Tamiang Layang , KP – DPRD Bartim meninjau secara langsung kelapangan jalan eks pertamina sepanjang 60 kilometer mulai dari titik nol di Desa Bentot Kecamatan Patangkep Tutui hingga ke Desa Telang Baru Kecamatan Paju Epat.
Ketua DPRD Barito Timur Nur Sulistio mengatakan, peninjauan dilaksanakan untuk melihat secara langsung keadaan dan kondisi sebenarnya di jalan eks pertamina tersebut.
“Ini sebagai tindaklanjut dari pertemuan dengan perwakilan masyarakat yang beberapa waktu lalu menyampaikan aspirasinya ke DPRD Barito Timur,” kata Nur Sulistio di Tamiang Layang, Rabu ( 16/10 )
Menurut Sulistio kegiatan DPRD meninjau secara langsung ke lapangan sebagai upaya mendapatkan informasi langsung baik dari pemerintah desa dan masyarakat.
Untuk mendapatkan informasi dari semua pihak, DPRD Barito Timur juga menjadwalkan rapat dengar pendapat umum dengan memanggil semua pihak terkait seperti PT Patra Jasa anak perusahaan PT Pertamina yang ditunjuk mengelola jalan tersebut, PT Senamas Energindo Mineral anak perusahaan PT Rimau Group, Asosiasi Angkutan Batubara Bersama Tumpuk Natat dan perwakilan masyarakat dan pihak terkait lainnya.
“DPRD Batito Timur telah mengagendakan RDPU dengan pihak-pihak terkait pada Selasa ( 22/10 ) nanti. Berhubung ada pihak-pihak yang diundang Pemprov Kalteng untuk dimediasi, maka kita menunggu hasil mediasi tersebut,” kata Nur Sulistio.
Mediasi akan dilaksanakan Pemprov Kalteng pada Kamis (17/10) Tujuan dati mediasi agar ada solusi terbaik baik semua pihak, termasuk Pemprov Kalteng dan Pemkab Bartim.
“Semoga nanti pada mediasi akan didapatkan solusi terbaik yang tidal merugikan semua pihak,” kata pria kelahiran 5 Januari 1983 itu.
Peninjauan jalan eks pertamina dipimpin Ketua DPRD Barito Timur Nur Suliatio didampingi wakilnya Ariantho S Muler dan Andreas Depe bersama anggota lainnya.
Peninjauan dimulai dari KM nol di Desa Bentot Kecamatan Petangkep Tutui hingga ke Desa Jaweten Kecamatan Dusun Timur.
Di Desa Jaweten, rombongan DPRD Barito Timur menjumpai iring-iringan angkutan batubara milik masyarakat yang membawa batubara milik PT SEM terhenti karena ada penutupan jalan eks pertamina oleh PT Patra Jasa.
PT Patra Jasa menyatakan jalan tersebut merupakan aset PT Pertamina yang saat ini dikelola untuk pengembangan investasi usaha sehingga dilakukan penutupan akses jalan karena belum tercapai kerjasama penggunaan jalan dengan PT SEM. Massa akhirnya berkumpul dan situasi sempat memanas.
Aparat TNI Kodim 1012 Buntok dan Polres Barito Timur pun melakukan penjagaan dan pengamanan untuk mengantisifasi agar tidak terjadi bentrok maupun konflik sosial antara sesama masyarakat.
Kerumunan massa akhirnya berangsur normal dan kondusif setelah Wakil Gubernur Kalteng Habib Ismail menyatakan akan memediasi dan meminta kepada perwakilan PT Patra Jasa untuk membuka kembali akses jalan.
“Kita tunggu sama-sama hasilnya. semoga kita mendapatkan hasil yang terbaik bagi semua pihak,” pungkas Nur Sulistio. (Vna)