BANJARMASIN, KP – Kegiatan inspeksi mendadak (sidak) pada tiga proyek yang nilainya miliaran rupiah (M) dilakukan Komisi IV DPRD Kalsel, dan berakhir dengan hasil kekecewaan.
Sidak dari Stadion 17 Mei hingga Perbaikan Gelanggang Olah Raga dan pembagunan Mes Atlit disamping GOR Hasanuddin Banjarmasin.

Pasalnya mega proyek seperti renovasi Stadion 17 Mei yang nilainya Rp12,6 M atau home base PS Barito Putera pengerjaan ditemui sangat lambat. Padahal proyek APBD Murni yang seharusnya sudah lama digarap dan memasuki akhir tahun selesai diatas 50 persen, kini baru masuk 38 persen dari pekerjaan seluruhnya.
Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (DPRD Kalsel) diketuai H Lutfi Saifuddin mengatakan, seharusnya pekerjaan renovasi sudah mencapai 50 persen agar target yang sudah disepakati terlaksana dengan benar.
Namun apa setelah di lapangan pekerjaannya masih 38 persen dan baru pukul 00.00 Kamis (24/10) malam ini akan mencapai 40 persen.
“Kita harapkan dalam bulan ini juga sudah mencapai 50
persen pekerjaan, tetapi kenyataannya cot tiang saja belum terlaksana dan baru
pondasi,” tegas Politisi Partai Gerinda bersama seluruh anggota DPRD Komisi IV
saat meninjau langsung renovasi Stadion 17 Mei, Kamis (24/10) siang.
Selain H Lutfi, Zulfa politisi Partai Demokrat juga mengaku kecewa atas tindakan kontrakan yang dinilai sangat lamban dalam proses pengerjaan renovasi Stadion 17 Mei.
Hal tersebut akan menimbulkan kekhawatiran saat pembahasan anggaran renovasi stadion.
“Sungguh kami merasa khawatir atas kejadian ini, apa lagi bulan ini akan di laksanakan pembahasan anggaran renovasi stadion,” tegas Lutfi lago di hadapan pelaksanaan pembangunan baik di Stadion 17 Mei maupun di GOR Hasanuddin Banjarmasin.
Lutfi maupun anggota DPRD Lainnya juga sangat menyesalkan dengan papan proyek yang dinilai salah tulis karena dalam papan tertulis proyek APBN.
“Ini sama sekali ngak benar dan harus diluruskan. Ini uang rakyat ngak bisa main-main,” ucap Lutfi sambil meminta pihak pemborong mengganti papan pengumuman tersebut.
Bahkan dengan kondisi tersebut, Komisi IV DPRD Kalsel sepakat memanggil Kepala Dispora Kalsel untuk memberikan keterangan pembangunan Proyek yang dinilai perencanaannya kurang menyeluruh.
Misalnya pembangunan stadion 17 Mei masak hanya karangka tiang, pondasi dan atap tanpa tawing nilainya mencapai Rp12,6 M.
Demikian juga saat berada di GOR Hasanuddin Banjarmasin, H Lutfi mengaku heran karena proyek yang dibiayai APBD Kalsel senilai Rp9,2 M ini untuk renovasi total tetapi kenyataan capaian pembangunan di atas 50 persen itu.
“Kalau dari luar tampak masih kotor diharapkan selesai pekerjaan karena sudah memasuki akhir bulan Oktober sehingga dipastikan selesai tepat waktu.
Namun yang membingungkan saat meninjau pembangunan wisma atlit yang dananya Rp1,2 M tetapi pekerjaan baru mencapai 18 persen dan baru malam nanti pukul 00.00 bisa mencapai 20 persen diharapkan segera dikerjakan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi IV H Iberahim menilai pekerjaan di GOR memang capaiannya sudah diatas 70 persen.
Namun demikian pembangunan harus dilakukan dengan cermat mengingat kegiatan tersebut renovasi dengan menggunakan unag APBD yang tak kecil. Namun yang menjadi kekawatiran adalah pembangunan Wisma Atlit di Belakang GOR yang nilainya Rp1,2 M tetapi pekerjaannya baru selesai 20 persen. Hal ini membuat Komisi VI harus meminta pertanggungjawaban Kadispora Kalsel.
Sementara itu, Direktur Cabang PT Mirtada Sejahtera, Ahmad Rifani perwakilan pekerja dari protek Stadion 17 Mei menjelaskan renovasi Stadion sudah mencapai 38,4 persen sesuai dengan surat laporan pengawasan.
“Pembangunan Struktur, pondasi, dan atap akan kami selesaikan pada akhir tahun,” jelasnya.
Demikian juga pelaksana pekerjaan PT CV Turangga mengaku bisa menyesaikan meskipun sekarang capean kinerja hanya 20 persen.
Bahkan dia siap menggantikan papan plang pemberitahuan yang harusnya proyek Dispora tertulis Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kalsel, setelah ditegur Komisi IV DPRD Kalsel.(vin/K-2)