Iklan
Iklan
Iklan
KALTENGPalangka Raya

Nikah Muda Berdampak Stunting di Kalteng Tinggi

×

Nikah Muda Berdampak Stunting di Kalteng Tinggi

Sebarkan artikel ini

Palangka Raya, KP – Pernikahan dini yang belum memenuhi syarat usia perkawinan, dituding sebagai penyebab banyaknya indek pembangunan manusia (IPM) di Kalteng, khususnya stunting yang masih tinggi.

Hal itu mengemuka dalam kuliah umum Kepala BKKBN Pusat dr.Hasto Wardoyo kepada mahasiswa Akademi Kesehatan di Palangka Raya, Senin (9/12.

Android

Konsep penduduk dalam prmbangunan, jauh berbeda dengan masa lalu. Ia mencontohkan jumlah anak dalam satu keluarga saat ada listrik, dan saat tidak ada listrik beda.

Pada transpormasi tehnhogi, revolusi industri 3.0, 4.0, IOT, 5.0 manusia sebagai komponen utama pembangunan. Untuk itu kualitasnya perlu ditingkatkan, melalui pendidikan dan kesehatan.

“Pihaknya sebagai bagian stokholder kesehatan dan kualitas keluarga sangat peduli masalah, kematian ibu melahirkan, stunting maupun angka kematian bayi,”katanya.

Untuk itulah ia minta generasi muda Kalteng khususnya wanita menunda perkawinan. Dan usia memenuhi syarat usia 21 tahun.

“Kawin muda juga sangat beresiko kanker mulut rahim, kanker payudara, dan bayi prematur atau stunting bahkan penyebab tingginya kematian ibu melahirkan,”ucapnnya

Sekda Fahrizal Fitri sebelumnya menyatakan menyambut industri 4.0 dan 5.0, Kalteng terkendala masalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) karena stunting dan kemisminan masih tinggi.

Karena itu ada program dari Gubernur dengan istilah ” Ela Hindai Stunting” yang merupakan bagian visi-misi untuk mencapai Kalteng Berkah.

Pemerintah Daerah juga melibatkan semua pihak mengatasi stunting dan kemiskinan, termasuk memanfaatkan dana CSR perusahaan.

Angka prevalensi stunting di Kalteng mencapai angka 39,98, tertinggi di Kotawaringin Timur mencapai angka 48,6, berikutnya Bartim dan Gunung Mas, mirisnya Gunung Mas pemegang rekor angka tertinggi kasus pernikahan dini. (drt/k-8)

Iklan
Iklan