BANJARMASIN, KP – Wakil WaliKota Banjarmasin H Hermansyah mengaku khawatir dan was-was terhadap potensi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) APBD 2019, dikhawatirkan sangat besar atau kembali mencapai Rp300 miliar pada tahun 2018.
Kekhawatiran Politisi PDIP Kalsel ini disampaikannya usai memimpin rapat penyerapan anggaran dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Aula Kayuh Baimbai Balaikota Banjarmasin, Selasa (19/11).
Pasalnya, ungkap mantan anggota DPRD Kalsel ini, anggaran yang belum terserap sampai saat ini atau pertengahan November 2019 ini masih Rp600 miliar atau sekitar 40 persen lebih dari total APBD 2019 ini, sementara tutup tahun masih sekitar 40 hari lagi.
“Kalau sampai kejadian Silpa seperti tahun lalu sebesar Rp381 miliar, rugi besar bagi pembangunan Pemko Banjarmasin,’’ ujarnya.
Karena, ucap suami Hj Siti Fatimah ini, berapa besar infrastruktur publik yang harusnya bisa dibangun jadi tertunda lantaran ketidak beresan penggunaan anggaran yang sudah diprogramkan.
“Makanya kita konsen benar dengan pelaksanaan semua program pembangunan ini, satu persatu SKPD kita tanya bagaimana prosesnya sudah,’’ ujarnya.
Bahkan harapannya, komitmen bersama saat ini untuk memaksimalkan pelaksanaan program yang berkaitan dengan penggunaan anggaran yang efektif, tepat hingga bisa dipertanggung jawabkan benar-benar terlaksana hingga akhir tahun nanti.
Sedangkan Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin H Subhan Nor Yaumil SE menyatakan, perkiraan Silpa pada 2019 ini tidak seperti tahun lalu hingga Rp300 miliar. “Perkiraan kita pada rapat tadi dengan data dari semua SKPD itu sekitar Rp130 miliar,’’ ujarnya.
Menurut dia, dengan besaran APBD 2019 ini Rp1,7 triliun, sudah Rp1,1 triliun terealisasikan hingga kini dan akan terus berjalan hingga akhir tahun nanti.
“Kan dari informasi SKPD juga tadi sudah banyak pembangunan fisik selesai dilaksanakan, artinya tinggal pencairannya saja lagi,’’ ujarnya.
Menurut dia, memang saat ini baru 55 persenan APBD 2019 terealisasi, namun data pastinya pada Desember nanti.
“Kita yakin penyerapan anggaran sangat maksimal tahun ini,’’ demikian Subhan Nor Yaumil.
Sementara itu dari rapat terungkap yang belum terserap pembayaran Kitchen set Rp1,8 miliar, Ipal Rp3,2 miliar sudah tiga kali gagal lelang, 2 tidak bisa dilaksanakan dan 1 lelang ulang, Dinas Perkim pekerjaan fisik selesai akhir tahun, pengadaan tanah tahapan sudah dikerjakan teralisasi Rp20 miliar, sisanya sedang penghitungan appraisal tinggal menyampaikan kepada yang bersangkutan, sisa Rp60 miliar lebih.
Sedangkan Dinas Pendidikkan Rp55 miliar yang tidak bisa dilaksanakan Rp900 juta. Dari dana DAK semua tidak terlaksana meliputi Penyediaan Buku SMP, DAK SKB penyediaan buku SKB, Peralatan SKB yang terkendala kepemilikkan dari provinsi serta pembangunan SD ada dua sudah selesai.
Bakeuda juga memaparkan bawah ada kesalahan nomor rekening meliputi Dispora Rp10 miliar dengan 72,42 persen serapan dengan istimasi 95 miliar sehingga ada silpa 432 juta. (vin/K-5)