Banjarmasin, KP – DPRD Kota Banjarmasin menyatakan keprihatinnya, karena masih banyak sarana pendidikan di kota ini khususnya SDN dalam kondisi rusak, bahkan kekurangan ruang kelas hingga halaman sekolah sering terendam akibat air pasang dan diguyur hujan.
“ Seperti SDN Sungai Jingah IV dan SDN Pekapuran Raya II yang saat musim hujan atau air pasang dalam menyebabkan halaman di dua sekolah itu terendam,’’ Noorlatifah SE kepada {{KP}}, Rabu (16/10).
Menyikapi memprihatinkan fasilitas pendidikan itu, anggota dewan dari daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Banjarmasin Timur ini meminta Pemko Banjarmasin melalui Dinas Pendidikan agar memprioritaskan perbaikan.
Ia menyebut, berdasarkan laporan diterima, dari sebanyak 1.705 ruang kelas sekolah dasar di Banjarmasin 350 ruang kelas atau ruang belajar (rubel) diantaranya mengalami kerusakan, baik ringan hingga berat.
Kondisi itu, ungkap anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar itu, belum lagi adanya puluhan halaman SDN yang ketika musim, hujan atau air pasang dalam sering terendam karena halamannya belum diuruk atau ditinggikan.
“Salah satunya dari hasil kegiatan reses anggota DPRD Kota Banjarmasin belum lama ini yang diperoleh dari laporan warga adalah di SDN Pekapuran Raya II, dan SDN Sungai Jingah IV, dimana jika hujan atau air pasang dalam, sekolah itu terendam hingga beberapa hari,’’ ujar Noorlatif yang akrab disapa Lala ini.
Menurutnya, DPRD Kota Banjarmasin terus berusaha mendorong peningkatan anggaran untuk pembiayaan perbaikan sekolah rusak. “Perhatian terhadap sarana dan prasarana pada pendidikan dasar ini disadari karena memang harus dijadikan skala prirotas untuk dilakukan perbaikan,’’ tandasnya.
Ditegaskan Noorlatifah, pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia sehingga dalam upaya menuju terciptanya peningkatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas, sarana serta prasana untuk mencerdaskan masa depan anak bangsa perlu mendapatkan perhatian serius dan konsisten.
Meski pada sisa lain, ia mengakui, hampir setiap tahun Dinas Pendidikan terus memprogramkan perbaikan SDN di kota ini, baik dananya bersumber dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun APBD.
Noorlatifah menyatakan rasa optimisnya, jika program perbaikan dan peningkatan sarana serta prasarana pendidikan, khususnya SDN diprogramkan secara konsisten oleh Pemko Banjarmasin, ia memprediksi dalam kurun waktu 10 tahun seluruh sekolah yang menuntut perhatian perbaikan tersebut dapat teratasi.
“Namun sayangnya persoalan permasalahan yang menyangkut pendidikan dengan dalih keterbatasan anggaran agaknya masih direspon berbeda dengan pertimbangan karena untuk membiayai program pembangunan lain juga sama-sama membutuhkan,’’ demikian Noorlatifah. (nid/K-5)