Oleh : AHMAD BARJIE B
Beberapa waktu lalu, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kalsel yang diketuai H Anwar Hadimi dan Sekretaris Umum Dr Budi Rahmat Hakim, menyelenggarakan lomba menggambar masjid yang diikuti anak-anak, dan pertandingan futsal untuk memperebutkan Dewan Masjid Cup yang dikuti para remaja. Kedua kegiatan tersebut diikuti oleh anak-anak dan remaja dengan antusias sekali, sehingga jumlah peserta terpaksa dibatasi.
Sebelumnya DMI Kalsel juga membagikan 4.000 paket alat-alat pembersih untuk masjid dan langgar yang ada di Kalimantan Selatan, yang dikerjasamakan penyalurannya dengan DMI Kabupaten Kota se-Kalimantan Selatan. Ini merupakan kelanjutan dari program yang sama tahun -tahun sebelumnya. Memang belum semua masjid/langgar terjangkau, namun program ini cukup berarti dalam rangka meningkatkan kebersihan tempat-tempat ibadah. Karena DMI Kalsel juga punya program mewujudkan kebersihan masjid.
Kegiatan ini adalah dalam upaya mendekatkan DMI dengan masyarakat, khususnya anak dan remaja. Sebagaimana kita ketahui, anak-anak dan remaja adalah generasi yang akan mengisi masjid-masjid di kemudian hari. Sultan Muhammad al-Fatih yang berhasil menaklukkan Konstantiponel (1453 M) mengatakan, jika masjid sunyi dari anak-anak yang tertawa dan bermain-main di masjid, maka tunggulah 20 tahun ke depan, masjid akan sunyi dari Jemaah.
Anak-anak dan remaja juga akan menjadi pemimpin di hari esok atau masa yang akan datang. Sebuah peribahasa Arab mengatakan, syubbanul-yaum rijalul-ghad (pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari).
Banyak keuntungan yang akan kita peroleh apabila anak dan remaja dekat dengan masjid. Pertama, mereka akan bertumbuh kembang menjadi orang yang dekat dengan masjid, menjadi orang yang taat dan taqwa kepada Allah dan Rasul. Sebuah ayat Alquran mengatakan, bahwa di antara ciri orang-orang yang takut dan taqwa kepada Allah dan hari akhir adalah mereka yang selalu ke masjid, dalam arti selalu shalat berjamaah dan aktif dalam berbagai kegiatan kemasjidan.
Kedua, mereka akan terhindar dari berakhtivitas yang merusak, yang pada gilirannya akan rusak pula mental, moral, akhlak dan karaktaernya. Kita tahu selama ini cukup banyak aktivitas yang dapat menurunkan dan merusak anak remaja yang terjadi di luar masjid dan luar sekolah. Oleh karena itu sedapat mungkin anak-anak dan remaja ditarik untuk menyintai masjid.
Ketiga, pada saatnya nanti, anak dan remaja itu dapat menjadi pengurus masjid, karena mereka sudah terbiasa dekat dengan masjid dan menyatu dengan kegiatan kemasjidan. Bagaimanapun regenerasi harus dan pasti terjadi, sebab, generasi tua pada saatnya akan turun panggung karena usia tua, uzur, sakit dan akhirnya meninggal dunia. Patut digarisbawahi bahwa pada sebagian masjid dan daerah, selama ini cukup sulit untuk mencari aktivis dan pengurus masjid yang kompeten dan berintegritas. Terpaksalah yang tua-tua dan orang-orang yang serba sibuk berumur-umur mengurusi masjid. Padahal sebaiknya, minimal sekali dalam 10 tahun harus ada regenerasi dan kaderisasi. Karena itu perlu dilakukan regenerasi sejak awal. Artinya, anak dan remaja harus didekatkan dengan masjid.










