BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Komisi III DPRD Kota Banjarmasin turun langsung meninjau progres proyek penataan kawasan Sungai Veteran, Senin (1/12/25). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan pekerjaan di lapangan berjalan sesuai rencana, terutama karena proyek ini ditunggu masyarakat sebagai salah satu titik pengurangan banjir dan ruang publik baru di pusat kota.
Ketua Komisi III Muhammad Ridho Akbar menyebut pihaknya sengaja datang langsung agar tak hanya menerima laporan di atas kertas. Menurutnya, kondisi lapangan harus dilihat dengan mata kepala sendiri agar pengawasan benar-benar maksimal. Ia menilai progres sudah terlihat, meski tetap ada beberapa catatan yang harus dibereskan oleh pelaksana proyek.
“Progres fisiknya sudah kelihatan, tapi kami ingin memastikan semua detail sesuai desain dan tidak ada yang meleset, proyek ini harus menjawab dua hal sekaligus mengurangi banjir dan memberi ruang publik yang benar-benar dipakai warga,” ujar Ridho.
Dari peninjauan tersebut, Komisi III mendapat laporan bahwa pekerjaan penataan sungai berbasis DBT (tanggul pembatas) saat ini berada di kisaran 35 persen. Struktur siring, pemadatan, hingga pembentukan alur sudah berjalan. Selain itu, tahap pertama pekerjaan yang mencakup pemasangan siring sepanjang satu kilometer sebenarnya sudah dianggap selesai secara nilai meski pompa masih menunggu kedatangan.
Kepala Balai Besar Sungai Wilayah Kalimantan III, Dedi Supriyadi, memastikan penataan alur sungai di kawasan itu memang dirancang untuk meningkatkan daya tampung air. Ia menjelaskan bahwa sungai yang tampak sempit secara kasat mata sebenarnya memiliki kedalaman hingga tiga meter untuk menahan volume lebih besar.
“Secara fisik 35 persen, tapi secara fungsi kita sudah membentuk alur yang lebih kuat dan lebih dalam, ini basis utamanya untuk mereduksi banjir,” katanya.
Dedi juga menegaskan pompa air yang dirancang untuk membuang air lebih cepat saat intensitas hujan tinggi. “Pompa sudah di Semarang, begitu selesai dirakit, langsung kami kirim, targetnya akhir tahun ini sudah standby,” ucapnya.
Di sisi lain, proyek ini bukan hanya soal teknis alur sungai. Lahan di sekitar kawasan Veteran juga masuk dalam rangkaian pembebasan yang dilakukan bertahap oleh Pemerintah Kota.
Dedi juga menyebut saluran yang diperluas dan dialihkan ke jalur aliran baru akan menjadi fondasi utama sebelum elemen taman disempurnakan.
“Intinya, air dulu yang dibereskan, kalau alurnya aman, taman tinggal mengikuti bentuknya,” katanya.
Pekerjaan lanjutan termasuk perpanjangan alur ke Sungai Gardu diproyeksikan berjalan tahun depan. Sistem pemompaan tambahan disiapkan sebagai satu paket untuk memastikan jalur baru benar-benar efektif menahan dan membuang genangan. Tahapan pengerjaan dilakukan bertahap, tapi dirancang agar beberapa komponen bisa berjalan bersamaan.
Kepala Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, menjelaskan pembebasan lahan menjadi komponen penting untuk menyelaraskan pekerjaan di seluruh koridor sungai dan taman. Ia menegaskan bahwa prosesnya berjalan dan harus selesai tepat waktu.
“Total anggaran pembebasan lahan ini sekitar Rp185 miliar, sosialisasi dan pendataan sudah dilakukan, sebagian pembayaran tinggal menunggu anggaran berjalan, target kami akhir Desember semua proses administrasi kelar,” kata Suri.
Menurut data PUPR, antusiasme masyarakat terhadap penataan kawasan ini cukup tinggi. Banyak warga yang sudah paham alur proyek dan menanyakan jadwal pembayaran lahan. Kondisi ini membuat pemerintah lebih mudah bergerak karena minim penolakan, termasuk koordinasi dengan instansi seperti TNI yang juga terdampak sebagian areanya.
Komisi III menilai harmonisasi antara proyek fisik, pembebasan lahan, dan pengadaan pompa harus benar-benar sinkron. Ridho Akbar menekankan bahwa satu masalah kecil bisa menghambat keseluruhan pekerjaan jika tidak ditangani cepat.
“Kami tidak mau proyek besar seperti ini mandek gara-gara soal kecil yang telat diselesaikan, semua tim harus bergerak sama-sama,” tegasnya.
Selain fungsi pengendalian banjir, taman yang sedang dibangun di kawasan itu diharapkan menjadi titik baru ruang publik kota. Area pedestrian, ruang hijau, dan konektivitas antarkoridor dirancang agar warga bisa berkumpul, beraktivitas, sekaligus memanfaatkan panorama alur sungai yang sudah tertata.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin memastikan dari sisi pemerintah kota, semua dukungan administratif dan anggaran sudah disiapkan. Ia menambahkan bahwa kerja lintas instansi termasuk BPN dan TNI membantu proyek bergerak tanpa hambatan besar.
“Koordinasi kami intens, semua pihak ingin proyek ini selesai tepat waktu karena manfaatnya langsung dirasakan warga,” tutupnya. (nug/KPO-3)














