Banjarmasin, KP – Cabang olahraga Dansa tidak termasuk dalam cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 Papua. Karena itu, kepemimpinan Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia (IODI) perlu dievaluasi.
Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua resmi hanya mempertandingkan 37 cabang olahraga (cabor). Surat Keputusan (SK) penetapan jumlah cabor telah ditandatangani Gubernur Papua Lukas Enembe.
Turut menandatangani SK Penyempurnaan Penetapan Cabang Olahraga, Nomor Pertandingan, dan Kuota Atlet Setiap Cabang Olahraga PON 2020 yakni Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman yang dilakukan, Jumat (11/10) di Gedung Negara Pemerintah Provinsi Papua.
Adapun dalam SK PON 2020 Papua tersebut menghasilkan beberapa poin, yakni menetapkan sebanyak 37 cabor, 56 disiplin cabor, 679 nomor pertandingan/perlombaan, dan 6.442 orang kuota atlet yang akan dilangsungkan 20 Oktober hingga 2 November 2020 mendatang.
“Sangat disayangkan, cabang dansa tidak termasuk yang dipertandingkan di PON mendatang,” ungkap mantan Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) IODI Kalsel, Geman Yusuf, Senin (14/10) di Banjarmasin.
Padahal, lanjut advokat yang juga karateka penyandang DAN IV PMK Kyokusinkai Kalsel ini, cabor dansa merupakan bagian dari setiap perhelatan multi even olahraga empat tahunan di tanah air sebelumnya. Bahkan pada SEA Games yang digelar 25 November 2019 di Filipina, dancesport dipertandingkan.
“Saya menganggap sebuah kegagalan bagi kepemimpinan IODI karena cabang dansa bukan bagian dari PON mendatang dan perlu dievaluasi jangan sampai hal serupa terulang,” tutur Geman.
Tidak dipertandingkannya cabor dancesport di PON XX Papua, yang sangat dirugikan adalah atlet dan orang tuanya, karena sebelumnya mereka wajib mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Medan sumatera Utara, dengan biaya sendiri, ajang tersebut jadi persyaratan untuk bias mengikuti babak kualifikasi atau PraPON di Bali.
Untuk mengikuti babak kualifikasi di Bali, para orang tua atlet juga harus merogoh kocek sendiri, Bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang sudah mereka keluarkan. Bagaimana kecewanya mereka tiba-tiba cabang dancesport tidak dipertandingkan di PON XX.
‘’Pengurus IODI Pusat dan juga provinsi harus bertanggung-jawab bagaimana menyikapi dan mempertanggungjawabkan kerugian yang sudah dialami para orang tua atlet. Mereka tidak bisa hanya berpangku tangan begitu saja, harus ada pertanggungjawaban,’’ tukas Geman.
Adapun cabor yang dipertandingkan pada PON 2020 Papua, yakni Aerosport, Akuatik, Anggar, Angkat Besi/Angkat Berat/Binaraga, Atletik, Baseball/Softball, Bermotor, Biliar, Bola Basket, Bola Tangan, Bola Voli, Bulutangkis, Catur, Cricket, Dayung, Gulat, Hoki, Judo, Karate, Kempo, Layar, Menembak, Muaythai, Panahan, Panjat Tebing, Pencak Silat, Rugby Seven, Selam, Senam, Sepakbola dan Futsal, Sepak Takraw, Sepatu Roda, Taekwondo, Tarung Derajat, Tenis, Tinju, dan Wushu. (rel/nfr/k-9)