Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

PT Pindad Menjadi Ujung Tombak Implementasi Kebijakan Mobil Nasional Prabowo

×

PT Pindad Menjadi Ujung Tombak Implementasi Kebijakan Mobil Nasional Prabowo

Sebarkan artikel ini
IMG 20251224 190839

Oleh : Dr Mungin, SPd, MA *)

MOBIL Nasional yang kembali digaungkan Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak lagi semata tentang mobil penumpang sipil, tetapi telah berevolusi menjadi visi strategis yang menyatukan kepentingan industri, teknologi, dan ketahanan nasional. Di tengah sorotan terhadap industri otomotif swasta, satu nama mencuat sebagai calon penggerak utama: PT Pindad.

Kalimantan Post

BUMN pertahanan yang identik dengan tank dan senjata ini kini diproyeksikan menjadi ujung tombak implementasi kebijakan mobil nasional versi Prabowo. Ini bukan sekadar ekspansi bisnis, melainkan sebuah manuver strategis yang penuh makna.

Mengapa Pindad? Logika di balik pilihan strategis
Penunjukan Pindad bukanlah kebetulan atau sekadar memanfaatkan fasilitas yang ada.

Beberapa faktor mendasar menjadikannya pilihan yang logis dalam kerangka berpikir pertahanan dan industrialisasi:

  1. Kapabilitas Engineering dan Manufaktur yang Terbukti

Pindad memiliki rekam jejak puluhan tahun dalam merancang, mengembangkan, dan memproduksi kendaraan-kendaraan kompleks berbasis tugas khusus, mulai dari kendaraan taktis Anoa dan Komodo hingga medium tank Harimau. Kapabilitas rekayasa (engineering) untuk membuat platform kendaraan yang tangguh dari nol sudah mendarah daging.

  1. Filosofi “Kemandirian Teknologi”

Sebagai BUMN pertahanan, Pindad dibangun dengan misi mengurangi ketergantungan impor. Filosofi ini selaras sempurna dengan semangat “mobil nasional” yang ingin menguasai inti teknologi dan rantai pasok. Pindad diharapkan dapat menghindari jebakan “perakitan saja” yang sering terjadi di industri otomotif konvensional.

  1. Platform untuk Mobilitas TNI Masa Depan

Wacana mobil nasional Prabowo erat kaitannya dengan kebutuhan logistik dan mobilitas TNI yang masif. Pindad dapat mengembangkan varian kendaraan logistik tempur, ambulans lapangan, kendaraan komando, atau kendaraan angkut personel berdasarkan platform mobil nasional yang sama. Ini menciptakan efisiensi biaya dan logistik yang luar biasa bagi TNI.

  1. Fasilitas dan SDM yang Siap

Pindad memiliki pabrik, bengkel prototipe, dan tenaga ahli yang bisa dialihfungsikan atau dikembangkan untuk program ini. Memulai dari Pindad dianggap lebih cepat dan hemat dibanding membangun dari nol.

Baca Juga :  Pemprov Kalsel Perkuat Perlindungan dan Pemenuhan Anak

Bentuk Implementasi Melampaui Mobil Keluarga Konvensional

Peran Pindad kemungkinan besar tidak akan berfokus pada menciptakan sedan atau city car yang bersaing langsung dengan produk pasar.

Arahnya lebih strategis yaitu :

  • Pengembangan Platform Dasar (Chassis dan Sasis):

Pindad akan bertanggung jawab mengembangkan platform kendaraan yang andal, modular, dan dapat dikonfigurasi untuk berbagai keperluan. Platform ini harus hemat biaya, mudah diproduksi massal, dan tahan kondisi Indonesia.

  • Kendaraan Niaga dan Logistik Nasional

Sasaran paling realistis dan berdampak tinggi adalah menciptakan mobil niaga (pick-up, truk ringan, van logistik) yang dapat memenuhi kebutuhan transportasi nasional, termasuk untuk program pemerintah, BUMN, dan TNI. Pasar ini besar dan secara strategis mengurangi ketergantungan pada impor.

  • Kendaraan Khusus dan Berbasis Pertahanan

Ini adalah unique selling point Pindad. Mengembangkan mobil patroli, kendaraan komunikasi, atau kendaraan penunjang logistik berbasis platform bersama dengan mobil niaga. Teknologi double cabin untuk sipil bisa jadi varian softskin untuk militer.

  • Integrasi Teknologi Hijau

Prabowo juga menyebut pentingnya energi hijau. Pindad berpeluang mengintegrasikan teknologi elektrifikasi atau hybrid sejak awal pada platform mobil nasionalnya, menciptakan lompatan teknologi langsung ke era kendaraan hijau, khususnya untuk kendaraan dinas dan logistik.

Tantangan Besar di Depan Mata

Meski logis secara strategis, jalan Pindad sebagai ujung tombak tidak akan mulus:

  1. Mindset dan Budaya

Bergerak dari industri pertahanan yang ritme dan kompleksitas proyeknya spesifik, menuju industri otomotif yang menuntut efisiensi produksi massal, keandalan tinggi (quality control), dan kompetisi harga, adalah perubahan budaya organisasi yang sangat besar.

2.Kompetisi dengan Industri Mapan

Pasar otomotif Indonesia telah dikuasai raksasa global dengan supply chain yang sangat efisien. Mobil nasional dari Pindad harus memiliki value proposition yang sangat kuat, baik dari sisi harga, ketahanan, atau dukungan kebijakan (seperti konten lokal wajib untuk angkutan pemerintah).

Baca Juga :  Tawakal dan Istighfar

3.Rantai Pasok Komponen

Kekuatan industri otomotif ada di jaringan pemasok (supplier) komponen. Membangun atau mengadaptasi rantai pasok komponen mobil nasional yang kompetitif dan berkualitas adalah tantangan terberat, membutuhkan waktu dan investasi besar.

  1. Tekanan Komersial

Sebagai BUMN, Pindad tetap harus mempertimbangkan kelayakan komersial. Apakah mobil ini akan ditanggung melalui pesanan pemerintah/TNI yang terjamin, atau harus benar-benar bersaing di pasar bebas? Model bisnisnya harus jelas.

Momentum Bersejarah untuk Transformasi

Penempatan PT Pindad sebagai ujung tombak kebijakan mobil nasional Prabowo adalah sebuah langkah berani yang punya dua pesan kuat: serius terhadap kemandirian industri dan mengintegrasikan visi pembangunan dengan ketahanan nasional.

Jika berhasil, ini bukan sekadar terciptanya produk mobil baru. Keberhasilan ini akan :

  • Membuktikan kemampuan riset dan rekayasa nasional.
  • Menguatkan ekosistem industri komponen dalam negeri.
  • Menciptakan platform kendaraan serbaguna untuk kepentingan sipil dan pertahanan.
  • Mengubah paradigma Pindad dari “produsen alat perang” menjadi “pusat teknologi mobilitas strategis nasional”.

Namun, jalan menuju sana adalah maraton, bukan sprint. Diperlukan tidak hanya perintah politik dari atas, tetapi juga strategi eksekusi yang brilliant, manajemen perubahan di tubuh Pindad, dukungan fiskal yang konsisten, dan kolaborasi erat dengan industri komponen dan teknologi dalam negeri. Pindad memikul harapan besar di pundaknya; apakah BUMN besutan Indonesia ini siap menjadi “Ford” atau “Toyota”-nya Indonesia dalam era baru? Jawabannya akan menentukan apakah kebijakan mobil nasional kali ini akan menjadi sekadar wacana, atau benar-benar menjadi karya nyata yang meluncur dari bengkel strategis bangsa.

*) Dr Mungin, SPd, MA merupakan Dosen Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari

Iklan
Iklan