Jajaran Pemprov menyerahkan kelengkapan dokumen pengusulan geopark kepada konsultan. (KP/Iwan)
Banjarbaru, KP – Rencana pengembangan Pegunungan Meratus menjadi geopark atau taman bumi semakin mendekati kenyataan. Setelah membuat usulan beberapa saat lalu, untuk ditetapkan jadi geopark nasional tinggal menunggu penetapan dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim.
Segala persyaratan dan prosedur sudah ditempuh Pemprov Kalsel.
Karena itu, untuk jadi geopark nasional menunggu pengumuman pada tanggal 30 November mendatang.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalsel, Nurul Fajar Desira menyebut pengembangan geopark yang mengarah ke pariwisata sejalan dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalsel, yakni mengurangi ketergantungan perekonomian batubara dan hasil bumi lainnya.
Ia menambahkan, jika nanti sudah tertata dan sudah menasional maka bisa ditingkatkan menjadi Geopark Internastional.
“Untuk anggaran tetap diprogramkan, termasuk di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM).
Tapi nanti dinas lain bisa membantunya dan disinergikan,’’ kata dia, Rabu (14/11).
Geopark harus bisa dijadikan geodiversity atau mempunyai berbagai jenis batuan yang indah dan jumlahnya 60 persen dari total keseluruhan geopark.
Kemudian bisa dijadikan kajian ilmiah yang memiliki nilai keragaman hayati atau biodiversity yang memiliki berbagai macam flora dan fauna.
Dan terakhir harus bisa dijadikan culturediversity.
Jadi untuk Biodibersity dan culturdiversity harus 20 persen 20 persen sehingga penilaiannya 40 persen.
Paling tidak jika ingin lolos, 60 persennya adalah keanekaragaman bebatuan geodiversity. Dan tiga syarat itu sudah dipenuhi semua oleh Tim Geopark Kalsel.
“Nah makanya nanti pasti melibatkan banyak SKPD. Misal menangani flora fauna Dinas Kehutanan, membina kelompok sadar wisata dinas pariwisata.
Nanti pengelolaan geopark melibatkan banyak sektor,’’ bebernya.
Geopark Pegunungan Meratus terdiri dari 36 geosite yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Beberapa di antara geosite itu adalah Tahura Sultan Adam, Goa Batu Hapu, Bukit Kayangan, dan Air Panas Batu Mandi.
Total luasan Geopark Pegunungan Meratus 328,034 meter kali 9,691,948 meter.
Kepala Dinas ESDM Kalsel, Isharwanto menjelaskan jika Kalsel sudah mempunyai geopark maka akan menambah khasanan destinasi wisata yang diakui Indonesia. “Keuntungannya banyak dan itu bahkan bisa diakui di dunia melalui Unesco.
Kalau ini dimasukkan maka tentu akan mudah mengembangkan konsep wisata dan juga melestarikan alam Kalsel agar tidak ditambang semua,’’ kata Isharwanto.
Di sisi lain, Dosen Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral UPN `Veteran’ Yogyakarta, yang juga konsultan pembangunan Geopark Kalsel, Jatmika Setiawan, menjelaskan, semua persyaratan menjadi calon geopark nasional sudah dipenuhi.
“Ya kita berharap, termasuk warga Kalsel menunggu keputusan Geopark Pegunungan Meratus tersebut bisa menjadi Geopark Nasional,’’ kata dia.
Direncanakan untuk Pengelola nanti di
Terkait potensi Geopark Kalsel, Jatmiko menjelaskan bahwa begitu besar.
Sebab jika mencontoh Geosite di gunung Sewu saja awalnya, di posisi 2014 hanya ratusan juta.
Namun setelah setelah menjadi geopark nasional sudah menghasilkan miliaran rupiah pertahun.
“Uang yang masuk nantinya kan untuk masyarakat, Geopark untuk memelihara bumi dan menyejahterakan masyarakat, titik geosite jadi cagar alam tidak diapa-apakan yang akan diwariskan untuk anak cucu,’’ ujarnya.
Bukan hanya itu, yang menjadi tonjolan dari Geopark Kalsel ini juga adalah adanya Ofiolit atau batuan dasar Samudra tertua di Indonesia dan bisa jadi dunia.
“Ini juga ada Banua, kekhasan Meratus, di depan Meratus ternyata ada lempeng kerak samudera.
Ini juga bisa dijual potensinya kepada wisatawan,’’ tambah Ketua pusat studi mineral dan energi, UPN Veteran Jogyakarta, Ir Joko Soesilo yang juga masuk dalam tim Geopark Kalsel. (mns/K-2)