GANTUNG DIRI – Jasad korban gantung diri saat ditemukan dan dievakuasi. (KP/net)
BUNTOK, KP – Dalam waktu dua hari, dua peristiwa bunuh diri terjadi di Kalteng. Dua korban yang memilih mengakhiri hidup dengan gantung diri itu berusia belasan tahun, atau masih ABG.
Pertama kali Muhammad Ihsan Satya Ananda (18) warga Desa Tumbang Batu, Kecamatan Bukit Santuai.
Ia ditemukan tewas tergantung di teras depan rumah di Desa Tanjung Jariangau Sebrang, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Sampit, Minggu (4/11).
Sehari kemudian, Al Takim, (17) warga Jalan Ibunda Gang Pematang Pungsi RT 28. RW. 05, Buntok. Ia gantung diri di kediamannya, Senin (5/11) sekitar pukul 15.00 WIB.
Untuk jasad M Ihsan pertama kali ditemukan warga saat mau menjemur pakaian.
“Titin warga RT 01/RW 01 yang pertama kali melihat. Saat itu Titin sedang menjemur cucian di depan rumah. Dia terkejut melihat ada orang tergantung di depan teras rumah yang berada di seberang rumahnya. Kira-kira sekitar pukul 05.30 WIB,” ucap Eny warga desa setempat.
Kemudian Titin memanggil para warga untuk memeriksanya. Mereka mendapati seorang pria tewas tergantung dengan kondisi lidah menjulur keluar. Saat itu korban tidak menggunakan baju, ia hanya menggunakan celana jins biru.
Mengetahui hal itu, beberapa orang warga menghubungi pihak kepolisian untuk menindak anjuti penemuan jasad itu. Setelah aparat datang, diketahui korban bernama Muhammad Ihsan Satya Ananda warga Desa Tumbang Batu, Kecamatan Bukit Santuai.
“Umurnya masih 18 tahun. Sudah ditangani aparat kepolisian. Saya takut juga tadi saat melihatnya. Badannya kurus, lidahnya menjulur, tidak pakai baju dan memakai kalung. Katanya sih dikuburkan di kampung halamannya,” tutur Eny.
Terpisah, Kapolsek Mentaya Hulu Iptu Ratno mewakili Kapolres Kotim AKBP Mohammad Rommel membenarkan adanya penemuan mayat itu. Pihaknya masih dilokasi untuk memintai keterangan sejumlah saksi dan melakukan olah TKP serta mengumpulkan alat bukti.
“Kami masih menyelidiki kasus penemuan mayat yang tergantung ini. Kami belum dapat memastikan penyebabnya,” ucap Kapolsek.
Sementara jasad Al Takim, ditemukan oleh adik sepupunya. Bibi korban, Mujiati menceritakan, sebelum kejadian dirinya tidak melihat korban dari pagi hingga sore hari, karena korban merupakan orang pendiam dan sering diam di dalam kamar.
Menurutnya, jasad korban pertama kali ditemukan oleh anaknya, dengan kondisi tergantung di kamarnya.
“Anak saya yang pertama kali melihat korban tergantung di dalam kamarnya, lalu memberitahukan nya kepada saya. Lalu saya bergegas memeriksa, ternyata benar keponakan saya sudah tergantung dengan tali melilit di lehernya,” ucap dia.
Ia tidak melihat hal yang mencurigakan terhadap korban sebelum kejadian tersebut, karena selama ini korban beraktifitas seperti biasanya.
Saat ditemukan, bebernya, almarhum meninggalkan sepucuk surat yang ditujukan untuk ibunya. “Didekat korban ada surat yang ditulis korban,” kata Bibi korban Mujiati.
Surat itu berisi permintaan maaf almarhum kepada ibunya dan keluarga.
“Dalam surat itu almarhum memilih mengakhiri hidup karena tidak ingin menjadi beban. Serta meminta jangan menangisi kepergiannya,” sebutnya.(net/K-4)