Palangka Raya.KP – Harga bergejolak (volatile foods) pendorong utama inflasi di Kalteng bulan Nopember 2019 mencapai 0,39 persen, papar KepalaBadan Pusat Statostik Kalteng Yomin Topri, Senin (2/12).
Dalam realese resmi BPJS dihadiri sejumlah pihak, dijelaskan dari dua kota yang menjadi sampel data dan perkembangan indek harga konsumen. Palangkan Raya inflasi capai 0,46 persen dan Sampit 0,26 persen. Sehingga saat digabung dua Kota itu, Kalteng terjadi inflasi 0,39 persen.
Inflasi di Palangka Raya indek harga konsumen didorong oleh kelompok makanan menybang 1,94 persen. Kelompok sandang 0,35 persen dan kesehatan 0,34 persen.
Demikian pula di Sampit, dipengaruhi bahan pangan 0,36, tembakau 0,39 persen, bidang kesehatan 0,20 persen. Laju inflasi tahun kalender 1,78 persen. Dan inflasi tahun ke tahun 3,02 persen.
Bahan pangan yang naik menjelang Hari Raya Natal dan Tahun baru terutama ayam ras, sebab paling banyak dicari warga, berikutnya ikan bakar.
Sedangkan biaya transport yang biasanya menyumbang inflasi kali ini justru bulan Nopember alami penurunan (deflasi), bersama beberapa jenis komoditas lainnya.
Meski demikian, kelompok makanan yang juga naik selain ayam ras, juga ikan nila naik menyumbang 0,0509 persen terjadi di Kota Palangka Raya dan untuk Kota Sampit, yang juga naik selain ayam ras bawang merah O,0938 persen.
Kalteng dari 9 Kota regional Kalimantan Kota Palangka Raya terjadi inflasi nomor dua tertinggi setelah Kota Tanjung yang mencapai 0,97 persen. Terendah Kota Pontianak -0,07 persen.
Pada kesempatan itu juga dijelaska perkembangan nilai tukar petani (NTP) naik tipis dari 97,35 bulan Oktober menjadi 97,70 pada bulan Nopember.(drt).