BANJARMASIN, Kalimantanpost.com –
Musyawarah Daerah (MUSDA) I Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kalimantan Selatan digelar di Lantai 3 Gedung DPRD Kalsel, pada Sabtu (15/11/2025) akhirnya memilih Anshari Yannoor sebagai Ketua JMSI Kalsel.
Musda yang merupakan momen penting karena baru kali pertama organisasi perusahaan pers di Kalsel menggelar forum musyawarah resmi yang diproyeksikan sebagai fondasi arah gerak organisasi menuju 2026-2030.
Kali ini Musda digelar dengan mengambil thema “Menjaga Marwah Pers Banua, Menatap Masa Depan Digital.”
Ketua Panitia, Syaid Maulana Ahmad, melaporkan MUSDA pertama ini bukan sekadar agenda rutin, tapi langkah awal membangun budaya organisasi yang lebih solid.
Ia mengapresiasi kehadiran para ketua cabang dari berbagai daerah dan para senior yang selama ini ikut mendorong hidupnya organisasi.
Ia menekankan pentingnya silaturahmi, komunikasi, dan semangat belajar sebagai fondasi JMSI agar benar-benar bergerak sebagai organisasi profesional.
“Banyak yang sudah berjuang sejak awal, jatuh-bangun membangun jaringan media, harapan kami MUSDA ini bukan hanya ajang demokrasi, tapi wadah memperkuat komunikasi,” ujar Syaid.
Ketua JMSI Kalsel, Milhan Rusli, dalam sambutannya menggaris bawahi bagaimana JMSI tumbuh signifikan dalam dua tahun terakhir. Ia menyebut banyak perusahaan pers kini sudah lebih tertata secara administrasi, legal, dan lebih percaya diri dalam menjalankan medianya.
Menurutnya, JMSI sudah dilihat sebagai organisasi yang hidup, karena kritik, masukan, dan perdebatan yang muncul menjadi bukti bahwa roda organisasi benar-benar bergerak.
“Kalau tidak ada kritik, justru kita mati, kritik itu petanda organisasi hidup, tugas kita sekarang memastikan JMSI bukan hanya ada, tapi bermakna,” ucap Milhan.
Ahli Pers, Fathurrahman, menambahkan perspektif tajam soal tantangan digital yang kini membentuk ulang ekosistem media di daerah. Ia menyebut ledakan media online, disrupsi media sosial, dan pola konsumsi informasi yang berubah tiap detik sebagai tantangan yang harus dijawab dengan program nyata. Menurutnya, organisasi seperti JMSI harus berdiri sebagai ruang pembinaan, kolaborasi, disiplin kerja, dan penjaga standar jurnalisme.
“Organisasi tetap hidup kalau dipimpin dengan karakter dan empati, program harus lahir dari musyawarah, bukan dari ego personal, dunia media berubah cepat, dan kita hanya bisa bertahan kalau beradaptasi,” kata Fathurrahman.
Pelaksanaan MUSDA kemudian dilanjutkan dengan agenda inti pemilihan dan pelantikan kepengurusan JMSI Kalsel. Para peserta menyatakan harapannya agar pengurus baru benar-benar bekerja, bukan hanya mengisi struktur. Pesan yang sama muncul dari para senior, jangan sampai organisasi hanya ramai di acara, namun sepi saat menjalankan program.
Perwakilan JMSI Pusat, Safruddin Umahuk, menutup sekaligus membuka acara dengan dorongan agar JMSI di daerah tidak ragu mengambil peran besar dalam menjaga kualitas jurnalisme. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas daerah dan penguatan jejaring sebagai cara menghadapi dinamika dunia digital yang makin kompleks.
MUSDA I JMSI Kalsel ditutup dengan harapan bersama organisasi ini bisa menjaga marwah pers Banua, melahirkan program-program konkret, dan memastikan bahwa media lokal tetap berdiri sebagai pilar demokrasi yang kredibel di tengah derasnya informasi digital. (nug/KPO-1)














