Banjarmasin, KP – Memasuki dipenghujung tahun 2019, akhirnya program pemasangan atap Pasar Tungging milik Pemko Banjarmasin yang menelan dana sekitar RP 1,7 miliar untuk pemasangan atap seluas 42 x 32 meter dengan bahan galvalum atau baja ringan kini sudah rampung.
“Alhamdullilah pembangunan yang sebelumnya disangsikan akhirnya sudah memasuki tahap penyelesaian pekerjaan 100 persen dan siap dipakai,’’ucap Kepala Bidang Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan dan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin, Drs H Ichrom Muftezar disela-sela peninjuan ke lokasi Pasar Tungging, Jalan Belitung Banjarmasin, Kamis (26/12).
Ia mengatakan pembangunan atap permanen Pasar Tungging sudah memasuki tahap akhir dan selama dikerjakan sudah berjalan 3 bulan, sejak Agustus hingga Desember 2019.“Sekarang tahap pembersihan lapangan hingga berakhir berjalan aman dan lancar,”ujar Ilham, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Dinas Perdagangan Banjarmasin.
Sementara perwakilan pedagang Pasar Tungging tak mempermasalahkan jika atap dibangun dan sejumlah kios pedagang harus dibongkar. Meskipun mereka menyayangkan terbatasnya jumlah kios yang disediakan di penampungan sementara. Sebab dari ratusan pedagang, hanya tersedia 80 kios.
“Sebenarnya bagus saja, pasar diperbaiki, bagus ke depannya. Cuma penampungannya yang jadi masalah. Yang kena bongkar 100 lebih, tapi tempatnya cuma 80 lebih,”kata Jhonny, pengelola Pasar Tungging.
Jadi, sekarang tinggal membersihkan sisa-sisa material dan pemasangan beberpa pelengkap bangunan saja lagi, ujar Kepala Bidang Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan dan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin, Drs H Ichrom Muftezar saat meninjau kondisi bangunan atap permanen Pasar Tungging, Jalan Belitung, Kamis (26/12).
Ia menjelaskan atap permanen yang berdiameter kurang lebih 24 kali 32 meter, dengan total anggaran biaya mencapi Rp 1,7 Milyar penyelesaian bangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
“Alhamdulillah pengerjaan atap permanen dapat selesai sesuai rencana, dan memang awalnya khawatir karena ternyata pekerjaan merangkainya dilakukan di tempat lain ,” ujarnya.
Dikataakan, terkait retribusi terhadap pedagang nantinya akan dikenakan biaya Rp 2000 perhari untuk satu kapling luas lahan yang digunakan pedagang. “Rp 2000 perharinya untuk setiap pedagang, nantinya kita akan rencanakan pembayaran setiap satu bulan sekali,” bebernya.
Selain itu, ia juga membeberkan akan merencanakan penambahan fasilitas pasar demi kenyamanan para pedagang kedepannya dan keamanan pedagang dalam mencari nafkah.(vin/K-5)