“KENAPA benda-benda ini terlihat baru dan berwarna-warni, apa aku bermimpi?” tanya Hamnah kepada anaknya, saat terbangun dari tidur.
Perempuan berusia 74 tahun ini pun masih belum sadar dirinya benar-benar sudah bisa melihat.
Meyakinkan dirinya,
perempuan yang sudah ‘dimakan’ usia dengan kerutan jelas di wajahnya dan langkahnya terasa gontai ini pun kemudian duduk selonjor kaki di balik jendela kaca jernih tembus pandang ruang depan rumahnya yang menghadap ke jalan raya.
Perasaan tak percaya masih terpancar di wajah Hamnah dan melihat lalu lalang pengendara mobil, motor, sepeda listrik yang melintas. Maklum itu hari Rabu (26/11/2025), hari pasar mingguan bagi warga di kampungnya.
Tak yakinnya Hamnah, karena selama puluhan tahun dunia terasa redup dan ‘tak melihat’ akibat penyakit katarak di kedua mata yang ia derita.
Diceritakan Abdi Margono, putra Hamnah, di hari pertama sejak perban penutup mata dibuka, meski samar ibunya sudah bisa melihat.
“Namun, ibu masih belum yakin jika beliau benar-benar bisa melihat karena kelamaan pandangan beliau tertutup selaput merah tebal,” paparnya.
Dijelaskan Igun, panggilan akrab Abdi, tepatnya di malam ke tiga setelah perban penutup matanya dibuka, di tengah malam mama bangun dari tidur, seperti biasanya ingin shalat tahajud.
“Ibu kaget, biasanya hanya merapa-raba, tapi kenapa semua benda malam itu bisa terlihat, bahkan seperti baru, berwarna-warni, karena bingungnya, ia membangunkan saya yang saat itu masih tertidur lelap dan bertanya, kenapa benda-benda ini terlihat baru dan berwarna-warni, apa aku bermimpi?’ tanya mama,” kenangnya.
“Sontak aku berucap, ‘Alhamdulillah,’ lalu aku menjelaskan kepada mama bahwa benda-benda tersebut memang berwarna-warni, dan meyakinkan kepada mama, bahwa mama kini sudah benar-benar bisa melihat,” ujar Igun.
Hamnah merupakan satu dari ratusan pasien katarak yang mengikuti kegiatan operasi buta katarak gratis “Satu Cahaya, Berjuta Cerita” 2025 yang diselenggarakan oleh PT Adaro Indonesia dan partner, sebagai komitmen mendukung peningkatan kesehatan masyarakat melalui kegiatan operasi buta katarak gratis, sejak tanggal 13 hingga 19 Oktober 2025 lalu.
Ekternal Relation Division Head PT Adaro Indonesia, Rinaldo Kurniawan mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan bentuk nyata kolaborasi antara perusahaan, pemerintah daerah serta tenaga medis untuk mewujudkan masyarakat Tabalong yang sehat dan produktif, khususnya di bidang perekonomian, pada tahun 2025.
PT Adaro Indonesia menargetkan sebanyak 480 operasi katarak di enam kabupaten wilayah operasional perusahaan.
Di Kabupaten Tabalong, pelaksanaan operasi ini dilakukan menggunakan mobil katarak milik PT Adaro Indonesia, dengan melibatkan dokter spesialis mata serta tenaga kesehatan lokal.
“Untuk kali ini kami bermitra dengan pihak perusahaan medis yaitu CV PPI yang sudah berpengalaman dan profesional dalam layanan operasi Katarak menggunakan teknologi baru yaitu Teknologi Faso Mulsifikasi dengan keunggulan lebih cepat, lebih aman dan proses recovery,” paparnya.
Bupati Tabalong Ir HM Noor Rifani SH, ST, MT mengatakan program ini sangat sejalan dengan arah kebijakan pembangunan kesehatan daerah, Tabalong Pasti Sehat.
“Hadirnya program operasi katarak ini merupakan bentuk kolaborasi konkret antara pemerintah dan sektor swasta dalam mewujudkan program prioritas Tabalong SMaRT,” ucapnya.
Bupati berharap program seperti ini dapat terus berlanjut, agar masyarakat yang sebelumnya terkendala dalam aktivitas keseharian karena katarak dapat kembali produktif dan menjalani hidup dengan lebih baik,.
Sementara itu, dr Revanggi Marendra SpM didampingi dr Abraham Adiwidjaja Sutjiono SpM, selaku dokter pelaksana kegiatan tersebut mengungkapkan sebagai tim dokter-nakes, mereka semua merasa bangga bisa terlibat dalam baksos Adaro di Kabupaten Tanjung, Kalsel.
“Kegiatan ini berjalan dengan lancar berkat kerja sama yang solid antara tim medis, panitia, dan dukungan luar biasa dari pihak Puskesmas, Dinkes dan Pemkab Tabalong beserta Adaro dan mitra kerja,” ungkapnya.
Dia menambahkan melihat senyum pasien setelah operasi menjadi momen yang sangat berharga bagi mereka.
“Saya berharap program mulia seperti ini dapat terus berkesinambungan dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan, karena manfaatnya benar-benar nyata dan berdampak luas,” ungkap tim dokter pelaksana operasi katarak asal Jawa Barat ini. (Hipni Rosadi/KPO-3)














