Tamiang Layang , KP – Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas menyambut baik dan mengapresiasi pembinaan teritorial terpadu yang dilaksanakan dengan tema komunikasi sosial dengan aparat Pemerintah Kabupaten Barito Timur dan keluarga besar TNI Komando Distrik Militer 1012 Buntok.
Menurut Ampera, komunikasi yang dialogis, saling memberikan masukan dan informasi, permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini, sehingga diperoleh kesamaan pandangan dalam memahami setiap permasalahan.
“Saling komunikasi adalah salah satu solusi terkait dengan kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang harus dijaga. Pengertian dan kebersamaan sehingga menimbulkan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi pada pertahanan negara.,” kata Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Selasa ( 5/11 )
Komandan Kodim 1012 Buntok Letkol Inf Tuwadi mengatakan, Pembinaan teritorial tidak hanya menjadi tugas satuan, tetapi merupakan jati diri yang melekat dan menjadi nafas setiap Prajurit TNI dimanapun ditugaskan. Dalam berinteraksi dengan seluruh komponen bangsa baik itu dengan aparat pemerintah, rakyat dan komponen Iainnya, maka Prajurit TNI diformat memiliki Iima kemampuan teritorial, yang salah satu diantaranya adalah kemampuan komunikasi sosial.
“Dengan berkomunikasi sosial setiap Prajurit TNI dituntut memiliki kemampuan yang baik dan fleksibel untuk bergaul dengan masyarakat sehingga apa yang menjadi tugas pokok dan keinginan yang terbaik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi pemahaman yang sama bagi seluruh komponen bangsa,” kata Tuwadi.
Pembangunan dapat dilaksanakan jika daerah dalam keadaan situasi keamanan yang kondusif, sehingga pemerintahan dan kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan baik.
“Kita tidak dihadapkan dengan situasi konflik bersenjata, walaupun pada beberapa daerah ada gerakan separatis yang secara terang-terangan membuka konflik bersenjata,” tambahnya.
Saat ini dihadapkan pada suatu ancaman non konflik senjata yang dapat mengancam keselamatan negara. Kondisi ini perlu disikapi dan diantisipasi secara tepat.
Pada beberapa diskusi disimpulkan bahwa ancaman nyata yang dihadapi negara kedepan adalah terorisme, radikalisme dan separatisme. Selain tiga ancaman tersebut dihadapkan pada ancaman Iainnya seperti bencana alam, wabah penyakit, serangan cyber dan berita hoax sampai dengan peredaran dan penyalahgunaa narkotika.
“Untuk menghadapi ancaman yang tidak berbentuk konflik bersenjata, diperlukan pemahaman dan kerjasama dari semua komponen yang ada. Kebersamaan dan kerjasama Pemerintah, TNI, Polri dan rakyat untuk menghadapi ancaman non konflik senjata tersebut sangat diperlukan,” kata Ampera. (Vna/k-8)