupakan item yang paling jelas menunjukkan tanda basi.

Guru yang memeriksa juga mencium bau menyengat dan tekstur mie yang lengket serta berlendir.

“Anak-anak tidak berani makan. Setelah wali kelas mencoba, ternyata memang tidak layak dikonsumsi,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kejadian serupa bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, bahkan pernah ditemukan menu MBG lain berupa tahu yang sudah berjamur.

“Bukan cuma sekali ini. Hari ini kebetulan ketahuan, tapi sebelumnya juga pernah,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala SDN 1 Loktabat Utara, Muhammad Muhransyah, membenarkan temuan tersebut.

Ia menjelaskan bahwa sekolah telah segera melaporkan hal ini kepada Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Kelurahan Sungai Besar, selaku penyalur MBG.

“Sudah kami laporkan. Kepala SPPG juga datang langsung ke sekolah untuk mengecek dan meminta informasi,” ujarnya.

Baca Juga :  Pansus I DPRD Kalsel Fokus Kuatkan Regulasi Pengelolaan Aset Daerah Lewat Raperda BMD

Muhransyah mengakui bahwa kasus makanan tidak layak makan ini pernah terjadi sebelumnya, meski tingkat keparahannya tidak sebesar kali ini.

“Pernah juga, tapi hanya beberapa menu yang basi. Kali ini lebih parah karena mienya berlendir dan telurnya juga bermasalah,” ungkapnya.

Sisi lain pasca keracunan di Kabupaten Banjar, dari Dinas Kesehatan bersama lintas sektor tengah melakukan langkah cepat untuk memastikan keamanan pangan dalam pelaksanaan program tersebut

“Kita sudah melihat langsung situasinya dan bertemu dengan pengolah makanannya. Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada kendala berarti, namun tetap harus kita evaluasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel, dr. Diauddin Jumat (17/10). (*/net/K-2)

Iklan
Iklan