Banjarmasin, KP – Aliansi Dayak Kalimantan Bersatu (ADKAB) sambangi Mapolda Kalsel, Selasa (5/11).
Mereka baik pria dan perempuan mengenakan semacam topi khas dayak menuju ruangan Direktorat Intelkam Polda Kalsel.
Kedatangan mereka disambut Direktur Intelkam, Kombes Pol Bambang Priyo Andogo didampingi Kabid Humas Kombes M Rifai serta sejumlah anggota Intelkam, yang mewakili Kapolda Kalsel, Irjen Polisi Yazid Fanani, yang kebetulan lagi ada tugas ke Jakarta.
“Tujuan kita datang untuk audensi saja,” ucap salah satu anggota ADKAB, ketika ditanya awak media.
Ketika di dalam rungan, selain perkenalkan diri juga diskusi dari persoalan, narkoba, radikalisme, situasi dan antisipasi kantibmas wilayah dari berbagai hal hingga soal keberadaan orang-orang dayak sendiri selama ini.
Aliansi dayak yang audensi ini dipimpin Ketua ADKAB, Dehen M Hedek didampingi Sekjen, Djaky U.N, Ketua Ketua DAD Banjarmasin, Robby N Ngaki
Saat itu, Ketua ADKAB ceritakan soal keberadaan aliansi, yang menurutnya sudah ada sejak 2018.
Tujuan dibentuk dengan visi misi pemberdayaan masyarakat adat Dayak Kalimantan. “Itulah alasan dibentuk di Kalsel. Dan, sebelum 1957 pusat Dayak Bersatu yakni Dayak Besar di Kalsel, dulu namanya majelis Adat Dayak sebelum akhirnya Kalteng berubah jadi provinsi.
Kemudian pusatnya berubah di Kalteng dengan nama Majelis Adat Dayak Nasional (MADN),” bebernya.
Menurutnya saat ini ADKAB terdaftar di Kemenkumham dan kemudian Kesbagpol.
“Kami di sini libatkan generasi muda, yang tujuannya untuk menjaga harkat dan martabat secara khusus warga dayak,” beber Dehen.
Sisi lain harapannya bisa menjalin kerjasama dengan insitusi di wilayah kerja baik dari provinsi, kota sampai ke pihak ke tiga.
“ADKAB adalah organisasi kemasyarakat, antar suku, agama dan tidak partai politik dimana pihaknya betul-betul independen.
Saat ini tak dipungkiri ada orang dayak yang jalan sendiri-sendiri, dan itu hak mereka,” tambahnya.
Dehen juga menyatakan prihatin terhadap peredaran narkoba di daerah ini.
“Tidak hanya sampai di desa, tapi sudah masuk ke dusun-dusun, yang jauh di pelosok,” ucapnya lagi.
ADKAB sepakat kalau narkoba adalah musuh bersama dan harus diberantas secara bersama-sama pula.
Terhadap penyampaian semua itu, kapolda diwakili Direktur Intelkam Kombes Bambang Priyo Andogo sangat mengapresiasi.
Terlebih soal keperdulian ADKAB terhadap beberapa hal, termasuk soal narkoba.
Dan menurutnya, narkoba juga menjadi perhatian pimpinan negara baik Kapolri dan BNN.
Soal lain juga diajak untuk sama-sama, tidak hanya Polri dan instansi terkait untuk sama-sama menjaga situasi yang kondusif.
Serta jangan sampai disusupi atau didekati pihak-pihak tertentu yang niatnya merusak kecintaan terhadap NKRI.
Disebut, bahanyanya soal pemahaman radikalisme ini tidak kelihatan dan tak terasa orang bisa terpapar atas doktrin yang menyalahi.
Lain kalau narkoba, itu ada bentuknya dan bisa dilihat. “Tapi yang jelas semua harus kita bersama-sama antisipasi serta mengatasinya.
Kita harus punya keberanian demi keamanan, mulai dari lingkungan,” pesan Kombes Pol Bambang Priyo Andogo. (K-2)