Banjarmasin, KP – Pemerintah Kota Banjarmasin memastikan diri ikut dalam The Seventh Asia-Pacific Urban Forum (APUF-7) atau Forum Perkotaan Asia-Pasifik Ketujuh, yang dilaksanakan di Kota Penang, Negara Malaysia.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 15 hingga 17 Oktober 2019 itu, akan dihadiri langsung Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, sekaligus memberikan materi tentang Assistive Technology for Inclusive Citizenship : Enabling SDGs Through Innovation and Inclusive Urban Development.
Selain H Ibnu Sina, ada tiga orang lainnya yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, yakni Director of OHANA Indonesia, Mrs Risnawati Utami. Advisor for Asia Pasific, Word Enabled Mr Pong Cruz dan Mr Hannes Lagrelius (TBC) World Blind Union and The Disability Inclusive and Accessible Urban Development Network.
Keikutsertaan pemerintah kota berslogan Kayuh Baimbai dalam ajang bergengsi skala internasional itu bertujuan, agar pembangunan di kota ini ke depannya lebih fokus pada percepatan implementasi untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan. “Forum ini merupakan pertemuan regional pemangku kepentingan perkotaan terbesar yang melibatkan para pembuat kebijakan dari pemerintah lokal, nasional, lembaga keuangan, masyarakat sipil, akademisi, pelatihan-penelitian perkotaan sektor masyarakat dan swasta, dengan tujuan untuk membahas solusi inovatif, mengidentifikasi tindakan dan tujuan bersama, serta memperkuat kemitraan yang efektif mencapai pembangunan perkotaan yang berkelanjutan,’’ jelas Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Banjarmasin, Yusna Irawan, Senin (14/10).
APUF-7, lanjutnya, merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap 4 sampai 5 tahun sekali dengan lokasi kegiatan berbeda-beda.
Tahun 1993 lalu, tuturnya, untuk pertama kalinya APUF-7 dilaksanakan di Kota Bangkok. Kemudian di tahun 1995, kegiatan tersebut kembali dilaksanakan di Kota Bangkok. Selanjutnya tahun 2000, kegiatan yang selalu menghadir beragam kota, pembicara ahli, dan pemimpin pemikiran itu dilaksanakan lagi di Kota Hangzhou.
Selanjutnya, pelaksanaan APUF tahun 2005 mengambil lokasi di Kota Hanoi. Ditahun 2011, pelaksanaan APUF mengambil tempat di Kota Bangkok. Dan di tahun 2015 lalu pelaksanaannya dipusatkan di Kota Jakarta. “Tahun 2019 ini APUF-7 akan menyediakan platform yang unik untuk membahas dan menganalisis status, tantangan dan peluang dari pelaksanaan New Urban Agenda, Perjanjian Paris, Kerangka Sendai Pengurangan Risiko Bencana dan Agenda di wilayah 2030,’’ ucapnya.
Selain itu, katanya lagi, dalam kegiatannya nanti, APUF-7 juga akan menjadi tempat untuk meluncurkan laporan masa depan kota-kota di Asia-Pasifik tahun 2019, yang dikembangkan oleh ESCAP dan UN-Habitat dalam kemitraan dengan Uni Eropa, Bank Pembangunan Asia, Yayasan Rockefeller, UNDP, Pusat Singapura.
Dari informasi terhimpun, kegiatan tersebut nantinya akan lebih difokuskan pada cara mengimplementasi solusi perkotaan dari berbagai tipologi kota yang berbeda, terhadap empat tantangan diantaranya, pembangunan kritis, manajemen sumber daya alam, perubahan iklim, risiko bencana, dan meningkatnya ketidaksetaraan.
Kemudian melalui empat cara implementasi seperti, perencanaan kota atau wilayah, tata kelola dan pengembangan kapasitas, data dan teknologi untuk kota-kota pintar dan pembiayaan perkotaan, diharapkan dapat mempercepat pencapaian urbanisasi berkelanjutan dan hasil pembangunan berkelanjutan untuk kota-kota Asia Pasifik. (vin/K-5)