Gunawan Harjito
BANJARBARU, KP – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) resmi mengeluarkan kebijakan terkait Imbas pertambangan batubara di Desa Banjarsari Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu yang merusak perumahan warga.
Atas insiden longsornya jalan umum dan sebagian rumah warga, pihak perusahaan tak bisa lagi melakukan pertambangan.
Sebab, jelas Kepala Bidang Mineral dan Batubara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Kalsel, Gunawan Harjito, pihaknya sudah mengeluarkan kebijakan untuk menutup sementara. Kebijakan itu, ujarnya, karena adanya kerusakan.
“Penghentian ini sebagai sanksi sementara. Bukan ditutup total,’’ kata Gunawan.
Penutupan itu, sambung Gunawan, akan dicabut apabila pihak perusahaan yaitu PT Sumber Alam Inti Mandiri (SAIM) sudah melakukan pertanggungjawaban.
Pertanggungjawaban yang dimaksud oleh Gunawan, berupa perbaikan dan ganti rugi terhadap atas kerusakan yang terjadi.
“Sesuai peraturan lahan milik warga harus dibebaskan terlebih dahulu baru boleh ditambang.
Jadi kami meminta mereka menyelesaikan pertanggungjawaban dulu.
Pihak perusahaan sudah kami panggil dan mereka berjanji akan menyelesaikan ganti rugi atau pembebasan,’’ bebernya.
Gunawan menyebut, kalaupun pihaknya tidak memberikan sanksi perusahaan untuk sementara tidak bisa melakukan pertambangan.
Sebab, tambahnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tanahbumbu sudah mencabut analisis dampak mengenai lingkungan (Amdal).
“Kalau amdalnya tidak ada mau kerja gimana, gak akan bisa,’’ urainya.
Terpisah, Kepala DLH Kalsel, Ikhlas Indar menambahkan, kewenangan memberikan sanksi di bidang lingkungan ada di kabupaten setempat. Sebab, katanya, yang berwenang mengeluarkan Amdal juga kabupaten setempat.
“Amdal kewenangan provinsi yang lokasinya lintas kabupaten atau kota,’’ ucap Ikhlas.
Sebelumnya, beberapa rumah di Desa Banjarsari retak dan masyarakat harus mengungsi karena dampak pertambangan.
Kondisi ini terlihat dan dirasakan beberapa warga yang ada di wilayah RT 3 Dusun 1 Banjarsari.
Ada beberapa rumah yang dikelilingi kawasan tambang dan terparah ada sekitar 4 rumah yang kini semuanya sudah mengungsi ke tempat keluarganya.
Jalan desa pun kini tak bisa lagi dilalui warga yang tinggal di kawasan tersebut karena sudah longsor.(mns/K-2)