
Demi mewujudkan visi besar Tabalong Sejahtera, Maju, Religius dan Terdepan (SMaRT), langkah nyata langsung dilakukan sejak tahun pertama kepemimpinan Bupati Tabalong Ir HM Noor Rifani SH ST MT dan Wakil Bupati Habib M Taufani Alkaf S.Kom MM, dengan 7 program prioritas mulai dari 1 Desa 1 WiFi Gratis, 1 Desa 1 Dai, hingga Tabalong Pasti Sehat dan Kredit SMaRT bunga 0 persen. Pemerintah Daerah sadar, bahwa perubahan tidak bisa berdiri sendiri. Karena itulah, kedua pimpinan muda ini memilih jalan kolaborasi: merangkul berbagai pihak, memperkuat kemitraan, dan menautkan peran lintas sektor demi menghadirkan pembangunan yang lebih merata dan terasa, hingga ke tingkat desa.
Berlahan namun pasti, wujud dari visi-misi Tabalong SMaRT mulai terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Infrastruktur jalan dan jembatan yang semakin mantap kini menghubungkan perkotaan hingga pelosok desa, memudahkan mobilitas dan membuka peluang baru bagi warga. Upaya pembangunan Sumber Daya Manusia(SDM) juga terus ditingkatkan, seiring dengan berkembangnya layanan kesehatan melalui berbagai program inovatif yang dijalankan Dinas Kesehatan bersama instansi terkait. Semua capaian ini menjadi bukti bahwa kolaborasi dan sinergi memiliki nilai yang sangat penting. Semangat itulah yang kemudian diangkat sebagai tema besar peringatan Hari Jadi Tabalong ke-60 tahun 2025, yakni“Kolaborasi, Sinergi dan Inovasi untuk Tabalong SMaRT.”
Langkah inovasi terus digulirkan, tetapi apa saja wujudnya dan apa saja tujuan atau dasar pemikirannya, khusus di bidang kesehatan wartawan Kalimantan Post Hipni Rosadi menguraikannya dalam bentuk Laporan Khusus berikut;
Dicetuskannya visi misi Tabalong SMaRT dengan 7 program prioritas miliki landasan berpikir bahwa 60 persen penduduk di Kabupaten Tabalong adalah petani dalam arti luas. Oleh karena itu 7 program ini banyak menyasar pada SDM, pendidikan, kesehatan, termasuk bidang pertanian.
Terkait ketersediaan anggaran mendukung 7 program prioritas, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Tabalong Dr Husin Ansari SE ME menjelaskan, tetap menggunakan prinsip kehati-hatian, “dalam pengelolaan keuangan, kita menggunakan prinsip prudent (kehati-hatian), tentu apa yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik di induk, maupun di perubahan bisa terlaksana dengan baik, sehingga realisasi dari belanja itu bisa maksimal dan bisa berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabalong,” ujarnya.
“Selanjutnya, terkait dengan pengelolaan keuangan juga kami pemerintah Kabupaten Tabalong khususnya BPKAD, mengawal program prioritas Bupati Tabalong dan Wakil Bupati dengan semaksimal mungkin agar anggaran yang dialokasikan bisa fokus pada 7 program prioritas, sehingga bisa tercapai sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMD,” jelas Husin.
Meski terdengar agak berlebihan, kalimat “Tabalong Pasti Sehat” mengandung arti usaha dan doa demi mewujudkan keinginan muliapimpinan daerah terhadap masyarakat. Sebagai garda terdepan Dinkes Kabupaten Tabalong telah membuat sejumlah program inovatif dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor, di antaranyajaminan kesehatan semesta atau Universal HealthCoverage (UHC) melalui pembayaran iuran jaminan kesehatan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Pemerintah Daerah (Pemda), “UHC, Alhamdulillah, capaiannya sudah lebih dari 100 persen, masyarakat Kabupaten Tabalong dibayarkan premi BPJS kesehatan, dengan adanya 100 persen UHC ini masyarakat tidak ada kekhawatiran lagi untuk berobat di Puskesmas, maupun di RSUD,” jelas Husin yang saat ini juga menjabat sebagai Plt. Kepala Dinkes Kabupaten Tabalong ini, saat ditemui di ruang kerjanya belum lama tadi.
“Keberhasilan kolaborasi antara Pemda, BPJS Kesehatan dan Dinkes dalam memastikan seluruh masyarakat Tabalong memperoleh akses terhadap layanan kesehatan tanpa hambatan finansial. Capaian UHC yang telah mencapai lebih dari 100 persenini merupakan hasil nyata dari kerja sama lintas lembaga yang solid dan berkesinambungan,” jelas Husin.
Terkait layanan kesehatan ke rumah-rumah, Dinkes beserta jajaran berusaha maksimal untuk mencapai target cakupan dari Home Care, “program HomeCare ini akan kami kembangkan sesuai sasaran, seperti anak-anak sekolah yang memang jadi prioritas kita maupun prioritas nasional, termasuk ibu hamil dan anak-anak, untuk cakupan Home Care Alhamdulillah, sudah mencapai 85 persen lebih, begitu juga biaya pendampingan pasien,” terang Husin. (*)














