BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Pemerintah Kota Banjarmasin kembali menggerakkan peningkatan kapasitas bagi para Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) lewat Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digelar di Hotel Nasa Banjarmasin, Selasa (18/11/2025).
Sebanyak 175 PSM hadir sebagai peserta, mengikuti rangkaian materi yang berfokus pada penguatan kemampuan mereka dalam menangani persoalan sosial di lapangan.
Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hj Ananda membuka langsung kegiatan ini. Ia menegaskan PSM adalah pihak yang berhadapan langsung dengan masyarakat, sehingga peningkatan kapasitas bukan lagi sekadar program rutin, tapi kebutuhan mendesak untuk memperbaiki kualitas layanan sosial di kota ini.
Menurut Ananda, peran PSM bukan hanya menyampaikan laporan, tapi mengurai persoalan sosial dari akarnya. Mulai dari kemiskinan, konflik keluarga, hingga kasus-kasus sosial yang butuh respons cepat. Karena itu, ia menilai peningkatan kemampuan menjadi penopang utama agar kerja mereka benar-benar terasa dampaknya.
“PSM ini ujung tombak kita, mereka yang mendengar keluhan warga duluan, pekerjaannya tidak mudah, bahkan banyak yang bekerja tanpa kenal waktu, jadi peningkatan kapasitas sangat penting supaya penanganan masalah sosial bisa lebih maksimal,” ucap Hj. Ananda.
Ananda juga memberi apresiasi khusus kepada para PSM yang sudah puluhan tahun mengabdi. Ia menyebut pengabdian panjang seperti ini tidak mungkin digantikan angka, karena pekerjaan sosial menuntut ketulusan sekaligus ketahanan mental. Ia berharap pelatihan ini bisa memberi dorongan baru bagi seluruh peserta.
Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan pada kegiatan kali ini adalah penganugerahan penghargaan untuk dua PSM berdedikasi, yaitu Herman yang telah mengabdi selama 30 tahun dan Alwi yang telah berkiprah selama 25 tahun. Penghargaan tersebut diharapkan mampu menjadi pemantik semangat bagi PSM lain dalam menjalankan tugas sosial di tengah masyarakat.
Ketua pelaksana kegiatan, Amirullah, menyebut kegiatan ini disiapkan untuk menjawab tantangan yang setiap tahun semakin kompleks. Menurutnya, PSM tidak hanya dituntut hadir, tapi mampu merespons cepat berbagai persoalan yang muncul di lingkungan masing-masing.
“PSM bekerja 24 jam, siap kapan pun masyarakat membutuhkan, karena itu mereka butuh pelatihan yang membuat mereka lebih siap, lebih kuat, dan lebih percaya diri menghadapi masalah sosial di lapangan,” kata Amirullah.
Ia menambahkan, pelatihan ini bukan kegiatan seremonial. Peserta dibekali materi teknis serta pemahaman baru tentang cara membaca situasi sosial, agar langkah mereka di lapangan lebih terarah. Amirullah berharap seluruh peserta bisa membawa pulang bekal yang benar-benar terpakai.
Pemerintah daerah memastikan pelatihan serupa akan terus dilakukan secara berkala, agar kualitas penanganan masalah sosial semakin baik dan masyarakat mendapat layanan yang selayaknya. (nug/KPO-3)














